Menko Darmin Enggan Berspekulasi Soal Penurunan BI Rate
A
A
A
JAKARTA - Menteri Koordinator (Menko) bidang Perekonomian Darmin Nasution mengaku enggan mencampuri apa yang menjadi kewenangan Bank Indonesia (BI) terkait penurunan suku bunga acuan (BI Rate). Jelang rapat dewan gubernur (RDG) BI yang bakal digelar besok memunculkan berbagai spekulasi seputar level suku bunga yang kini berada di angka 7,25% atau turun 0,25%.
Dia menekankan tidak ingin mencampuri apa yang menjadi kewenangan BI dan tidak ingin mengintervensi keputusan dalam menentukan BI rate. "Saya tidak diajak rapat. Jadi tidak tahu turun atau enggak. Biar saja BI yang tahu. Saya tidak mau komentar soal itu. Ngapain? Mendingan tunggu saja besok," jelasnya sambil menggeleng, di Jakarta, Rabu (17/2/2016).
Beberapa waktu lalu, Wakil Presiden Indonesia Jusuf Kalla (JK) sempat meminta pihak BI untuk kembali menurunkan suku bunga bank sentral hingga mencapai 7%. Namun pada kenyataannya hanya turun mencapai 7,25%. Menanggapi hal tersebut, dia menerangkan tidak semuanya harus seirama karena emuanya harus dipertimbangkan secara matang agat tidak merugikan satu sama lain.
"Maksudnya itu (JK minta turun 7%) memang betul. Tapi kan kita tidak harus mengikuti iramanya. Harus ada pertimbangan yang sangat matang untuk naik turunnya suku bunga ini," pungkasnya.
Dia menekankan tidak ingin mencampuri apa yang menjadi kewenangan BI dan tidak ingin mengintervensi keputusan dalam menentukan BI rate. "Saya tidak diajak rapat. Jadi tidak tahu turun atau enggak. Biar saja BI yang tahu. Saya tidak mau komentar soal itu. Ngapain? Mendingan tunggu saja besok," jelasnya sambil menggeleng, di Jakarta, Rabu (17/2/2016).
Beberapa waktu lalu, Wakil Presiden Indonesia Jusuf Kalla (JK) sempat meminta pihak BI untuk kembali menurunkan suku bunga bank sentral hingga mencapai 7%. Namun pada kenyataannya hanya turun mencapai 7,25%. Menanggapi hal tersebut, dia menerangkan tidak semuanya harus seirama karena emuanya harus dipertimbangkan secara matang agat tidak merugikan satu sama lain.
"Maksudnya itu (JK minta turun 7%) memang betul. Tapi kan kita tidak harus mengikuti iramanya. Harus ada pertimbangan yang sangat matang untuk naik turunnya suku bunga ini," pungkasnya.
(akr)