Pertamina Siapkan Rp4 T Tambah 11 Kapal Angkut BBM
A
A
A
JAKARTA - PT Pertamina (Persero) menambah 11 armada kapal angkut bahan bakar minyak (BBM) hingga 2017 dari saat ini sebanyak 65 unit. Investasi yang disiapkan USD300 juta atau sekitar Rp4 triliun (kurs Rp13.500/USD).
Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Wianda Pusponegoro mengatakan, dari total kapal milik tersebut, sebagian besar dibangun galangan kapal dalam negeri.
Menurutnya, kapal yang dimiliki perseroan sebanyak 65 unit tersebut berbagai ukuran untuk mengangkut minyak mentah dan produk guna memenuhi kebutuhan energi nasional.
Menurutnya, penambahan armada kapal milik perseroan melalui investasi pembangunan kapal baru tersebut sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan angkutan BBM dan minyak mentah domestik, guna terciptanya security of supply dan dukungan terhadap daya saing Pertamina di level nasional maupun internasional.
"Penambahan kapal ini implementasi dari shipping excellence, bagian dari program marketing and operation excellence yang juga sejalan dengan lima pilar prioritas strategis Pertamina untuk memperkuat infrastruktur yang dapat mendukung daya saing perusahaan," jelasnya di Jakarta, Jumat (11/12/2015).
Saat ini, terdapat tiga kapal medium range dengan bobot mati 40.000 DWIT dengan nama MT Sanggau, MT Semi, dan MT Sanana siap kirimkan pada kuartal I/2016 oleh New Times Shipbuilding Co. Ltd. Total investasi untuk ketiga kapal yang akan digunakan untuk mengangkut minyak mentah tersebut mencapai USD100 juta.
Wianda menambahkan, sepanjang 2016-2017 juga terdapat 8 unit kapal general purpose (GP) dengan bobot mati 17.500 DWT dengan nilai investasi sekitar USD200 juta siap dikirimkan tiga galangan kapal nasional.
Ketiga galangan kapal tersebut meliputi PT Anggrek Hitam Shipyard, Batam yang membangun kapal untuk produk yaitu MT Parigi dan MT Pattimura, PT Daya Radar Utama, Lamongan yang membangun kapal untuk minyak mentah yaitu MT Panderman, MT Papandayan, dan MT Putri, serta PT Multi Ocean Shipyard, Karimun yang membangun kapal produk MT Pasaman, kapal untuk Avtur MT Panjang, dan kapal untuk mengangkut minyak mentah MT Pangrango.
Penambahan kapal GP saat ini mendapatkan momentum mengingat pasar penyedia kapal tersebut saat ini sangat terbatas di Indonesia. Pemilihan galangan kapal dalam negeri juga menjadi wujud nyata peran aktif Pertamina dalam memajukan industri maritim.
"Sesuai instruksi Presiden untuk memberikan kesempatan galangan dalam negeri dan potensi lokal daerah untuk memiliki pengalaman membangun kapal tanker dengan ukuran terbesar di kelas galangan kapal yang ada di Indonesia," tandasnya.
Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Wianda Pusponegoro mengatakan, dari total kapal milik tersebut, sebagian besar dibangun galangan kapal dalam negeri.
Menurutnya, kapal yang dimiliki perseroan sebanyak 65 unit tersebut berbagai ukuran untuk mengangkut minyak mentah dan produk guna memenuhi kebutuhan energi nasional.
Menurutnya, penambahan armada kapal milik perseroan melalui investasi pembangunan kapal baru tersebut sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan angkutan BBM dan minyak mentah domestik, guna terciptanya security of supply dan dukungan terhadap daya saing Pertamina di level nasional maupun internasional.
"Penambahan kapal ini implementasi dari shipping excellence, bagian dari program marketing and operation excellence yang juga sejalan dengan lima pilar prioritas strategis Pertamina untuk memperkuat infrastruktur yang dapat mendukung daya saing perusahaan," jelasnya di Jakarta, Jumat (11/12/2015).
Saat ini, terdapat tiga kapal medium range dengan bobot mati 40.000 DWIT dengan nama MT Sanggau, MT Semi, dan MT Sanana siap kirimkan pada kuartal I/2016 oleh New Times Shipbuilding Co. Ltd. Total investasi untuk ketiga kapal yang akan digunakan untuk mengangkut minyak mentah tersebut mencapai USD100 juta.
Wianda menambahkan, sepanjang 2016-2017 juga terdapat 8 unit kapal general purpose (GP) dengan bobot mati 17.500 DWT dengan nilai investasi sekitar USD200 juta siap dikirimkan tiga galangan kapal nasional.
Ketiga galangan kapal tersebut meliputi PT Anggrek Hitam Shipyard, Batam yang membangun kapal untuk produk yaitu MT Parigi dan MT Pattimura, PT Daya Radar Utama, Lamongan yang membangun kapal untuk minyak mentah yaitu MT Panderman, MT Papandayan, dan MT Putri, serta PT Multi Ocean Shipyard, Karimun yang membangun kapal produk MT Pasaman, kapal untuk Avtur MT Panjang, dan kapal untuk mengangkut minyak mentah MT Pangrango.
Penambahan kapal GP saat ini mendapatkan momentum mengingat pasar penyedia kapal tersebut saat ini sangat terbatas di Indonesia. Pemilihan galangan kapal dalam negeri juga menjadi wujud nyata peran aktif Pertamina dalam memajukan industri maritim.
"Sesuai instruksi Presiden untuk memberikan kesempatan galangan dalam negeri dan potensi lokal daerah untuk memiliki pengalaman membangun kapal tanker dengan ukuran terbesar di kelas galangan kapal yang ada di Indonesia," tandasnya.
(izz)