Harga Minyak Dunia Turun di Perdagangan Asia
A
A
A
SINGAPURA - Harga minyak mentah dunia menurun di perdagangan Asia pagi ini karena investor berhati-hati menjelang data tenaga kerja Amerika Serikat (AS), yang diperkirakan akan memengaruhi keputusan Federal Reserve (The Fed) terkait waktu kenaikan suku bunga.
Minyak berada pada kisaran sempit di perdagangan tipis, di tengah tutupnya pasar China untuk hari kedua karena memperingati akhir Perang Dunia II.
Minyak mentah Brent untuk pengiriman Oktober turun 21 sen ke USD50,47/barel, setelah mengakhiri sesi sebelumnya naik 18 sen. Minyak mentah AS untuk pengiriman Oktober turun 20 sen ke USD46,55/barel, setelah menguat 50 sen pada sesi sebelumnya.
Pembuat kebijakan AS cenderung menggunakan data tenaga kerja sebagai bagian dari penilaian mereka apakah akan menaikkan suku bunga tahun ini dalam pertemuan FOMC pada 16-17 September mendatang. Data tenaga kerja Agustus akan dirilis pada Jumat waktu setempat.
"Sementara menguatnya dolar AS (USD) menjadi ancaan bagi untuk pasar minyak," kata analis pasar di Sydney's OptionsXpress Le Brun, seperti dikutip dari Reuters, Jumat (4/9/2015).
Produsen minyak dan komoditas lainnya menggunakan USD dalam transaksinya, sehingga menguatnya USD membuatnya lebih mahal bagi pemegang mata uang lain. Investor juga mengawasi data rig minyak AS karena setiap penurunan jumlah rig bisa meningkatkan prospek harga minyak.
Minyak berada pada kisaran sempit di perdagangan tipis, di tengah tutupnya pasar China untuk hari kedua karena memperingati akhir Perang Dunia II.
Minyak mentah Brent untuk pengiriman Oktober turun 21 sen ke USD50,47/barel, setelah mengakhiri sesi sebelumnya naik 18 sen. Minyak mentah AS untuk pengiriman Oktober turun 20 sen ke USD46,55/barel, setelah menguat 50 sen pada sesi sebelumnya.
Pembuat kebijakan AS cenderung menggunakan data tenaga kerja sebagai bagian dari penilaian mereka apakah akan menaikkan suku bunga tahun ini dalam pertemuan FOMC pada 16-17 September mendatang. Data tenaga kerja Agustus akan dirilis pada Jumat waktu setempat.
"Sementara menguatnya dolar AS (USD) menjadi ancaan bagi untuk pasar minyak," kata analis pasar di Sydney's OptionsXpress Le Brun, seperti dikutip dari Reuters, Jumat (4/9/2015).
Produsen minyak dan komoditas lainnya menggunakan USD dalam transaksinya, sehingga menguatnya USD membuatnya lebih mahal bagi pemegang mata uang lain. Investor juga mengawasi data rig minyak AS karena setiap penurunan jumlah rig bisa meningkatkan prospek harga minyak.
(rna)