IMF: Prospek Ekonomi Indonesia Tetap Solid
A
A
A
JAKARTA - International Monetary Fund (IMF) menilai, prospek ekonomi Indonesia tetap solid. Pemerintah Indonesia telah mengambil langkah signifikan dalam beberapa tahun terakhir untuk memperkuat kerangka kebijakan.
"Mereka punya pengelolaan moneter suara dan sikap fiskal yang prudent, yang didukung oleh reformasi subsidi BBM bersejarah di 2015," kata Dewan Eksekutif IMF Luis E Breuer dalam rilisnya, Jumat (25/12/2015).
Selain itu, prospek jangka menengah yang menguntungkan, dengan didukung agenda kebijakan pertumbuhan inklusif yang meningkatkan dan menempatkan penekanan pada stabilitas.
Secara keseluruhan, kinerja ekonomi makro 2015 memuaskan. Di mana, pertumbuhan ekonomi mengarah level stabil dan diproyeksikan mencapai 4,7% hingga tahun ini.
Sementara, proyeksi moderat pada 2016 berada pada angka 5% dengan kegiatan investasi yang akan mengalami pemulihan, khususnya pada belanja sektor publik.
Sementara untuk harga komoditas yang lemah dan permintaan dari mitra dagang juga perlahan membaik. "Inflasi telah jatuh tajam dan diproyeksikan mencapai 3% pada akhir 2015," ujar Luis.
Di sisi lain, defisit transaksi di akhir tahun diperkirakan 2% dari PDB pada impor yang lebih rendah, dan diproyeksikan meningkat cukup pada 2016 karena kenaikan permintaan domestik.
"Itu defisit fiskal diperkirakan akan meningkat pada 2015 tetapi tetap di bawah 3% dari PDB," pungkas dia.
"Mereka punya pengelolaan moneter suara dan sikap fiskal yang prudent, yang didukung oleh reformasi subsidi BBM bersejarah di 2015," kata Dewan Eksekutif IMF Luis E Breuer dalam rilisnya, Jumat (25/12/2015).
Selain itu, prospek jangka menengah yang menguntungkan, dengan didukung agenda kebijakan pertumbuhan inklusif yang meningkatkan dan menempatkan penekanan pada stabilitas.
Secara keseluruhan, kinerja ekonomi makro 2015 memuaskan. Di mana, pertumbuhan ekonomi mengarah level stabil dan diproyeksikan mencapai 4,7% hingga tahun ini.
Sementara, proyeksi moderat pada 2016 berada pada angka 5% dengan kegiatan investasi yang akan mengalami pemulihan, khususnya pada belanja sektor publik.
Sementara untuk harga komoditas yang lemah dan permintaan dari mitra dagang juga perlahan membaik. "Inflasi telah jatuh tajam dan diproyeksikan mencapai 3% pada akhir 2015," ujar Luis.
Di sisi lain, defisit transaksi di akhir tahun diperkirakan 2% dari PDB pada impor yang lebih rendah, dan diproyeksikan meningkat cukup pada 2016 karena kenaikan permintaan domestik.
"Itu defisit fiskal diperkirakan akan meningkat pada 2015 tetapi tetap di bawah 3% dari PDB," pungkas dia.
(izz)