Chevron Niat PHK, JK Ramal Kenaikan Harga Minyak Tunggu Waktu
A
A
A
JAKARTA - Menanggapi rencana PT Chevron Pacific Indonesia yang akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) sebanyak 1500 karyawan di Tanah Air, Wakil Presiden RI Jusuf Kalla (JK) menuturkan bahwa pemerintah tidak bisa melakukan apa-apa. Karena menurutnya hal tersebut terjadi disebabkan tren penurunan harga minyak dunia.
"Ini masalah dunia (penurunan harga minyak dunia) dan tren pasar. Bisa karena ekonomi, tapi juga dipengaruhi masalah perang. Ini semua jadi satu," jelasnya kepada MNC Media di Gedung MNC News Center, Jakarta, Kamis (21/1/2016).
(Baca Juga: Pemerintah Antisipasi Dampak Sosial Rencana PHK Karyawan Chevron)
Meski terpuruknya harga minyak mentah global memaksa beberapa perusahaan besar minyak dan gas (migas) melakukan efisiensi, JK justru yakin kenaikan harga minyak hanya tinggal tunggu waktu. Dia meyakini harga minyak dunia akan kembali normal atau bahkan kembali naik.
"Pasti akan naik lagi (harga minyak dunia), tidak mungkin kalau turun USD20 per barel. Chevron turunkan begitu juga Exxon dan Arab turunkan, Iran turunkan. Maka akan naik lagi nanti. Ini hanya masalah waktu aja," tandasnya.
(Baca Juga: Chevron Kembalikan Kontrak Blok East Kalimantan ke Indonesia)
Sebelumnya Chevron mengungkapkan akan merampingkan struktur karyawan dalam rangka peningkatan kinerja perseroan, di tengah terpuruknya harga minyak dunia hingga pernah sentuh level USD29 per barel.
Senior Vice President, Policy, Government and Public Affairs Chevron Yanto Sianipar menuturkan, saat ini Chevron tengah menjalankan inisiatif guna mengidentifikasi peluang peningkatan kinerja bisnis, yang dapat membantu meningkatkan kinerja jangka pendek dan panjang.
"Chevron menjalankan inisiatif guna mengidentifikasi peluang-peluang peningkatan kinerja bisnis yang dapat membantu Chevron dalam meningkatkan kinerja jangka pendek dan panjang," jelasnya.
"Ini masalah dunia (penurunan harga minyak dunia) dan tren pasar. Bisa karena ekonomi, tapi juga dipengaruhi masalah perang. Ini semua jadi satu," jelasnya kepada MNC Media di Gedung MNC News Center, Jakarta, Kamis (21/1/2016).
(Baca Juga: Pemerintah Antisipasi Dampak Sosial Rencana PHK Karyawan Chevron)
Meski terpuruknya harga minyak mentah global memaksa beberapa perusahaan besar minyak dan gas (migas) melakukan efisiensi, JK justru yakin kenaikan harga minyak hanya tinggal tunggu waktu. Dia meyakini harga minyak dunia akan kembali normal atau bahkan kembali naik.
"Pasti akan naik lagi (harga minyak dunia), tidak mungkin kalau turun USD20 per barel. Chevron turunkan begitu juga Exxon dan Arab turunkan, Iran turunkan. Maka akan naik lagi nanti. Ini hanya masalah waktu aja," tandasnya.
(Baca Juga: Chevron Kembalikan Kontrak Blok East Kalimantan ke Indonesia)
Sebelumnya Chevron mengungkapkan akan merampingkan struktur karyawan dalam rangka peningkatan kinerja perseroan, di tengah terpuruknya harga minyak dunia hingga pernah sentuh level USD29 per barel.
Senior Vice President, Policy, Government and Public Affairs Chevron Yanto Sianipar menuturkan, saat ini Chevron tengah menjalankan inisiatif guna mengidentifikasi peluang peningkatan kinerja bisnis, yang dapat membantu meningkatkan kinerja jangka pendek dan panjang.
"Chevron menjalankan inisiatif guna mengidentifikasi peluang-peluang peningkatan kinerja bisnis yang dapat membantu Chevron dalam meningkatkan kinerja jangka pendek dan panjang," jelasnya.
(akr)