Long Weekend, 20 Ribu Kamar Hotel Ludes

Jum'at, 29 April 2016 - 23:11 WIB
Long Weekend, 20 Ribu...
Long Weekend, 20 Ribu Kamar Hotel Ludes
A A A
YOGYAKARTA - Tanggal merah yang berjejer pada awal Mei besok, menjadi kesempatan mewah yang dimanfaatkan untuk berlibur. Yogyakarta adalah salah satu pilihan berlibur. Dan libur panjang alias long weekend pekan depan membawa berkah bagi industri perhotelan di Yogyakarta.

Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Yogyakarta mencatat 20.000 kamar hotel, mulai dari yang berbintang sampai non bintang ludes diborong wisatawan.

Ketua PHRI Yogyakarta, Istijab mengatakan pemesan kamar sudah dibooking sejak dua dan tiga bulan lalu. Bagkan, sejak sebulan lewat sebanyak 8.500 kamar hotel berbintang di wilayah ini telah penuh. “Memang luar biasa, sudah terpenuhi tingkat huniannya,” ungkapnya, Jumat (29/4/2016).

Saat ini, kata dia, yang tersisa hanyalah kamar hotel non bintang yang berlokasi di daerah pinggiran. Sedangkan di Kota Yogyakarta, tersisa hanya di kawasan Prawirotaman. Untuk Kabupaten Bantul yang tersisa di kawasan Pantai Parangtritis dan di Sleman seputaran Kaliurang dan kawasan Gunung Merapi.

Istijab menambahkan, jumlah kamar hotel berbintang di Yogyakarta mencapai 8.500 buah dan non bintang menawarkan kamar sebanyak 13.500 buah. Saat ini, tingkat keterisian kamar hotel berbintang mencapai 100 % dan non bintang sudah di atas 85% artinya 20.000 kamar sudah ludes terjual untuk long weekend minggu depan.

Ia memperkirakan, high season kamar hotel akan terjadi mulai tanggal 6-7 Mei 2016 mendatang. Dan kamar-kamar hotel sudah mulai terisi sejak awal pekan atau 1 Mei 2016, terutama dari rombongan-rombongan pelajar. Jumlah keterisian kamar akan terus meningkat hingga akhir pekan tanggal 8 Mei mendatang.

Namun bagi mereka yang ingin berlibur, terutama wisatawan, Istijab menganjurkan untuk melirik homestay yang banyak ditemukan di desa-desa wisata. Sehingga pegiat desa wisata kebagian rejeki saat long weekend. Dan liburan harus memberi hajat bafi elemen wisata baik di ring satu kawasan Maliboro maupun daerah pinggiran.

Melihat gejolak wisata di Yogyakarta, Ketua Asita Yogyakarta, Udhi Sudhiyono meminta pemerintah untuk bisa mengemas ikon pariwisata Kota Gudeg semenarik dan setertib mungkin. Karena dengan penataan ikon yang baik semakin meningkatkan jumlah kunjungan wisata dan ujungnya membawa dampak positif bagi perekonomian daerah.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1073 seconds (0.1#10.140)