Pertamina Dinilai Tidak Serius Beli Bioetanol PTPN X
A
A
A
SURABAYA - PT Perkebunan Nusantara X (PTPN X) menilai PT Pertamina (Persero) tidak serius membeli bioetanol yang diproduksi perusahaan. Hingga saat ini, Pertamina tidak pernah menawar harga yang diberikan PTPN X.
Padahal, Pertamina dengan PTPN X sudah membuat kesepakatan bersama, tetapi realisasi pembelian belum terlaksana. Meski demikian, PTPN X tetap melakukan produksi untuk memenuhi permintaan bioetanol dari negara-negara tetangga, seperti Jepang dan negara-negara lain.
“Pertamina masih belum ada penawaran terhadap harga biotanol yang diproduksi PTPN X. Kita sudah menawarkan ke sana (Pertamina),” ujar Direktur Utama PT PTPN X, Subiyono di kantornya, Rabu (6/1/2015).
Subiyono menuturkan, pihaknya sangat terbuka melakukan kerja sama dengan Pertamina. Harga-harga bioetanol telah diberikan secara keseluruhan, namun Pertamina belum melakukan respon dengan cepat.
Menurutnya, harga-harga yang diberikan hanya sebagai acuan, jika ada kesepakatan harga maka produksi bioetanol akan diperbanyak sesuai dengan kebutuhan.
“Jangan karena alasan ketinggian harga, kita ini siap melakukan negosiasi harga dengan Pertamina,” imbuhnya.
Kerja sama pembelian hasil produksi bioetanol ini sebenarnya sudah dilakukan tahun lalu. Namun, tak ada tindakan dari Pertamina yang berakibat produksi bioetanol stagnan. Jika kondisi ini berlanjut, Subiyono menyatakan pihaknya akan mengubah produksi bioetanol menjadi industrial green.
Meski demikian, PTPN X tetap akan membangun pabrik bioetanol, karena PTPN X telah mendapatkan dana penyertaan modal negara (PMN) sebesar Rp975 miliar dari pemerintah. Penambahan PMN tersebut diyakini bisa memperkuat kinerja industri gula dengan berbagai turunan produk, khususnya di lingkungan PTPN X sebagai produsen gula terbesar di Indonesia.
“Penyertaan modal ini membuktikan komitmen pemerintah untuk mewujudkan industri berbasis tebu yang terintegrasi,” ujar Subiyono.
Dia menjelaskan, dana PMN akan difokuskan untuk pengembangan produk hilir tebu berupa pabrik bioetanol dan pembangkit listrik serta peningkatan kapasitas pabrik di tiga pabrik gula (PG), yaitu PG Ngadiredjo (Kediri), PG Tjoekir (Jombang), dan PG Gempolkrep (Mojokerto). PTPN X bakal berinvestasi sebesar Rp1,46 triliun ketiga PG tersebut, di mana Rp975 miliar-nya berasal dari dana PMN. Adapun sisanya dari pinjaman pihak ketiga.
Secara rinci, dana PMN digunakan untuk pembangunan pabrik bioetanol yang diolah dari limbah cair tebu (tetes tebu) di PG Ngadiredjo sebesar Rp404 miliar. Di PG tersebut juga bakal dirampungkan program cogeneration yang mengolah ampas tebu menjadi listrik yang nantinya dijual ke PLN dengan investasi Rp332,5 miliar.
Padahal, Pertamina dengan PTPN X sudah membuat kesepakatan bersama, tetapi realisasi pembelian belum terlaksana. Meski demikian, PTPN X tetap melakukan produksi untuk memenuhi permintaan bioetanol dari negara-negara tetangga, seperti Jepang dan negara-negara lain.
“Pertamina masih belum ada penawaran terhadap harga biotanol yang diproduksi PTPN X. Kita sudah menawarkan ke sana (Pertamina),” ujar Direktur Utama PT PTPN X, Subiyono di kantornya, Rabu (6/1/2015).
Subiyono menuturkan, pihaknya sangat terbuka melakukan kerja sama dengan Pertamina. Harga-harga bioetanol telah diberikan secara keseluruhan, namun Pertamina belum melakukan respon dengan cepat.
Menurutnya, harga-harga yang diberikan hanya sebagai acuan, jika ada kesepakatan harga maka produksi bioetanol akan diperbanyak sesuai dengan kebutuhan.
“Jangan karena alasan ketinggian harga, kita ini siap melakukan negosiasi harga dengan Pertamina,” imbuhnya.
Kerja sama pembelian hasil produksi bioetanol ini sebenarnya sudah dilakukan tahun lalu. Namun, tak ada tindakan dari Pertamina yang berakibat produksi bioetanol stagnan. Jika kondisi ini berlanjut, Subiyono menyatakan pihaknya akan mengubah produksi bioetanol menjadi industrial green.
Meski demikian, PTPN X tetap akan membangun pabrik bioetanol, karena PTPN X telah mendapatkan dana penyertaan modal negara (PMN) sebesar Rp975 miliar dari pemerintah. Penambahan PMN tersebut diyakini bisa memperkuat kinerja industri gula dengan berbagai turunan produk, khususnya di lingkungan PTPN X sebagai produsen gula terbesar di Indonesia.
“Penyertaan modal ini membuktikan komitmen pemerintah untuk mewujudkan industri berbasis tebu yang terintegrasi,” ujar Subiyono.
Dia menjelaskan, dana PMN akan difokuskan untuk pengembangan produk hilir tebu berupa pabrik bioetanol dan pembangkit listrik serta peningkatan kapasitas pabrik di tiga pabrik gula (PG), yaitu PG Ngadiredjo (Kediri), PG Tjoekir (Jombang), dan PG Gempolkrep (Mojokerto). PTPN X bakal berinvestasi sebesar Rp1,46 triliun ketiga PG tersebut, di mana Rp975 miliar-nya berasal dari dana PMN. Adapun sisanya dari pinjaman pihak ketiga.
Secara rinci, dana PMN digunakan untuk pembangunan pabrik bioetanol yang diolah dari limbah cair tebu (tetes tebu) di PG Ngadiredjo sebesar Rp404 miliar. Di PG tersebut juga bakal dirampungkan program cogeneration yang mengolah ampas tebu menjadi listrik yang nantinya dijual ke PLN dengan investasi Rp332,5 miliar.
(dmd)