Beranda
Nasional
Internasional
Metro
Daerah
Lifestyle
Sports
Ekonomi Bisnis
Teknologi
Sains
Otomotif
Edukasi
Kalam
GenSINDO
Infografis
Video
Foto
Indeks
Gubernur BI Klaim Cadev Masih Baik meski Merosot
Gubernur BI Klaim Cadev Masih Baik meski Merosot
A
A
A
JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo mengklaim bahwa cadangan devisa (cadev) Indonesia saat ini masih dalam kondisi baik, kendati pada periode September posisinya kembali merosot menjadi USD103 miliar atau sekitar Rp1.491 triliun (kurs Rp14.480/USD).
Dia mengatakan, menurunnya angka cadev Indonesia saat ini lebih dipengaruhi oleh faktor eksternal lantaran kondisi perekonomian global yang tidak menentu.
"Cadev kita dalam keadaan baik. Kemarin di akhir Agustus sekitar USD105 miliar. Jadi secara umum dinamika yang ada kita hadapi, lebih banyak faktor ekstern yang ada dan tentu perlu ada pilihan lebih baik," katanya di Kantor Wapres, Jakarta, Selasa (22/9/2015).
Menurutnya, saat ini kondisi perekonomian dunia memang tengah tertekan. Hal ini terlihat dari volume perdagangan dunia yang terkoreksi, serta harga komoditi dunia yang juga terus merosot. Kondisi ini tentu memengaruhi posisi cadev di Indonesia.
"Kondisi dunia memang tengah tertekan. Volume perdagangan dunia ada penyesuaian, harga komoditi ada penyesuaian, jadi kita membicarakan tentang bagaimana untuk Indonesia bisa terus meningkatkan ekspor," imbuh dia.
Bahkan, lanjut Agus, Indonesia pernah mengalami kondisi di mana cadangan devisanya berada di posisi di bawah USD100 miliar. Sehingga, penurunan cadev yang terjadi sekarang ini masih bisa dipahami.
"Jadi secara umum kita punya kebijakan menjaga stabilitas daripada nilai tukar, kita mempunyai stance di moneter yang juga memperkenankan nilai tukar untuk cukup fleksibel untuk mencerminkan fundamentalnya. Tetapi juga untuk menjaga agar volatilitas itu selalu dapat terjaga itu kita lakukan," jelasnya.
Untuk diketahui, hari ini Wakil Presiden RI Jusuf Kalla (JK) memanggi Gubernur BI Agus Martowardojo, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro, dan Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D Hadad untuk membicarakan mengenai devisa Indonesia.
Baca Juga:
Cadev Turun, JK Instruksikan BI Genjot Ekspor
Cadangan Devisa RI Turun Jadi Rp1.491 Triliun
Dia mengatakan, menurunnya angka cadev Indonesia saat ini lebih dipengaruhi oleh faktor eksternal lantaran kondisi perekonomian global yang tidak menentu.
"Cadev kita dalam keadaan baik. Kemarin di akhir Agustus sekitar USD105 miliar. Jadi secara umum dinamika yang ada kita hadapi, lebih banyak faktor ekstern yang ada dan tentu perlu ada pilihan lebih baik," katanya di Kantor Wapres, Jakarta, Selasa (22/9/2015).
Menurutnya, saat ini kondisi perekonomian dunia memang tengah tertekan. Hal ini terlihat dari volume perdagangan dunia yang terkoreksi, serta harga komoditi dunia yang juga terus merosot. Kondisi ini tentu memengaruhi posisi cadev di Indonesia.
"Kondisi dunia memang tengah tertekan. Volume perdagangan dunia ada penyesuaian, harga komoditi ada penyesuaian, jadi kita membicarakan tentang bagaimana untuk Indonesia bisa terus meningkatkan ekspor," imbuh dia.
Bahkan, lanjut Agus, Indonesia pernah mengalami kondisi di mana cadangan devisanya berada di posisi di bawah USD100 miliar. Sehingga, penurunan cadev yang terjadi sekarang ini masih bisa dipahami.
"Jadi secara umum kita punya kebijakan menjaga stabilitas daripada nilai tukar, kita mempunyai stance di moneter yang juga memperkenankan nilai tukar untuk cukup fleksibel untuk mencerminkan fundamentalnya. Tetapi juga untuk menjaga agar volatilitas itu selalu dapat terjaga itu kita lakukan," jelasnya.
Untuk diketahui, hari ini Wakil Presiden RI Jusuf Kalla (JK) memanggi Gubernur BI Agus Martowardojo, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro, dan Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D Hadad untuk membicarakan mengenai devisa Indonesia.
Baca Juga:
Cadev Turun, JK Instruksikan BI Genjot Ekspor
Cadangan Devisa RI Turun Jadi Rp1.491 Triliun
(izz)
Explore More