Kesenjangan Ekonomi Hambat Kemajuan Indonesia
A
A
A
MAKASSAR - Ketua Umum DPP Partai Persatuan Indonesia (Perindo) Hary Tanoesoedibjo (HT) mengemukakan, kesenjangan sosial dan ekonomi merupakan salah satu penghambat kemajuan Indonesia. Di usianya yang sudah memasuki 70 tahun, Indonesia belum bisa menjadi negara makmur.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia selama ini didominasi kalangan menengah ke atas yang jumlahnya hanya 30% dari total jumlah penduduk.
Dia memaparkan ada tiga kategori negara di dunia, yakni maju, berkembang, dan tertinggal. Salah satu syarat untuk masuk dalam kategori negara maju adalah pendapatan per kapita penduduknya di atas Rp12 juta per bulan. Saat ini, pendapatan per kapita masyarakat Indonesia masih di bawah 30% dari batas minimum negara maju.
"Salah satu masalah mendasar adalah kesenjangan sosial, perekonomian tumbuh tidak merata. Secara ekonomi pertumbuhan lebih pada masyarakat yang 30%," ujarnya, dalam rapat koordinasi dapil, verifikasi internal dan pelantikan DPC Dapil 2 Sulawesi Selatan (Sulsel), Selasa (22/3/2016).
Menurut HT, selama ini Indonesia salah konsep. Sebab itu, pertumbuhan ekonomi lebih pada kalangan menengah ke atas, dan selama masyarakat kalangan menengah ke atas tumbuhnya lebih cepat dari bawah, mustahil akan maju.
Perekonomian ditopang oleh minoritas. Padahal, jika ekonomi menengah ke bawah tumbuh lebih cepat mereka akan menjadi lebih mapan, dan Indonesia akan semakin maju. "Kalau yang menengah ke bawah makin mapan maka perekonomian Indonesia akan ditopang oleh lebih banyak orang," jelasnya.
Dia menerangkan, dalam UUD 1945 dinyatakan tujuan negara adalah mencapai bangsa yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Tetapi kedaulatan tidak hanya dalam hal fisik, tetapi juga dalam hal strategis yang menyangkut masyarakat, contohnya pangan. Saat ini, Indonesia adalah negara pengimpor pangan.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia selama ini didominasi kalangan menengah ke atas yang jumlahnya hanya 30% dari total jumlah penduduk.
Dia memaparkan ada tiga kategori negara di dunia, yakni maju, berkembang, dan tertinggal. Salah satu syarat untuk masuk dalam kategori negara maju adalah pendapatan per kapita penduduknya di atas Rp12 juta per bulan. Saat ini, pendapatan per kapita masyarakat Indonesia masih di bawah 30% dari batas minimum negara maju.
"Salah satu masalah mendasar adalah kesenjangan sosial, perekonomian tumbuh tidak merata. Secara ekonomi pertumbuhan lebih pada masyarakat yang 30%," ujarnya, dalam rapat koordinasi dapil, verifikasi internal dan pelantikan DPC Dapil 2 Sulawesi Selatan (Sulsel), Selasa (22/3/2016).
Menurut HT, selama ini Indonesia salah konsep. Sebab itu, pertumbuhan ekonomi lebih pada kalangan menengah ke atas, dan selama masyarakat kalangan menengah ke atas tumbuhnya lebih cepat dari bawah, mustahil akan maju.
Perekonomian ditopang oleh minoritas. Padahal, jika ekonomi menengah ke bawah tumbuh lebih cepat mereka akan menjadi lebih mapan, dan Indonesia akan semakin maju. "Kalau yang menengah ke bawah makin mapan maka perekonomian Indonesia akan ditopang oleh lebih banyak orang," jelasnya.
Dia menerangkan, dalam UUD 1945 dinyatakan tujuan negara adalah mencapai bangsa yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Tetapi kedaulatan tidak hanya dalam hal fisik, tetapi juga dalam hal strategis yang menyangkut masyarakat, contohnya pangan. Saat ini, Indonesia adalah negara pengimpor pangan.
(dmd)