Sinar Mas Aktifkan Situation Room Center
A
A
A
JAKARTA - Anak usaha Sinar Mas, Asia Pulp & Paper (APP) mengaktifkan situation room center di kantor pusat Jakarta untuk mencegah dan menanggulangi kebakaran lahan dan hutan (Karlahut). Ini sebagai salah satu langkah pendeteksian dini titik api di konsesi pemasok APP seluruh Indonesia.
"Dengan adanya situation room center ini, kami dapat memantau titik api yang muncul di sekitar areal konsesi pemasok kita secara real time," ungkap GM Fire Management APP Sinar Mas Sujica Lusaka dalam rilisnya, Jakarta, Sabtu (9/4/2016).
Menurutnya, peta dan sistem yang digunakan merupakan hasil pengembangan oleh tim information technology (IT) Sinar Mas Forestry. "Peta dan sistem ini mengambil data dari Geospasial Information System (GIS), serta di overlay dengan temuan dari pantauan geothermal imaging dari pesawat udara. Perpaduan data ini diharapkan dapat meningkatkan akurasi dan kecepatan pendeteksian titik api," tambah dia.
Sujica menuturkan, sejak informasi awal di tangkap kamera geothermal yang dibawa oleh pesawat cessna, data lokasi titik api aktual dapat didistribusikan ke distrik dalam waktu dua menit, dan pesawat Cessna yang membawa kamera geothermal ini akan terbang mengelilingi konsesi pemasok APP di wilayah Sumatera selama enam jam per hari dan disesuaikan dengan skala prioritas berdasar fire danger rating system (FDRS).
Sementara itu, FDRS dalam peta situation room center didapat dari data Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) digabung dengan data Automatic Weather System (AWS) yang ada tiap distrik pemasok APP yang meliputi tingkat kelembapan, arah angin, temperatur, dan tekanan udara sehingga situasi terkini di konsesi (dan juga di luar konsesi) berupa suhu, cuaca, sampai sebaran titik api dapat diketahui.
Termasuk, lanjut dia, tindakan yang harus dilakukan sesuai dengan skala prioritas. "Situation room dikendalikan empat operator dan satu supervisor, dan saat FDRS menunjukan warna kuning dalam artian rawan kebakaran, ruangan ini akan dioperasikan 24 jam," terangnya.
Teknologi yangs dikembangkannya untuk memantau real fire, sedangkan informasi teknologi yang sebelumnya digunakan adalah untuk mendeteksi hotspot. Di mana hot spot ini berbeda dengan fire spot (titik api) dan temuan hot spot di satu wilayah tidak selalu berbentuk api, selain itu pantauan hotspot satelit bisa 6-12 jam.
"Saat ini kami gunakan teknologi untuk memantau real fire yang mendekati real time, karena hanya membutuhkan waktu kurang dari 2 menit untuk mengolah dan mendistribusikan data ke dalam portal intranet yang bisa diakses oleh seluruh distrik pemasok kita," tambah Sujica.
Direktur Sinar Mas Forestry Elim Sritaba menegaskan, pihaknya juga bersikap proaktif dalam kegiatan pemadaman. Misalkan di satu wilayah, pemadaman telah berlangsung lebih dari satu hari, maka akan segera dilakukan evaluasi, "Kami akan berkoordinasi dengan distrik terkait agar langkah lanjutan dapat segera diambil. Apakah perlu memobilisasi pasukan pemadam dan peralatan dari wilayah lain, karena kunci dalam aktivitas pemadaman adalah kecepatan," tambahnya.
Elim mengungkapkan, dalam mengembangkan sistem yang ada di situation room center sampai dengan mengoperasikan pesawat geothermal imaging, pihaknya menginvestasikan dana sekitar USD5 juta dari total investasi yang sebesar USD20 juta untuk upaya pencegahan dan penanggulangan karlahut tahun ini.
APP-Sinar Mas juga akan bertindak tegas terhadap para kontraktor pemasok APP yang tidak mengikuti prosedur kerja yang diterapkan. "Menjaga dan menghindarkan munculnya titik api membutuhkan kerja sama berbagai pihak, salah satunya peran kontraktor di area konsesi kami," terangnya.
Untuk mengoptimalkan tugas di lapangan, saat ini APP Sinar Mas telah mempersiapkan regu pemadam kebakaran (RPK) yang tugas dan tanggung jawabnya tidak hanya pada pemantauan dan pemadaman api di konsesi pemasok APP, tapi juga hingga di kawasan yang berada di luar konsesi (maksimal radius 5 km).
Selain itu, empat helikopter serta sejumlah peralatan berat seperti pompa, selang, nozzle juga telah disiapkan. APP-Sinar Mas juga telah membangun lebih dari 400 pos pantau dan 80 menara api. "Saat ini kami juga memiliki 1.600 orang RPK tersertifikasi oleh Manggala Agni yang tugasnya fokus pada pemantauan dan pemadaman api. Jadi pada saat musim basah, kegiatan mereka berisikan training dan pengembangan skill," pungkasnya.
"Dengan adanya situation room center ini, kami dapat memantau titik api yang muncul di sekitar areal konsesi pemasok kita secara real time," ungkap GM Fire Management APP Sinar Mas Sujica Lusaka dalam rilisnya, Jakarta, Sabtu (9/4/2016).
Menurutnya, peta dan sistem yang digunakan merupakan hasil pengembangan oleh tim information technology (IT) Sinar Mas Forestry. "Peta dan sistem ini mengambil data dari Geospasial Information System (GIS), serta di overlay dengan temuan dari pantauan geothermal imaging dari pesawat udara. Perpaduan data ini diharapkan dapat meningkatkan akurasi dan kecepatan pendeteksian titik api," tambah dia.
Sujica menuturkan, sejak informasi awal di tangkap kamera geothermal yang dibawa oleh pesawat cessna, data lokasi titik api aktual dapat didistribusikan ke distrik dalam waktu dua menit, dan pesawat Cessna yang membawa kamera geothermal ini akan terbang mengelilingi konsesi pemasok APP di wilayah Sumatera selama enam jam per hari dan disesuaikan dengan skala prioritas berdasar fire danger rating system (FDRS).
Sementara itu, FDRS dalam peta situation room center didapat dari data Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) digabung dengan data Automatic Weather System (AWS) yang ada tiap distrik pemasok APP yang meliputi tingkat kelembapan, arah angin, temperatur, dan tekanan udara sehingga situasi terkini di konsesi (dan juga di luar konsesi) berupa suhu, cuaca, sampai sebaran titik api dapat diketahui.
Termasuk, lanjut dia, tindakan yang harus dilakukan sesuai dengan skala prioritas. "Situation room dikendalikan empat operator dan satu supervisor, dan saat FDRS menunjukan warna kuning dalam artian rawan kebakaran, ruangan ini akan dioperasikan 24 jam," terangnya.
Teknologi yangs dikembangkannya untuk memantau real fire, sedangkan informasi teknologi yang sebelumnya digunakan adalah untuk mendeteksi hotspot. Di mana hot spot ini berbeda dengan fire spot (titik api) dan temuan hot spot di satu wilayah tidak selalu berbentuk api, selain itu pantauan hotspot satelit bisa 6-12 jam.
"Saat ini kami gunakan teknologi untuk memantau real fire yang mendekati real time, karena hanya membutuhkan waktu kurang dari 2 menit untuk mengolah dan mendistribusikan data ke dalam portal intranet yang bisa diakses oleh seluruh distrik pemasok kita," tambah Sujica.
Direktur Sinar Mas Forestry Elim Sritaba menegaskan, pihaknya juga bersikap proaktif dalam kegiatan pemadaman. Misalkan di satu wilayah, pemadaman telah berlangsung lebih dari satu hari, maka akan segera dilakukan evaluasi, "Kami akan berkoordinasi dengan distrik terkait agar langkah lanjutan dapat segera diambil. Apakah perlu memobilisasi pasukan pemadam dan peralatan dari wilayah lain, karena kunci dalam aktivitas pemadaman adalah kecepatan," tambahnya.
Elim mengungkapkan, dalam mengembangkan sistem yang ada di situation room center sampai dengan mengoperasikan pesawat geothermal imaging, pihaknya menginvestasikan dana sekitar USD5 juta dari total investasi yang sebesar USD20 juta untuk upaya pencegahan dan penanggulangan karlahut tahun ini.
APP-Sinar Mas juga akan bertindak tegas terhadap para kontraktor pemasok APP yang tidak mengikuti prosedur kerja yang diterapkan. "Menjaga dan menghindarkan munculnya titik api membutuhkan kerja sama berbagai pihak, salah satunya peran kontraktor di area konsesi kami," terangnya.
Untuk mengoptimalkan tugas di lapangan, saat ini APP Sinar Mas telah mempersiapkan regu pemadam kebakaran (RPK) yang tugas dan tanggung jawabnya tidak hanya pada pemantauan dan pemadaman api di konsesi pemasok APP, tapi juga hingga di kawasan yang berada di luar konsesi (maksimal radius 5 km).
Selain itu, empat helikopter serta sejumlah peralatan berat seperti pompa, selang, nozzle juga telah disiapkan. APP-Sinar Mas juga telah membangun lebih dari 400 pos pantau dan 80 menara api. "Saat ini kami juga memiliki 1.600 orang RPK tersertifikasi oleh Manggala Agni yang tugasnya fokus pada pemantauan dan pemadaman api. Jadi pada saat musim basah, kegiatan mereka berisikan training dan pengembangan skill," pungkasnya.
(dmd)