Darmin Santai Neraca Perdagangan November Defisit
A
A
A
JAKARTA - Menteri Koordinator (Menko) bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, kondisi defisit neraca perdagangan pada November 2015 tidak perlu dikhawatirkan. (Baca: Pertama di 2015, Neraca Perdagangan RI Defisit Rp4,67 T).
Menurutnya, saat ini ekonomi sudah bergerak membaik meski permintaan dolar Amerika Serikat (USD) di akhir tahun banyak dan isu akan kenaikan Fed Rate berhembus, sehingga berakibat ke rupiah yang tertekan.
"Ya waktu itu surplusnya, selama itu juga lebih karena penurunan impornya lebih cepat dibanding ekspornya. Pada waktu ekonomi mulai brgerak seperti sekarang ini, mulai terjadi impor. Ya mestinya tidak apa turunnya lebih lambat, sehingga defisit," kata Darmin di kantornya, Selasa (15/12/2015).
Dia pun menampik jika paket kebijakan tidak mampu mendorong ekspor migas dan nonmigas di akhir-akhir tahun lantaran sedikit yang bisa memanfaatkan kondisi ini.
"Memang ekspor nonmigas itu sedikit sekali yang bisa memanfaatkan situasi ini, kita barangkali kebijakan deregulasi yang dikeluarkan itu yang lebih langsung dan lebih peranannya pada alas kaki sepatu, industri yang padat karya. Kalau migas kan kalian tahu, tidak ada yang bisa dilakukan," pungkas Darmin.
Menurutnya, saat ini ekonomi sudah bergerak membaik meski permintaan dolar Amerika Serikat (USD) di akhir tahun banyak dan isu akan kenaikan Fed Rate berhembus, sehingga berakibat ke rupiah yang tertekan.
"Ya waktu itu surplusnya, selama itu juga lebih karena penurunan impornya lebih cepat dibanding ekspornya. Pada waktu ekonomi mulai brgerak seperti sekarang ini, mulai terjadi impor. Ya mestinya tidak apa turunnya lebih lambat, sehingga defisit," kata Darmin di kantornya, Selasa (15/12/2015).
Dia pun menampik jika paket kebijakan tidak mampu mendorong ekspor migas dan nonmigas di akhir-akhir tahun lantaran sedikit yang bisa memanfaatkan kondisi ini.
"Memang ekspor nonmigas itu sedikit sekali yang bisa memanfaatkan situasi ini, kita barangkali kebijakan deregulasi yang dikeluarkan itu yang lebih langsung dan lebih peranannya pada alas kaki sepatu, industri yang padat karya. Kalau migas kan kalian tahu, tidak ada yang bisa dilakukan," pungkas Darmin.
(izz)