Wisata Bahari Ditarget Datangkan 6 Juta Wisman

Jum'at, 28 Agustus 2015 - 08:48 WIB
Wisata Bahari Ditarget...
Wisata Bahari Ditarget Datangkan 6 Juta Wisman
A A A
NUSA DUA - Pemerintah menargetkan kontribusi wisata bahari pada 2019 meningkat dari 10% saat ini menjadi 30% atau setara 6 juta wisatawan mancanegara (wisman).

Salah satu potensi adalah pengembangan wisata bahari berkelanjutan di kawasan segitiga terumbu karang. Deputi Bidang Sumber Daya Manusia, Iptek dan Maritim, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman Safri Burhanuddin mengatakan, sebagai salah satu negara dengan lautan terluas di dunia, porsi wisata bahari di Indonesia baru 10%, di mana 15% di dalamnya adalah wisata bawah laut seperti selam.

Padahal, posisi Indonesia berada pada gugus segitiga terumbu karang (coral triangle ) yang otomatis memiliki daya tarik alam bawah laut yang memukau. ”Jumlah turis wisata bahari datanya memang meningkat dari tahun ke tahun. Tapi, jumlahnya tidak sebanding dengan potensinya,” ujarnya kepada media di sela-sela acara Forum Bisnis Regional Ke-4 Coral Triangle Initiative on Coral Reefs, Fisheries and Food Security (CTI-CFF) di Nusa Dua, Bali, kemarin.

Menurut Safri, selain infrastruktur minim, Indonesia juga kurang gencar dan agak telat dalam berpromosi. Contohnya, destinasi eksotis seperti Raja Ampat juga lebih banyak terpromosikan melalui mulut ke mulut para turis asing. Safri juga mengingatkan perlunya dukungan hukum seperti kemudahan bagi kapal wisata untuk masuk Indonesia. ”Pada 2016-2017 kapal-kapal wisata diperkirakan akan lebih banyak berlayar di kawasan Asia Pasifik. Ini potensi yang harus ditangkap,” tandasnya.

Dirjen Kelautan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Sudirman Saad mengatakan, untuk mendukung target pencapaian wisata bahari 30%, KKP akan mengoptimalkan pengelolaan kawasan konservasi agar bisa menjadi destinasi wisata yang terjaga keberlanjutannya. ”Kita juga melatih anakanak muda setempat untuk menjadi pemain di wisata bahari,” ucapnya.

Terumbu karang yang menjadi kekayaan laut Indonesia merupakan potensi wisata yang harus dijaga. Enam negara Segitiga Karang yaitu Indonesia, Malaysia, Papua Nugini, Filipina, Kepulauan Solomon, dan Timor Leste, merupakan pusat keragaman hayati laut dunia dengan lebih dari 2.000 jenis ikan karang dan 600 spesies karang hidup di kawasan ini. Pemanfaatannya secara ekonomi bisa mendatangkan kemakmuran bagi masyarakat, tapi harus dibarengi upaya menjaganya.

Data World Travel and Tourism Council menunjukkan, industri perjalanan dan pariwisata di kawasan Segitiga Karang memberikan dampak ekonomi signifikan. Pada tahun lalu industri ini berkontribusi sebesar USD58 miliar terhadap produk domestik bruto (PDB) di enam negara dan menyerap tenaga kerja lebih dari 5 juta orang. Dengan potensi ini, sejak 2009 keenam negara sepakat membentuk dan meresmikan Coral Triangle Initiative (CTI), di mana sekretariatnya akan berlokasi di Manado.

Direktur Eksekutif Sekretariat Regional CTI-CFF Widi Pratikno mengatakan, penyelenggaraan Regional Business Forum Ke-4, di samping sebagai ajang tukar pikiran, juga kesempatan bagi negara-negara anggota Segitiga Karang untuk memasarkan lokasi wisata mereka sebagai tujuan wisata dunia.

Transaksi bisnis dan investasi berpeluang terjadi, mengingat ajang ini dihadiri 30 investor dan 20 pembeli internasional. ”CTI-CFF ini jangan dilihat dari konservasi dan bisnis saja tapi stabilitas Asia Pasifik terutama peran Indonesia ke depan harus jadi motor yang bisa mengajak negara lain untuk berpartisipasi,” tandasnya.

Beberapa tokoh penting yang menghadiri forum ini di antaranya Menteri Pariwisata dan Budaya Malaysia Dato Seri Mohamed Nazri Abdul Aziz dan Menteri Budaya dan Pariwisata Kepulauan Solomon Bartholomew Parapolo.

Inda susanti
(ars)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7085 seconds (0.1#10.140)