Perbankan Syariah Tahan Krisis Ekonomi
A
A
A
JAKARTA - Direktur Bisnis PT Bank Syariah Bukopin Aris Wahyudi mengatakan, kinerja perbankan syariah bisa tahan terhadap krisis ekonomi.
"Bukan kebal, tahan iya karena kita punya sistem jual putus, sehingga tidak berpengaruh terhadap fluktuasi margin, seperti bank konvensional," ujarnya kepada Sindonews di Jakarta, Rabu (26/8/2015).
Aris menjelaskan, produk pembiayaan yang ada seperti murabahah membuat masyarakat yang menggunakan memperoleh margin tetap dan tidak berubah seperti bank konvensional.
"Misalnya, beli Mercy Rp1 miliar plus margin jadi Rp1,15 miliar, angsur berapa tahun secara putus," jelas Aris.
Selain itu, menurutnya, masyarakat juga melakukan diversifikasi pinjaman saat situasi ekonomi sedang krisis ke perbankan syariah.
"Orang jeli, diversifikasi pinjaman konversi ke syariah. Margin lebih mahal, misalnya konvensional 12%, kita 15%, tapi tetap. Lihat waktu krisis 1998, bunga bisa mencapai 60%," jelasnya.
Adapun laba bersih perusahaan pada semester I tahun ini tercatat sebesar Rp11,10 miliar. Sementara target hingga akhir tahun naik 2-3 kali lipat dari tahun lalu.
"Target Rp19 miliar-Rp20 miliar, sekarang saja sudah Rp11,10 miliar. Perolehan laba bersih tahun lalu Rp9 miliar," pungkas Aris.
(Baca: Bukopin Syariah Batasi Pembiayaan Konsumen)
"Bukan kebal, tahan iya karena kita punya sistem jual putus, sehingga tidak berpengaruh terhadap fluktuasi margin, seperti bank konvensional," ujarnya kepada Sindonews di Jakarta, Rabu (26/8/2015).
Aris menjelaskan, produk pembiayaan yang ada seperti murabahah membuat masyarakat yang menggunakan memperoleh margin tetap dan tidak berubah seperti bank konvensional.
"Misalnya, beli Mercy Rp1 miliar plus margin jadi Rp1,15 miliar, angsur berapa tahun secara putus," jelas Aris.
Selain itu, menurutnya, masyarakat juga melakukan diversifikasi pinjaman saat situasi ekonomi sedang krisis ke perbankan syariah.
"Orang jeli, diversifikasi pinjaman konversi ke syariah. Margin lebih mahal, misalnya konvensional 12%, kita 15%, tapi tetap. Lihat waktu krisis 1998, bunga bisa mencapai 60%," jelasnya.
Adapun laba bersih perusahaan pada semester I tahun ini tercatat sebesar Rp11,10 miliar. Sementara target hingga akhir tahun naik 2-3 kali lipat dari tahun lalu.
"Target Rp19 miliar-Rp20 miliar, sekarang saja sudah Rp11,10 miliar. Perolehan laba bersih tahun lalu Rp9 miliar," pungkas Aris.
(Baca: Bukopin Syariah Batasi Pembiayaan Konsumen)
(rna)