Impor China Jatuh 20,4% pada September

Selasa, 13 Oktober 2015 - 11:28 WIB
Impor China Jatuh 20,4% pada September
Impor China Jatuh 20,4% pada September
A A A
BEIJING - Ekspor China tergelincir 3,7% pada September dari tahun sebelumnya, sedangkan impor jatuh 20,4%, menghasilkan surplus perdagangan sebesar USD60,34 miliar.

Ekonom yang disurvei oleh Reuters telah memperkirakan ekspor China bakal turun 6,3% setelah koreksi sebesar 5,5% pada Agustus, dan impor anjlok 15%, menyusul penurunan bulan sebelumnya sebesar 13,8%.

Bersamaan dengan rilis data, juru bicara Departemen Bea Cukai China memperingatkan bahwa perekonomian terbesar kedua di dunia tersebut menghadapi tekanan yang relatif besar. Namun, mereka mencatat bahwa gambaran perdagangan China akan meningkatkan pada kuartal IV karena melemahnya yuan bisa mendorong daya saing ekspor.

Ekspor telah tersakiti oleh melemahnya permintaan eksternal, sedangkan impor lesu mencerminkan turunnya harga komoditas, diperparah oleh memburuknya permintaan domestik.

Ekonom mengatakan, kinerja perdagangan yang buruk pada bulan terakhir kuartal III tahun ini memperkuat perlambatan pada periode Juli-September. China akan merilis data produk domestik (PDB) kuartal III pada 19 Oktober mendatang. Pertumbuhan ekonomi China diperkirakan akan tergelincir di bawah 7%, turun kuartal I dan II tahun ini sebesar 7%.

Data perdagangan pada Selasa memberi sentimen negatif tehadap indikator ekonomi utama yang dirilis pekan ini. Indeks harga konsumen dan produsen akan dirilis pada Rabu, sementara jumlah uang beredar juga dijadwalkan dipublikasi pekan ini.

Penurunan ekonomi China telah memberi imbas di Asia dalam beberapa bulan terakhir. Taiwan dan Korea Selatan, yang menjadikan China sebagai pelanggan utama mereka telah mencatat pengiriman jatuh masing-masing sebesar 14,6% dan 8,3% pada September tahun ini.

Menteri Keuangan Korea Selatan Choi Kyung Hwan mengatakan kepada CNBC mengatakan bahwa ekonomi terbesar keempat di Asia itu lebih rentan terhadap perlambatan di China daripada kenaikan suku bunga Amerika Serikat (AS).

"Seandainya China tidak melambat, karena seperempat dari ekspor Korea untuk pasar Cina, itu akan menjadi tak terelakkan bahwa perekonomian kita akan terkena dampak," katanya, seperti dikutip dari CNBC, Selasa (13/10/2015).

Bulan lalu, Gubernur Federal Reserve Janet Yellen mengatakan, perlambatan China sebagai pertimbangan dalam keputusan untuk menunda menaikkan suku bunga AS.
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7205 seconds (0.1#10.140)