PTPN X Kembangkan Pabrik Plastik Rp23 Miliar

Senin, 26 Oktober 2015 - 16:56 WIB
PTPN X Kembangkan Pabrik...
PTPN X Kembangkan Pabrik Plastik Rp23 Miliar
A A A
SURABAYA - PT Perkebunan Nusantara X (PTPN X) tahun ini mengembangkan pabrik baru dengan investasi sebesar Rp23 miliar melalui anak usahanya PT Dasaplast Nusantara.

Lokasi pabrik di wilayah Tulangan, Sidoarjo, di area Pabrik Gula Toelangan. Dana yang disiapkan Rp23
miliar terdiri dari investasi mesin sebesar Rp16,3 miliar dan modal kerja sebesar Rp7 miliar.

Pabrik yang akan dibangun ini condong ke plastik, untuk itu PTPN akan membeli beberapa mesin, seperti high speed auto rotogravure printing, dry laminating, center winding slitter/rewinder, dan bag making.

"Dengan permesinan itu, kami bisa memproduksi kemasan hingga hampir 54 juta meter dalam setahun. Kami berharap tahun depan pabrik anyar itu sudah bisa beroperasi," kata Direktur PT Dasaplast Nusantara,
Murdwijanto, Senin (26/10/2015).

Menurutnya, dengan adanya pengembangan pabrik, pihaknya mengincar keuntungan sebesar Rp104 miliar. Keuntungan ini bisa diprediksi karena, selama ini bisnis plastik yang dimiliki PTPN tumbuh 15,6%.

Bahkan hingga Agustus, penjualan produk Dasaplast mencapai Rp56,3 miliar yang terdiri atas penjualan
ekspor Rp18,15 miliar dan lokal Rp38,13 miliar.

"Tahun ini saya yakin pendapatan bisa mencapai Rp104 milir. Untuk tahun depan, pendapatan yang kami incar sebesar Rp126 miliar," ujarnya.

Murdwijanto menuturkan, Dasaplast adalah anak usaha PTPN X yang bergerak di bisnis kemasan. Pabrik ini memiliki pabrik kemasan di Jepara, Jawa Tengah yakni plastik polypropylene (PP) woven bag dan inner bag (karung berbagai komoditas), seperti gula, tepung, garam, pasir, pupuk, dan makanan ternak.

Selain itu, ada produk kantung leno mesh yang digunakan untuk mengemas hasil-hasil pertanian. Ada pula produk waring agronet untuk melindungi budidaya tembakau.

"Kualitas karung kami sudah dipercaya pasar. Ada standarisasinya. Misalnya kami lakukan drop test dari ketinggian tujuh meter, dan hasilnya produk yang dikemas kami tidak pecah," ungkap dia.

Produk kemasan Dasaplast telah dilengkapi dengan teknologi anti-slip yang dapat membuat kemasan mampu menahan bagian atas dan mengurangi risiko tergelincir. Hingga Agustus 2015, Dasaplast telah memproduksi 21,77 juta lembar karung, 8,37 juta lembar inner, dan 3,14 juta meter persegi waring.

Dari sisi berat, semua produk itu mencapai 2.063 kg di mana 750,3 kg di antaranya ditujukan untuk pasar ekspor. Ekspor utama Dasaplast adalah produk karung dan warring. Untuk karung, 55% hasil produksi untuk pasar ekspor.

"Sasaran ekspor kita adalah Jepang, Amerika Serikat, Italia, Lithuania, dan Pakistan. Di Jepang, selain untuk kemasan produk pertanian, produk kami dipakai untuk produk yang membantu penanggulangan bencana alam," terangnya.

Untuk pasar dalam negeri, produk Dasaplast dipakai sejumlah BUMN dan perusahaan swasta. Saat ini, Dasaplast siap membangun pabrik kemasan fleksibel (flexible packaging) yang memproduksi berbagai kemasan produk makanan dan consumer goods. Pasar di segmen itu dinilai masih sangat besar dan terbuka.

"Industri makanan dan minuman adalah industri yang tak ada matinya. Pasar itu yang kami bidik. Ada kemasan kacang, kecap, teh, minuman bersoda, minyak goreng, dan sebagainya. Marjin produk kemasan fleksibel ini juga lebih bagus," ujar dia.

Sekretaris Perusahaan PTPN X Adi Santoso mengatakan, rencana pengembangan bisnis baru berupa kemasan fleksibel Dasaplast telah dibahas bersama oleh direksi pada rapat rutin mingguan pekan lalu. "Pasar untuk produk kemasan fleksibel sangat luas, terutama untuk segmen makanan dan minuman," katanya.

Terkait jumlah tenaga kerja yang akan diserap, karena berbasis teknologi, bisnis baru tersebut bukan bersifat padat karya. Dengan memanfaatkan kompleks di PG Toelangan, berarti perusahaan melakukan optimalisasi aset.

PG Toelangan di Sidoarjo dipilih karena berdekatan dengan pasar produk pabrik itu, yaitu produsen makanan dan minuman yang banyak berada di Surabaya, Sidoarjo, Malang, Gresik, Mojokerto, dan Jombang.

"Perencanaan pengembangan bisnis baru bagi anak perusahaan segera dimatangkan, prinsipnya induk usaha mendorong penuh rencana ekspansi. Demikian pula anak usaha lain seperti produsen hortikultura edamame PT Mitratani Dua Tujuh dan penyedia jasa layanan kesehatan PT Nusantara Medika Utama yang baru saja mengakuisisi rumah sakit di Blitar," tandas Adi.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0466 seconds (0.1#10.140)