Bos BEI Nilai BI Rate Ketinggian
A
A
A
JAKARTA - Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Tito Sulistio menilai, suku bunga Bank Indonesia (BI rate) saat ini masih ketinggian.
"Sekarang 7,5% BI rate ketinggian, bisa turun 50 basis poin. Jarak BI rate jangan lebih dari 2% dengan inflasi," ujarnya di Jakarta, Senin (28/9/2015).
Pasalnya, menurut dia, angka inflasi sampai akhir tahun diperkirakan berada di 5%, sehingga jika BI rate masih tetap 7,5% dinilai masih tinggi.
"Sementara inflasi saat ini 2,9%-3%, inflasi besar full year yang diperkirakan 5%," jelas Tito.
Dia menambahkan, penyesuaian BI rate menjadi salah satu hal yang bisa mendorong kinerja emiten pada bulan depan.
Menurutnya, ada lima hal yang bisa membuat kinerja emiten untung. Pertama, belanja pemerintah (spending government) bisa segera terserap. Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menargetkan angka penyerapan 94% hingga akhir tahun.
Kedua, pelaksanaan pemilihan kepala daerah (pilkada) dijaga dengan baik karena ada dana yang bergulir sebesar Rp250 triliun.
"Ketiga, jarak BI rate dan prediksi inflasi jangan lebih dari 2%. Keempat, tax amnesty, semoga ini jalan. Kelima, September ini, 75% emiten catatkan keuntungan," pungkasnya.
"Sekarang 7,5% BI rate ketinggian, bisa turun 50 basis poin. Jarak BI rate jangan lebih dari 2% dengan inflasi," ujarnya di Jakarta, Senin (28/9/2015).
Pasalnya, menurut dia, angka inflasi sampai akhir tahun diperkirakan berada di 5%, sehingga jika BI rate masih tetap 7,5% dinilai masih tinggi.
"Sementara inflasi saat ini 2,9%-3%, inflasi besar full year yang diperkirakan 5%," jelas Tito.
Dia menambahkan, penyesuaian BI rate menjadi salah satu hal yang bisa mendorong kinerja emiten pada bulan depan.
Menurutnya, ada lima hal yang bisa membuat kinerja emiten untung. Pertama, belanja pemerintah (spending government) bisa segera terserap. Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menargetkan angka penyerapan 94% hingga akhir tahun.
Kedua, pelaksanaan pemilihan kepala daerah (pilkada) dijaga dengan baik karena ada dana yang bergulir sebesar Rp250 triliun.
"Ketiga, jarak BI rate dan prediksi inflasi jangan lebih dari 2%. Keempat, tax amnesty, semoga ini jalan. Kelima, September ini, 75% emiten catatkan keuntungan," pungkasnya.
(rna)