Neraca Perdagangan RI Desember Defisit Rp3,25 Triliun
A
A
A
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia pada Desember 2015 mengalami defisit sebesar USD235,8 juta atau sekitar Rp3,25 triliun (kurs Rp13.800/USD). Di mana nilai ekspor Desember mencapai USD11,89 miliar, sementara impor tembus USD12,12 miliar.
Kepala BPS Suryamin mengatakan, ekspor Desember 2015 naik 6,98% dibanding bulan sebelumnya. Namun, jika dibanding Desember tahun sebelumnya turun 17,66%.
"Untuk migas, masih turun bila Desember dibanding November sebesar 13,20%, ini terjadi pada seluruh migas. Minyak mentah turun dibanding November 2015 sebesar 23,44%. Untuk hasil minyak 7,85%, dan gas 6,8%," katanya di Gedung BPS, Jakarta, Jumat (15/1/2016).
Menurutnya, ini lebih diakibatkan karena penurunan harga. Sementara untuk nonmigas terjadi kenaikan signifikan, yakni 10,12% atau USD10,59 miliar. Karena, ekspor lemak minyak hewan nabati sudah terjadi peningkatan 14,8%, dan harga komoditas sawit sudah ada sedikit peningkatan di Desember 2015.
"Untuk total ekspor Januari ke Desember 2015 totalnya USD150,25 miliar, angka ini turun dibanding tahun sebelumnya sebesar 14,62% (yoy). Sedangkan ekspor nonmigasnya, Januari-Desember 2015 sebesar USD131,70 miliar, turun 9,77%," kata dia.
Ekspor nonmigas terbesar Januari-Desember 2015 yang pertama adalah Amerika Serikat sebesar USD15,31 miliar atau 11,62%. Kedua, China USD13,26 miliar atau 10,07% dan Jepang sebesar USD13,09 miliar atau 9,94%.
"Untuk ekspor nonmigas ke ASEAN sebesar USD27,25 miliar atau 20,69%. Ini turun karena pengaruh ekonomi global begitu juga dengan ekspor nonmigas ke Uni Eropa USD14,80 miliar atau 11,24%," ungkapnya.
Sementara, impor yang sebesar USD12,12 miliar, naik 5,23% dibanding November 2015. Jika dibanding Desember 2014, atau turun 16,02%.
"Untuk komoditi migas naik 9,61% dan terjadi pada seluruh komponen migas. Sedangkan untuk nonmigas, pada Desember ini terjadi peningkatan impor mesin dan meknaik pesawat sebesar 11,27%," kata Suryamin.
Untuk total impor Januari-Desember 2015, sebesar USD142,74 miliar, turun 19,89% secara YoY, sedangkan untuk impor nonmigas Januari-Desember USD118,13 miliar, turun 12,32%.
"Untuk pangsa impor terbesar Januari-Desember 2015, yang pertama terbesar Tiongkok USD29,22 miliar atau 24,73%, Jepang USD13,23 miliar atau 11,2%, dan Singapura USD8,97 miliar atau 7,60%. Sedangkan impor nonmigas ke ASEAN sebesar USD26,04 miliar atau 22,05%. Ke Uni Eropa USD11,22 miliar atau 9,50%," pungkasnya.
Kepala BPS Suryamin mengatakan, ekspor Desember 2015 naik 6,98% dibanding bulan sebelumnya. Namun, jika dibanding Desember tahun sebelumnya turun 17,66%.
"Untuk migas, masih turun bila Desember dibanding November sebesar 13,20%, ini terjadi pada seluruh migas. Minyak mentah turun dibanding November 2015 sebesar 23,44%. Untuk hasil minyak 7,85%, dan gas 6,8%," katanya di Gedung BPS, Jakarta, Jumat (15/1/2016).
Menurutnya, ini lebih diakibatkan karena penurunan harga. Sementara untuk nonmigas terjadi kenaikan signifikan, yakni 10,12% atau USD10,59 miliar. Karena, ekspor lemak minyak hewan nabati sudah terjadi peningkatan 14,8%, dan harga komoditas sawit sudah ada sedikit peningkatan di Desember 2015.
"Untuk total ekspor Januari ke Desember 2015 totalnya USD150,25 miliar, angka ini turun dibanding tahun sebelumnya sebesar 14,62% (yoy). Sedangkan ekspor nonmigasnya, Januari-Desember 2015 sebesar USD131,70 miliar, turun 9,77%," kata dia.
Ekspor nonmigas terbesar Januari-Desember 2015 yang pertama adalah Amerika Serikat sebesar USD15,31 miliar atau 11,62%. Kedua, China USD13,26 miliar atau 10,07% dan Jepang sebesar USD13,09 miliar atau 9,94%.
"Untuk ekspor nonmigas ke ASEAN sebesar USD27,25 miliar atau 20,69%. Ini turun karena pengaruh ekonomi global begitu juga dengan ekspor nonmigas ke Uni Eropa USD14,80 miliar atau 11,24%," ungkapnya.
Sementara, impor yang sebesar USD12,12 miliar, naik 5,23% dibanding November 2015. Jika dibanding Desember 2014, atau turun 16,02%.
"Untuk komoditi migas naik 9,61% dan terjadi pada seluruh komponen migas. Sedangkan untuk nonmigas, pada Desember ini terjadi peningkatan impor mesin dan meknaik pesawat sebesar 11,27%," kata Suryamin.
Untuk total impor Januari-Desember 2015, sebesar USD142,74 miliar, turun 19,89% secara YoY, sedangkan untuk impor nonmigas Januari-Desember USD118,13 miliar, turun 12,32%.
"Untuk pangsa impor terbesar Januari-Desember 2015, yang pertama terbesar Tiongkok USD29,22 miliar atau 24,73%, Jepang USD13,23 miliar atau 11,2%, dan Singapura USD8,97 miliar atau 7,60%. Sedangkan impor nonmigas ke ASEAN sebesar USD26,04 miliar atau 22,05%. Ke Uni Eropa USD11,22 miliar atau 9,50%," pungkasnya.
(izz)