Pendapatan Telkom Tembus Rp75,7 Triliun
A
A
A
JAKARTA - PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) membukukan pertumbuhan pendapatan sebesar 15% dalam 9 bulan pada 2015, dibandingkan periode yang sama tahun lalu, menjadi Rp75,7 triliun. Hal ini laporkan perseroan dalam Public Expose Telkom di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (9/11/2015)
Perolehan ini didukung bisnis seluler dari Telkomsel yang mengalami triple double-digit growth. Di samping itu, pendapatan data, internet dan IT meningkat tajam 34,7% YoY, serta percepatan pembangunan infrastruktur jaringan mendongkrak performansi mobile business dan broadband infrastruktur.
“Di posisi Triwulan III/2015 ini Telkom juga membukukan laba bersih sebesar Rp11,5 triliun atau tumbuh 2,5% dari periode yang sama tahun lalu Rp11,2 triliun serta EBITDA Rp37 triliun atau tumbuh 11,4% dari tahun lalu,” ujar Direktur Keuangan Telkom Heri Sunaryadi dalam siaran persnya kepada Sindonews.
Atas perolehan ini, Direktur Keuangan Heri Sunaryadi mengucapkan terima kasih kepada seluruh jajaran TelkomGroup yang telah mewujudkan hal ini. Namun demikian, diakuinya tantangan ke depan masih berat yang masih membutuhkan kerja keras untuk terus memberikan yang terbaik bagi perusahaan. “Performansi TelkomGroup harus terus ditingkatkan sejalan dengan perkembangan bisnis dann memenuhi permintaan stakeholder yang juga terus meningkat,” tambah Heri.
Lebih lanjut diungkapkan Heri, Triwulan III-2015 merupakan momentum yang baik bagi Telkomsel selaku entitas anak usaha Telkom dengan tetap mencatat triple double-digit growth. Yaitu mencatat pertumbuhan pendapatan, EBITDA dan Laba Bersih masing-masing sebesar 14,9%, 16,5% dan 19,5%. Telkomsel membukukan pendapatan sebesar Rp 55,6 triliun dengan pendapatan Digital Business tumbuh 41,6% dan berhasil mencetak laba bersih senilai Rp 16,5 triliun.
Sementara itu, Telkomsel juga telah membangun sebanyak 14.962 Base Tranceiver Station (BTS) baru, dimana sebanyak 1.192 merupakan BTS 4G. Telkomsel merupakan operator pertama yang meluncurkan layanan 4G LTE secara komersial di Indonesia. Hingga Oktober 2015, 4G LTE Telkomsel telah hadir di 8 kota di Indonesia meliputi Jakarta, Bali, Bandung, Surabaya, Medan, Makassar, Lombok dan Manado.
“Semakin membaiknya kinerja keuangan Telkomsel tersebut sejalan dengan peningkatan jumlah pelanggan seluler yang mencapai 148,6 juta atau tumbuh 6,6% dari periode yang sama tahun lalu. Sementara jumlah pelanggan broadband juga mengalami peningkatan, dimana pelanggan Telkomsel Flash tumbuh 92,2% menjadi 37,9 juta dan pelanggan fixed broadband tumbuh 13% menjadi 3,73 juta,” jelasnya.
Selama kuartal III tahun 2015, Telkom mengalami peningkatan beban perusahaan sebesar 17,9 % dari Rp 43,8 triliun pada tahun lalu menjadi Rp 51,7 triliun. Beban operasional dan pemeliharaan menjadi kontributor utama kenaikan beban Perseroan, yang meningkat sebesar 27% dari periode tahun lalu menjadi Rp 21,295 triliun.
Hal tersebut sejalan dengan percepatan pembangunan infrastruktur jaringan untuk mendukung performansi mobile business dan broadband dan perluasan layanan IndiHome. Saat ini Telkom tengah menyelesaikan pembangunan infrastruktur Indonesia Digital Network (IDN) melalui pembangunan jaringan tulang punggung pita lebar Sulawesi Maluku Papua Cable System (SMPCS) untuk mendukung pemerataan informasi dan komunikasi dari Aceh hingga Papua.
Selain beban operasional dan pemeliharaan, beban pegawai (personnel) juga meningkat secara signifikan sebesar 24,5% menjadi Rp 9,2 triliun, sebagai dampak adanya Program Pensiun Dini (Early Retirement Program). Bila Program Pensiun Dini tidak diperhitungkan dalam beban perusahaan, maka EBITDA dapat tumbuh mencapai 13,5% dengan laba bersih perusahaan tumbuh mencapai 7,4%.
Perolehan ini didukung bisnis seluler dari Telkomsel yang mengalami triple double-digit growth. Di samping itu, pendapatan data, internet dan IT meningkat tajam 34,7% YoY, serta percepatan pembangunan infrastruktur jaringan mendongkrak performansi mobile business dan broadband infrastruktur.
“Di posisi Triwulan III/2015 ini Telkom juga membukukan laba bersih sebesar Rp11,5 triliun atau tumbuh 2,5% dari periode yang sama tahun lalu Rp11,2 triliun serta EBITDA Rp37 triliun atau tumbuh 11,4% dari tahun lalu,” ujar Direktur Keuangan Telkom Heri Sunaryadi dalam siaran persnya kepada Sindonews.
Atas perolehan ini, Direktur Keuangan Heri Sunaryadi mengucapkan terima kasih kepada seluruh jajaran TelkomGroup yang telah mewujudkan hal ini. Namun demikian, diakuinya tantangan ke depan masih berat yang masih membutuhkan kerja keras untuk terus memberikan yang terbaik bagi perusahaan. “Performansi TelkomGroup harus terus ditingkatkan sejalan dengan perkembangan bisnis dann memenuhi permintaan stakeholder yang juga terus meningkat,” tambah Heri.
Lebih lanjut diungkapkan Heri, Triwulan III-2015 merupakan momentum yang baik bagi Telkomsel selaku entitas anak usaha Telkom dengan tetap mencatat triple double-digit growth. Yaitu mencatat pertumbuhan pendapatan, EBITDA dan Laba Bersih masing-masing sebesar 14,9%, 16,5% dan 19,5%. Telkomsel membukukan pendapatan sebesar Rp 55,6 triliun dengan pendapatan Digital Business tumbuh 41,6% dan berhasil mencetak laba bersih senilai Rp 16,5 triliun.
Sementara itu, Telkomsel juga telah membangun sebanyak 14.962 Base Tranceiver Station (BTS) baru, dimana sebanyak 1.192 merupakan BTS 4G. Telkomsel merupakan operator pertama yang meluncurkan layanan 4G LTE secara komersial di Indonesia. Hingga Oktober 2015, 4G LTE Telkomsel telah hadir di 8 kota di Indonesia meliputi Jakarta, Bali, Bandung, Surabaya, Medan, Makassar, Lombok dan Manado.
“Semakin membaiknya kinerja keuangan Telkomsel tersebut sejalan dengan peningkatan jumlah pelanggan seluler yang mencapai 148,6 juta atau tumbuh 6,6% dari periode yang sama tahun lalu. Sementara jumlah pelanggan broadband juga mengalami peningkatan, dimana pelanggan Telkomsel Flash tumbuh 92,2% menjadi 37,9 juta dan pelanggan fixed broadband tumbuh 13% menjadi 3,73 juta,” jelasnya.
Selama kuartal III tahun 2015, Telkom mengalami peningkatan beban perusahaan sebesar 17,9 % dari Rp 43,8 triliun pada tahun lalu menjadi Rp 51,7 triliun. Beban operasional dan pemeliharaan menjadi kontributor utama kenaikan beban Perseroan, yang meningkat sebesar 27% dari periode tahun lalu menjadi Rp 21,295 triliun.
Hal tersebut sejalan dengan percepatan pembangunan infrastruktur jaringan untuk mendukung performansi mobile business dan broadband dan perluasan layanan IndiHome. Saat ini Telkom tengah menyelesaikan pembangunan infrastruktur Indonesia Digital Network (IDN) melalui pembangunan jaringan tulang punggung pita lebar Sulawesi Maluku Papua Cable System (SMPCS) untuk mendukung pemerataan informasi dan komunikasi dari Aceh hingga Papua.
Selain beban operasional dan pemeliharaan, beban pegawai (personnel) juga meningkat secara signifikan sebesar 24,5% menjadi Rp 9,2 triliun, sebagai dampak adanya Program Pensiun Dini (Early Retirement Program). Bila Program Pensiun Dini tidak diperhitungkan dalam beban perusahaan, maka EBITDA dapat tumbuh mencapai 13,5% dengan laba bersih perusahaan tumbuh mencapai 7,4%.
(dmd)