Kanada Berminat Investasi Maritim di Indonesia

Senin, 18 Januari 2016 - 16:09 WIB
Kanada Berminat Investasi...
Kanada Berminat Investasi Maritim di Indonesia
A A A
VANCOUVER - Pembangunan sektor maritim yang sedang digalakkan pemerintah Indonesia ternyata menarik minat pemerintah Kanada. Hal ini terungkap dalam pertemuan bilateral Pimpinan DPR RI dengan DPR Kanada di sela-sela jelang acara pembukaan Asia Pacific Parliamentary Forum (APPF) ke-24 yang dilaksanakan di Vancouver, Kanada, pada 17-18 Januari 2015 (WIB).

Wakil Ketua DPR RI, Fadli Zon mengungkapkan, Kanada sangat tertarik dengan komitmen Presiden Joko Widodo (Jokowi) terhadap bidang kemaritiman. Dalam pertemuan itu, Kanada menyampaikan harapannya untuk bisa dilibatkan oleh Indonesia dalam proyek maritim tersebut.

Dia menuturkan sebagai negara kepulauan yang besar pembangunan infrastruktur kemaritiman yang sedang dicanangkan pemerintah Jokowi sangat penting. Saat ini sudah ada pencanangan sejumlah pembangunan infrastruktur, seperti pembangunan pelabuhan di berbagai wlayah di Tanah Air.

"Mereka berharap bisa kerja sama juga di bidang pelabuhan ini. Karena mereka banyak punya pengalaman di bidang ini yang bisa dikembangkan di Indonesia," papar Fadli.

Selain itu, pemerintah Kanada juga sangat tertarik untuk membangun rifanery atau kilang di Indonesia. "Saya kira ini peluang-peluang kita yang bagus yang perlu ditangkap," tegasnya.

Pertemuan bilateral itu dilakukan secara tertutup. Delegasi Indonesia dipimpin oleh Fadli Zon, yang didampingi Ketua BKSAP DPR Nurhayati Assegaf, dan Anggota BKSAP Andika Pandu Puragabaya. Turut mendampingi adalah Dubes RI untuk Kanada, Teuku Faizasyah. Sementara Kanada diwakili oleh Ketua DPR-nya, yakni Geoff Regan dan sejumlah pejabat lain.

Dalam pertemuan itu, isu kerja sama ekonomi juga ikut dibahas dan menjadi konsern bersama. Dimana, diakui bersama saat ini terjadi pelambatan atau penurunan volume perdagangan antarkedua negara. Karena kedua negara menghadapi permasalahan di dalam negeri dan situasi ekonomi global yang juga sedang melambat.

Selama ini, Kanada termasuk pengekspor besar ke Indonesia dengan produk potasium, pesawat Bombardier, perusahaan finansial Manulife, Blackberry, hingga gandum.

"Sementara dari sisi Indonesia masih defisit. Maka kita harap kalau bisa Kanada banyak menyerap produk Indonesia yang tentu mereka butuhkan. Misalnya produk pertanian, perikanan, kemudian palm oil, dan lain-lain," kata Fadli Zon.

Dalam kesempatan itu, kedua belah pihak juga sama-sama mengakui pentingnya hubungan bilateral yang telah terjalin akrab selama lebih dari 60 tahun.

Dubes RI untuk Kanada, Teuku Faizasyah mengatakan Kanada selama ini mengikuti bahwa sektor maritim menjadi prioritas pemerintah Indonesia. Mereka menyampaikan pandangan apa yang bisa dikerjasamakan dalam bidang maritim. ‘’Kanada memiliki kawasan khusus yang menjadi pusat pembangunan pelabuhan dan ini bisa pintu kerjasama,’’ papar mantan Jubir Kementerian Luar Negeri RI ini.

Dia mengungkapkan pokok pembahasan adalah bagaimana meningkatkan kerjasama perdagangan. Karena di Kanada juga terjadi pelambatan ekonomi. Tantangannya adalah bagaimana melakukan diversifikasi perdagangan dan investasi. "Selama ini sudah banyak komoditi yang diperdagangkan termasuk bidang pertambangan. Saya melihat potensi di luar itu terbuka untuk dikerjasamakan," jelasnya.

Menurut Faizasyah, kerja sama bilateral secara teknis sudah ada berupa rencana aksi bersama di berbagai bidang. Selama ini, masing-masing sektor secara berkala mengevaluasi. "Tahun lalu seharusnya ada pembicaraan di tingkat menteri, namun karena ada pemilu akhirnya ditunda. Semoga tahun ini bisa terlaksana. Baiknya adalah sudah ada roadmap-nya, jadi kita bisa mengevaluasi kemajuan dari masing-masing sector," jelas Dubes.

Kampanye Anti Korupsi


Selain masalah ekonomi, pertemuan bilateral ini juga membahas isu-isu sentral lain. Misalnya, masalah terorisme, dimana ada warga negara Kanada yang menjadi korban dalam dua serangan teror di dua tempat, yakni Indonesia dan Burkina Faso, sebuah Negara di Afrika Barat. Baik pihak Indonesia maupun Kanada sama-sama menyampaikan penyesalan serta rasa duka cita mendalam atas kejadian itu. "Kita sama-sama mengutuk tindakan teror di Thamrin (Jakarta) dan Burkina Faso," kata Fadli Zon.

Secara khusus, sebagai Ketua Global Organization of Parliamentarians Against Corruption (GOPAC) Fadli menyampaikan harapannya agar kegiatan Lembaga GOPAC mendapat dukungan Pemerintah serta Parlemen Kanada. "Saya jelaskan kampanye antikorupsi sangat besar dampaknya, dan kini sudah diikuti 106 negara. Usaha ke situ memang tak mudah. Masalah korupsi masih di depan mata. Tapi dengan forum ini, minimal ada awareness, kehati-hatian, anggota parlemen dunia tak masuk ke jebakan korupsi," tegasnya.
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8989 seconds (0.1#10.140)