Harga Minyak AS Merosot karena Stok Berlimpah
A
A
A
SINGAPURA - Harga minyak mentah Amerika Serikat (AS) merosot untuk sesi ketiga berturut-turut pada hari ini menuju level terendah dalam lebih dari dua bulan karena makin berlimpahnya stok minyak, yang memicu penurunan harga sebesar 10% sejak awal November.
Patokan minyak mentah berjangka AS tersebut berada di USD41,47/barel, turun 28 sen dari hari kemarin, ketika harga jatuh 45, di tengah menguatnya saham AS. Kontrak minyak diperdagangkan pada level terendah sejak 27 Agustus tahun ini. Sedangkan minyak mentah berjangka Brent berada di USD44 per barel, turun 6 sen.
"Harga minyak mentah turun ke level terendah dalam lebih dari dua bulan setelah stok minyak AS naik untuk minggu ketujuh," tulis ANZ Bank, seperti dilansir dari Reuters, Jumat (13/11/2015).
Itu mengacu data resmi AS yang menunjukkan persediaan minyak mentah naik 4,2 juta barel pada pekan lalu terhadap ekspektasi kenaikan sebanyak 1,3 juta barel.
ANZ menambahkan bahwa tidak mungkin harga minyak akan rebound tinggi pada tahun ini di tengah menguatnya USD dan kekhawatiran terhadap pertumbuhan ekonomi di negara berkembang.
Pasar minyak telah mengalami kelebihan pasokan. Analis memperkirakan, sekitar 0,7 dan 2,5 juta barel minyak yang diproduksi sehari-hari tanpa pembeli, dan yang telah mengakibatkan harga jatuh hampir dua pertiga sejak Juni 2014.
Patokan minyak mentah berjangka AS tersebut berada di USD41,47/barel, turun 28 sen dari hari kemarin, ketika harga jatuh 45, di tengah menguatnya saham AS. Kontrak minyak diperdagangkan pada level terendah sejak 27 Agustus tahun ini. Sedangkan minyak mentah berjangka Brent berada di USD44 per barel, turun 6 sen.
"Harga minyak mentah turun ke level terendah dalam lebih dari dua bulan setelah stok minyak AS naik untuk minggu ketujuh," tulis ANZ Bank, seperti dilansir dari Reuters, Jumat (13/11/2015).
Itu mengacu data resmi AS yang menunjukkan persediaan minyak mentah naik 4,2 juta barel pada pekan lalu terhadap ekspektasi kenaikan sebanyak 1,3 juta barel.
ANZ menambahkan bahwa tidak mungkin harga minyak akan rebound tinggi pada tahun ini di tengah menguatnya USD dan kekhawatiran terhadap pertumbuhan ekonomi di negara berkembang.
Pasar minyak telah mengalami kelebihan pasokan. Analis memperkirakan, sekitar 0,7 dan 2,5 juta barel minyak yang diproduksi sehari-hari tanpa pembeli, dan yang telah mengakibatkan harga jatuh hampir dua pertiga sejak Juni 2014.
(rna)