Buruh Mogok, Pengusaha Rugi Rp500 Miliar

Sabtu, 28 November 2015 - 11:42 WIB
Buruh Mogok, Pengusaha...
Buruh Mogok, Pengusaha Rugi Rp500 Miliar
A A A
JAKARTA - Wakil Ketua Umum Kadin DKI Jakarta Sarman Simanjorang mengatakan, para pengusaha sangat menyayangkan aksi mogok yang dilakukan kalangan buruh, hal ini semakin menunjukkan bahwa produktivitas pekerja semakin tidak kompetitif.

Menurutnya, pabrik adalah ladang buruh tempat mencari penghidupan. Jika buruh diajak mogok, maka produksi dan pendapatan perusahan menurun.

Paradigma berpikir para pengurus serikat pekerja sudah harus berubah, untuk menyikapi kebijakan yang dianggap tidak menguntungkan buruh tidak dengan mogok atau demo tapi ke depankan dialog atau jalur hukum. Hal itu lebih elegan dan tidak merugikan pelaku usaha.

Aksi mogok yang dilakukan buruh di kawasan JIEP Pulagadung, KBN Cakung dan Marunda, di kawasan Indo Taise, JIEP di daerah Karawang serta kawasan lainnya membuat pengusaha menanggung kerugian yang sangat besar.

Contohnya, salah satu pabrik di KBN Cakung bisa memproduksi sekitar 70 ribu peaces, jika harga setiap peaces USD5 saja maka kerugian yang ditangguh perusahaan bisa mencapai Rp4,5 miliar. Sementara, di kawasan Karawang produksi menurun 20% karena harus merelakan buruhnya sekitar 50-100 orang ikut aksi mogok untuk menghindari sweeping.

Selain itu, ada juga pabrik yang tutup tidak berproduksi dan akan digantikan dengan hari libur sabtu dan minggu. Diperkirakan setiap pabrik bisa mengalami kerugian sekitar Rp3 miliar sampai Rp5 miliar setiap hari.

"Walaupun kita belum mendapatkan angka yang pasti tapi kerugian dunia usaha kita perkirakan mencapai Rp500 miliar akibar aksi mogok ini," kata dia dalam rilisnya, Sabtu (28/11/2015).

Dia menerangkan, ASEAN Economic Community (AEC) tinggal menghitung hari, seharusnya para pengurus SP sudah berpikir ke depan bagaimana agar kompetensi, produktivitas dan daya saing pekerja semakin meningkat dan siap berkompetisi dengan tenaga kerja dari sembilan negara ASEAN lainnya yang akan masuk ke Indonesia.

"Kita sangat khawatir kalau serikat pekerja kita masih dengan cara demo untuk memperjuangkan aspirasinya akan kalah bersaing dengan pekerja dari negara tetangga dan pekerja kita akan menjadi penonton di negeri sendiri," kata Sarman.

Pekerja dari Filiphina, Thailand, Kamboja, Myanmar, dan lainnya, lanjut dia, akan masuk ke Indonesia dengan kompetensi yang sudah lebih baik. Hal ini yang seharusnya diantisipasi supaya Indonesia menjadi tuan rumah di negeri sendiri.
(izz)
Berita Terkait
Ribuan Buruh Bakal Geruduk...
Ribuan Buruh Bakal Geruduk Istana Besok, Ini 3 Tuntutan Utama
Ribuan Buruh Dijadwalkan...
Ribuan Buruh Dijadwalkan Gelar Aksi di Patung Kuda Monas Hari Ini
Ribuan Buruh Lakukan...
Ribuan Buruh Lakukan Demo Menolak Tapera di Istana
KSPSI DIY Tuntut Menaker...
KSPSI DIY Tuntut Menaker Cabut SE Penetapan UM 2021
Buruh Ancam Gelar Aksi...
Buruh Ancam Gelar Aksi Nasional jika Program Tapera Tak Dibatalkan
Gelar Aksi, Buruh di...
Gelar Aksi, Buruh di Majalengka Minta UMK 2022 Berdasarkan KHL
Berita Terkini
Kejar Pertumbuhan Ekonomi...
Kejar Pertumbuhan Ekonomi 8% Butuh Konektivitas Andal
1 jam yang lalu
Dampak Perang Dagang,...
Dampak Perang Dagang, DPR Dorong Impor Gas Penuhi Kebutuhan Industri
3 jam yang lalu
3 Fakta Menarik Singapore...
3 Fakta Menarik Singapore Airlines, Beri Bonus Fantastis 8 Kali Gaji dalam Setahun
4 jam yang lalu
Benahi Truk ODOL, Aptrindo:...
Benahi Truk ODOL, Aptrindo: Jangan Sampai Omon-omon, Harus Ada Roadmap Jelas
4 jam yang lalu
Sanksi AS Gagal Runtuhkan...
Sanksi AS Gagal Runtuhkan Moskow, Rusia Catat Pertumbuhan Ekonomi 4,1%
5 jam yang lalu
Scooter Prix dan Pertamina...
Scooter Prix dan Pertamina Mandalika Racing Series Bisa Menjadi Katalisator Ekonomi
5 jam yang lalu
Infografis
Terbukti Monopoli, KPPU...
Terbukti Monopoli, KPPU Denda Google Rp202,5 Miliar
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved