Kegiatan Dunia Usaha RI Tumbuh Melambat
A
A
A
JAKARTA - Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) pada kuartal III-2015, (secara kuartalan) tumbuh tidak setinggi kuartal sebelumnya. Hal ini tercermin dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT) sebesar 5,06%, lebih rendah dibandingkan 11,90% pada kuartal II-2015.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Tirta Segara menjelaskan pertumbuhan kegiatan usaha yang terbatas tersebut terutama disebabkan oleh kontraksi pada sektor industri pengolahan dengan SBT sebesar -0,84%.
Sejalan dengan hal tersebut, rata-rata kapasitas produksi terpakai pada kuartal III-2015 dijelaskan berada pada level 75,36%, lebih rendah dibandingkan 77,82% pada kuartal sebelumnya.
"Penurunan kapasitas produksi terutama terjadi pada sektor pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan, dan perikanan yang secara rata rata sebesar 76,76% atau turun dari 78,74% pada kuartal III tahun 2015," ucapnya di Jakarta, Sabtu (9/1/2016).
Secara kuartalan, Dia menambahkan pertumbuhan kegiatan usaha pada kuartal IV-2015 juga tidak setinggi kuartal sebelumnya, sesuai pola historis. Hal ini terindikasi dari SBT kegiatan usaha pada kuartal IV-2015 sebesar 2,28%.
Menurutnya terbatasnya kegiatan usaha terutama disebabkan oleh kontraksi pada sektor pertambangan dan penggalian serta sektor perdagangan, hotel & restoran. "Kinerja sektor industri pengolahan pada kuartal III-2015 terindikasi mengalami kontraksi tercermin dari nilai Prompt Manufacturing Index (PMI) 46,46%, menurun dibandingkan 50,28% pada kuartal II-2015," sambungnya.
Kontraksi pada sektor industri pengolahan terutama disebabkan oleh penurunan indeks volume total pesanan yang tercatat sebesar 45,94%. Dari sisi keuangan, lanjut dia, kondisi likuiditas dan rentabilitas perusahaan pada kuartal III-2015 terindikasi mengalami penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya.
Sedangkan secara kuartalan, tekanan harga jual pada kuartal III-2015 terindikasi menurun dengan nilai SBT sebesar 16,72%, lebih rendah dari 17,30% pada kuartalan sebelumnya. "Tekanan kenaikan harga jual diperkirakan meningkat pada kuartal IV-2015 dengan SBT sebesar 16,74%," tandasnya.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Tirta Segara menjelaskan pertumbuhan kegiatan usaha yang terbatas tersebut terutama disebabkan oleh kontraksi pada sektor industri pengolahan dengan SBT sebesar -0,84%.
Sejalan dengan hal tersebut, rata-rata kapasitas produksi terpakai pada kuartal III-2015 dijelaskan berada pada level 75,36%, lebih rendah dibandingkan 77,82% pada kuartal sebelumnya.
"Penurunan kapasitas produksi terutama terjadi pada sektor pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan, dan perikanan yang secara rata rata sebesar 76,76% atau turun dari 78,74% pada kuartal III tahun 2015," ucapnya di Jakarta, Sabtu (9/1/2016).
Secara kuartalan, Dia menambahkan pertumbuhan kegiatan usaha pada kuartal IV-2015 juga tidak setinggi kuartal sebelumnya, sesuai pola historis. Hal ini terindikasi dari SBT kegiatan usaha pada kuartal IV-2015 sebesar 2,28%.
Menurutnya terbatasnya kegiatan usaha terutama disebabkan oleh kontraksi pada sektor pertambangan dan penggalian serta sektor perdagangan, hotel & restoran. "Kinerja sektor industri pengolahan pada kuartal III-2015 terindikasi mengalami kontraksi tercermin dari nilai Prompt Manufacturing Index (PMI) 46,46%, menurun dibandingkan 50,28% pada kuartal II-2015," sambungnya.
Kontraksi pada sektor industri pengolahan terutama disebabkan oleh penurunan indeks volume total pesanan yang tercatat sebesar 45,94%. Dari sisi keuangan, lanjut dia, kondisi likuiditas dan rentabilitas perusahaan pada kuartal III-2015 terindikasi mengalami penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya.
Sedangkan secara kuartalan, tekanan harga jual pada kuartal III-2015 terindikasi menurun dengan nilai SBT sebesar 16,72%, lebih rendah dari 17,30% pada kuartalan sebelumnya. "Tekanan kenaikan harga jual diperkirakan meningkat pada kuartal IV-2015 dengan SBT sebesar 16,74%," tandasnya.
(akr)