Indonesia Tujuan Utama Investasi di ASEAN

Selasa, 01 September 2015 - 11:12 WIB
Indonesia Tujuan Utama...
Indonesia Tujuan Utama Investasi di ASEAN
A A A
JAKARTA - Di tengah melambatnya kondisi perekonomian global dan domestik, Indonesia dinilai masih menjadi negara tujuan utama bagi investor asing. Hal itu terlihat dari arus investasi langsung asing atau foreign direct investment (FDI) yang masuk ke Indonesia yang masih lebih besar dibanding negara-negara ASEAN lainnya.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani mengatakan, selama kurun waktu semester I/2015, arus FDI yang masuk ke Indonesia sebesar USD13,66 miliar. Jumlah tersebut setara dengan 31% dari total FDI yang masuk ke ASEAN yang mencapai USD44,06 miliar. ”Data ini memberikan gambaran bahwa di tengah kondisi ekonomi global yang melambat, Indonesia masih potensial sebagai negara tujuan investasi utama di ASEAN,” kata dia di kantornya kemarin.

Franky melanjutkan, di kawasan ASEAN porsi FDI yang masuk ke Indonesia selama paruh pertama tahun ini lebih besar dibanding Vietnam yang sebesar USD7,53 miliar (17%) dan Malaysia sebesar USD7,01 miliar (16%). Dia pun mencatat, nilai FDI Indonesia selama semester I/2015 tumbuh 61,3% dibandingkan semester II/2014.

Meskipun demikian, mantan Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) ini mengatakan, pemerintah mesti waspada terutama dengan Vietnam dalam hal menarik FDI ke dalam negeri. Franky mengakui, Vietnam merupakan saingan terberat Indonesia, terutama di sektor industri padat karya yang menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar.

Dia mengungkapkan, Pemerintah Vietnam sudah lama memperbaiki masalah regulasi perizinan dan ketenagakerjaan. Sementara, pemerintah Indonesia melakukan perbaikan perizinan melalui pembentukan pusat pelayanan terpadu satu pintu (PTSP) belum lama ini. ”Untuk masalah ketenagakerjaan, di sini (Indonesia) baru diberikan perhatian. Oleh karena itu ke depannya, pemerintah harus lebih memberikan kepastian di sektor padat karya ini,” imbuhnya.

Dari sumber asal investasi, Franky menyebut, China dan Jepang masih mendominasi arus FDI di kawasan ASEAN, masing-masing dengan porsi 17% dan 15%. Namun, para investor intra-ASEAN juga mulai menanamkan modalnya di kawasan. ”Ada tiga negara yang aktif berinvestasi di antara negara ASEAN, Malaysia, Singapura, dan Thailand,” ucapnya.

Dia mengatakan, secara umum, arus FDI global selama semester I/2015 terjadi penurunan sebesar 15,8% dibanding semester II/2014. Akan tetapi, kawasan Asia Pasifik menjadi satu-satunya kawasan yang mencatatkan pertumbuhan FDI secara positif mencapai USD137,3 miliar atau tumbuh 9,2%.

Deputi Bidang Pengendalian dan Pelaksanaan Penanaman Modal BKPM Azhar Lubis menambahkan, pihaknya saat ini gencar mempromosikan Indonesia sebagai negara tujuan investasi, terutama ke negaranegara Asia Timur. Salah satu negara yang disasar adalah Korea Selatan. Azhar mengatakan, dalam kunjungannya beberapa waktu lalu, sejumlah investor Korea Selatan menyatakan minat investasi di Indonesia hingga Rp80,24 triliun. Salah satu proyek yang menarik minat ialah program pemerintah membangun pembangkit listrik sebesar 35.000 megawatt.

RI Tujuan Investasi Kedua Taiwan


Sementara, Taiwan melirik Indonesia sebagai lokasi investasi potensial guna memenuhi kebutuhan pasar ASEAN. Deputi Menteri Hubungan Ekonomi Taiwan Shih-Chao Cho mengatakan, Taiwan sangat antusias dengan pasar Indonesia dan menilai Indonesia sebagai destinasi investasi potensial.

Menurutnya, hingga saat ini Indonesia masih menjadi negara tujuan investasi Taiwan terbesar kedua di ASEAN setelah Vietnam. ”Banyak perusahaan Taiwan mencari lokasi investasi, salah satunya di Indonesia,” ujar Cho di sela-sela acara ”2015 Taiwan Trade Meeting” di Hotel Pullman Jakarta kemarin. Cho meyakini, investasi Taiwan di Indonesia akan makin banyak.

Ia juga menampik bahwa ada pengalihan perpindahan investasi industri Taiwan dari Indonesia ke negara lain seperti Malaysia. KetuaUmumKamarDagang dan Industri Indonesia (Kadin) Suryo Bambang Sulisto mengatakan, Indonesiaharusterus memperbaiki iklim investasi supaya lebih banyak lagi perusahaan mancanegara termasuk dari Taiwan yang berinvestasi.

Suryo menyoroti rencana investasi Foxconn Technology Group di Indonesia yang pada akhirnya beralih ke Malaysia. ”Kita harus bertanya mengapa. Mungkin Malaysia memberikan hal-hal yang kita tidak bisa kasih. Pemerintah harus mawas diri melihat, kok kita bisa kehilangan peluang begitu besar. Padahal, itu industri strategis yang bisa menyerap banyak lapangan kerja dan devisa ekspor,” cetusnya.

Suryo meminta pemerintah lebih cerdik dan lihai serta tidak terpaku pada gaya lama dalam menarik investasi. ”Kita harus gelar karpet merah. Jangan sampai investor itu larinya ke negara lain. Indonesia harus sedikit progresif dan kreatif dalam mengukur atau menilai mana yang perlu diberikan fasilitas khusus,” tuturnya.

Kepala Bidang Investasi Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia di Taipei Mohamad Faizal mengatakan, investasi Taiwan di Indonesia cukup besar. Sepanjang semester I/2015 Indonesia menjadi tujuan investasi Taiwan nomor lima terbesar dengan nilai sekitar USD110 juta. Adapun di kawasan ASEAN, Indonesia nomor dua setelah Vietnam sebagai negara tujuan investasi.

Rahmat fiansyah/ inda susanti
(bbg)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.2078 seconds (0.1#10.140)