AIA Siap Investasi Jangka Panjang
A
A
A
JAKARTA - Kelompok perusahaan asuransi jiwa pan-Asia AIA Group Limited berkomitmen untuk berinvestasi di Indonesia dalam jangka waktu yang panjang.
Salah satu komitmen investasi itu dalam bentuk peresmian kantor barunya AIA Central yang berlokasi di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Jumat (11/9).
Group Chief Executive dan Presiden AIA Group Mark Tucker mengatakan, keberadaan kantor pusat yang disatukan dari lima kantor sebelumnya itu merupakan simbol dan komitmen investasi jangka panjang. ”Kami berinvestasi karena melihat prospek 10, 15, dan 20 tahun ke depan di Indonesia,” kata Tucker dalam keterangan tertulisnya kemarin. Dia menjelaskan, prospek itu terlihat pada masih rendahnya penetrasi asuransi di Indonesia, besarnya jumlah tabungan, kemudian tingginya arus urbanisasi serta meningkatnya, masyarakat kelas menengah.
Selain itu, hasil survei menyebutkan di Indonesia masih ada potential gap atau potensi kesenjangan antara apa yang diharapkan dengan jumlah yang baru mampu disediakan senilai USD1,1 triliun. ”AIA berkomitmen untuk berkontribusi dalam pembangunan ekonomi dan sosial di seluruh negara tempat kami beroperasi, termasuk di Indonesia,” jelasnya. Dengan kehadiran AIA Central, kata Tucker, pihaknya menargetkan jajaran manajemen anak perusahaannya di Indonesia, PT AIA Financial masuk dalam enam besar dari segi kontribusi pendapatan grup.
”Kami memublikasikan anak perusahaan kami yang masuk enam besar. Kami berharap AIA Finansial bisa masuk jajaran tiga besar dalam beberapa tahun ke depan. Apalagi, mereka memiliki jalur distribusi bancassurance terbaik yang menjadi rule model bagi AIA lainnya,” kata Tucker.
Sementara itu, Regional Chief Executive AIA Group Ng Keng Hooi mengatakan, selain komitmen investasi, AIA akan menciptakan sumber daya manusia Indonesia menjadi expertise atau ahli dalam bidang keuangan khususnya asuransi. ”Saya telah berbicara dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan mereka meminta kami untuk membantu menciptakan tenaga kerja Indonesia di AIA yang andal, sehingga bisa dipekerjakan tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di perusahaan AIA lainnya di luar negeri,” paparnya.
Kepala Eksekutif Pengawas Industri Keuangan Nonbank OJK yang juga anggota Dewan Komisioner OJK, Firdaus Djaelani, dalam sambutannya mengatakan bahwa data hingga Juni 2015 menyebutkan, penetrasi asuransi di Indonesia terhadap produk domestik bruto (PDB) masih kurang dari 5%, sehingga sangat ketinggalan dibanding dengan Malaysia dan Singapura.
”Ini sebetulnya peluang bagi industri untuk terus tumbuh. Sebab itu, OJK terus mendorong agar asuransi terus tumbuh termasuk meminta industri untuk masuk ke segmen mikro,” kata Firdaus. Presiden Direktur AIA FinansialBenNgdalamkesempatanitu mengatakan bahwa AIA Central yang dilengkapi dengan fasilitas premier training center diharapkan mampu menciptakan agen premier yang profesional serta konsultan bancassurance premier .
”Kami akan melatih tenaga pemasaran menjadi lebih profesional dengan kualitas terbaik ditambah dengan sales support center yang didedikasikan khusus bagi para tenaga pemasaran,” kata Ben Ng.
Hatim varabi
Salah satu komitmen investasi itu dalam bentuk peresmian kantor barunya AIA Central yang berlokasi di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Jumat (11/9).
Group Chief Executive dan Presiden AIA Group Mark Tucker mengatakan, keberadaan kantor pusat yang disatukan dari lima kantor sebelumnya itu merupakan simbol dan komitmen investasi jangka panjang. ”Kami berinvestasi karena melihat prospek 10, 15, dan 20 tahun ke depan di Indonesia,” kata Tucker dalam keterangan tertulisnya kemarin. Dia menjelaskan, prospek itu terlihat pada masih rendahnya penetrasi asuransi di Indonesia, besarnya jumlah tabungan, kemudian tingginya arus urbanisasi serta meningkatnya, masyarakat kelas menengah.
Selain itu, hasil survei menyebutkan di Indonesia masih ada potential gap atau potensi kesenjangan antara apa yang diharapkan dengan jumlah yang baru mampu disediakan senilai USD1,1 triliun. ”AIA berkomitmen untuk berkontribusi dalam pembangunan ekonomi dan sosial di seluruh negara tempat kami beroperasi, termasuk di Indonesia,” jelasnya. Dengan kehadiran AIA Central, kata Tucker, pihaknya menargetkan jajaran manajemen anak perusahaannya di Indonesia, PT AIA Financial masuk dalam enam besar dari segi kontribusi pendapatan grup.
”Kami memublikasikan anak perusahaan kami yang masuk enam besar. Kami berharap AIA Finansial bisa masuk jajaran tiga besar dalam beberapa tahun ke depan. Apalagi, mereka memiliki jalur distribusi bancassurance terbaik yang menjadi rule model bagi AIA lainnya,” kata Tucker.
Sementara itu, Regional Chief Executive AIA Group Ng Keng Hooi mengatakan, selain komitmen investasi, AIA akan menciptakan sumber daya manusia Indonesia menjadi expertise atau ahli dalam bidang keuangan khususnya asuransi. ”Saya telah berbicara dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan mereka meminta kami untuk membantu menciptakan tenaga kerja Indonesia di AIA yang andal, sehingga bisa dipekerjakan tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di perusahaan AIA lainnya di luar negeri,” paparnya.
Kepala Eksekutif Pengawas Industri Keuangan Nonbank OJK yang juga anggota Dewan Komisioner OJK, Firdaus Djaelani, dalam sambutannya mengatakan bahwa data hingga Juni 2015 menyebutkan, penetrasi asuransi di Indonesia terhadap produk domestik bruto (PDB) masih kurang dari 5%, sehingga sangat ketinggalan dibanding dengan Malaysia dan Singapura.
”Ini sebetulnya peluang bagi industri untuk terus tumbuh. Sebab itu, OJK terus mendorong agar asuransi terus tumbuh termasuk meminta industri untuk masuk ke segmen mikro,” kata Firdaus. Presiden Direktur AIA FinansialBenNgdalamkesempatanitu mengatakan bahwa AIA Central yang dilengkapi dengan fasilitas premier training center diharapkan mampu menciptakan agen premier yang profesional serta konsultan bancassurance premier .
”Kami akan melatih tenaga pemasaran menjadi lebih profesional dengan kualitas terbaik ditambah dengan sales support center yang didedikasikan khusus bagi para tenaga pemasaran,” kata Ben Ng.
Hatim varabi
(ars)