Jokowi Resmikan Pengeboran Perdana MRT
A
A
A
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan pengoperasian perdana mesin bor bawah tanah “Antareja” proyek Mass Rapid Transit (MRT) di lokasi transisi MRT, Patung Pemuda Senayan, Jakarta. Dalam sambutannya, Jokowi berharap proyek tersebut bisa selesai tepat waktu.
Dia menyatakan berkaitan dengan pembangunan infrastruktur, jangan ditunda-tunda. Sebab semakin ditunda, semakin mahal harganya.
"Contohnya MRT, 26 tahun tidak diputus-putuskan, kenapa? Selalu yang dihitung adalah untung dan rugi. Topiknya ya pasti enggak untung, sampai kapan pun dijelaskan dan kalkulasi apapun tidak akan pernah untung," ujar Jokowi, Senin (21/9/2015).
Semestinya, lanjut dia, yang dihitung adalah benefit untuk negara atau untuk kota. "Oleh sebab itu, saat saya jadi Gubernur, beberapa kali pertemuan, meeting saya putuskan untuk langsung dikerjakan. Kenapa seperti itu, dengan meeting berapa kalipun angkanya akan seperti itu terus, tidak akan berubah," terangnya.
Dia menegaskan, berapa pun gubernur berganti, angkanya tidak akan berubah. "Karena memang yang namanya transportasi massal itu pasti tidak akan mendatangkan keuntungan. Oleh sebab itu hitungannya hanya satu, subsidinya berapa. Ketemu subsidi sekian, kemudian uang subsidi dapat dari mana, dari ini. Ya, sudah saya putuskan," tandasnya.
Baca: Jokowi Sebut Pembangunan MRT Terlalu Ribet
Dia menyatakan berkaitan dengan pembangunan infrastruktur, jangan ditunda-tunda. Sebab semakin ditunda, semakin mahal harganya.
"Contohnya MRT, 26 tahun tidak diputus-putuskan, kenapa? Selalu yang dihitung adalah untung dan rugi. Topiknya ya pasti enggak untung, sampai kapan pun dijelaskan dan kalkulasi apapun tidak akan pernah untung," ujar Jokowi, Senin (21/9/2015).
Semestinya, lanjut dia, yang dihitung adalah benefit untuk negara atau untuk kota. "Oleh sebab itu, saat saya jadi Gubernur, beberapa kali pertemuan, meeting saya putuskan untuk langsung dikerjakan. Kenapa seperti itu, dengan meeting berapa kalipun angkanya akan seperti itu terus, tidak akan berubah," terangnya.
Dia menegaskan, berapa pun gubernur berganti, angkanya tidak akan berubah. "Karena memang yang namanya transportasi massal itu pasti tidak akan mendatangkan keuntungan. Oleh sebab itu hitungannya hanya satu, subsidinya berapa. Ketemu subsidi sekian, kemudian uang subsidi dapat dari mana, dari ini. Ya, sudah saya putuskan," tandasnya.
Baca: Jokowi Sebut Pembangunan MRT Terlalu Ribet
(dmd)