Petani Cabai dan Bawang Jamin Harga Turun Jelang Ramadan
A
A
A
JAKARTA - Petani cabai yang tergabung dalam Asosiasi Agribisnis Cabai Indonesia (AACI) menjamin harga akan turun jelang bulan Ramadan. Ini kata mereka karena sebulan setelahnya ada panen raya di sentra produksi di Garut, Magelang, Blitar dan Kediri.
Perwakilan AACI, Abdul Hamid mengatakan, harga cabai otomatis turun jika musim panen tiba karena suplai melonjak. Sehingga jika petani menaikkan harga sekarang maka membuat permintaan melemah yang berakibat stok bertambah banyak.
"Jadi kalau cabai justru sekarang sedang murah. Dan satu sampai satu setengah bulan ke depan akan murah karena panen raya," ujarnya di Jakarta, Selasa (10/5/2016).
Hamid menjelaskan, rata-rata harga cabai berdasarkan pantauannya di pasar sekitar Rp13.000 per kilogram. Adapun di daerah produksi seperti Garut dan Blitar harganya berkisar Rp8.000-Rp9.000 per kg. Namun untuk harga cabai besar mulai merangkak naik.
“Justru kami bingung yang mahal cabai besar. Biasanya cabai rawit dan keriting, cabai besar yang murah. Ini kebalik,” katanya.
Hamid pun memprediksi jumlah konsumsi cabai periode Hari Raya Idul Fitri, Natal, maupun tahun baru tidak meningkat pesat, hanya sebesar 5%.
Dia pun meramal harga cabai jelang Idul Fitri pada Juli nanti akan berada di level Rp15.000-Rp20.000 per kilogram. Dalil ini, menurut dia terkait jumlah luasan produksi yang dihasilkan petani.
“Jadi kami di asosiasi cabai di Jawa Timur 2.000 hektar per bulan. Kami hitung, tiga bulan lalu umumnya 2.200 hektar harganya Rp20.000 per kilogram. Kalau lebih dari 2.000 hektar paling Rp15.000 per kilo. Yang kami khawatirkan di bawah Rp15.000 per kilo,” katanya.
Di tempat yang sama, Sekjen Asosiasi Bawang Merah Indonesia, Ikhwan Arif juga menjamin harga bawang tidak akan meroket jelang Idul Fitri. Lantaran akan adanya panen periode Juni-September.
Ikhwan menjelaskan, harga bawang merah pun sudah terlihat turun beberapa hari terakhir.
Hal tersebut demi menghabiskan jumlah stok yang ada jelang panen raya. "Harga sudah turun dua hari ini Rp2.000 per kilo," pungkasnya.
Perwakilan AACI, Abdul Hamid mengatakan, harga cabai otomatis turun jika musim panen tiba karena suplai melonjak. Sehingga jika petani menaikkan harga sekarang maka membuat permintaan melemah yang berakibat stok bertambah banyak.
"Jadi kalau cabai justru sekarang sedang murah. Dan satu sampai satu setengah bulan ke depan akan murah karena panen raya," ujarnya di Jakarta, Selasa (10/5/2016).
Hamid menjelaskan, rata-rata harga cabai berdasarkan pantauannya di pasar sekitar Rp13.000 per kilogram. Adapun di daerah produksi seperti Garut dan Blitar harganya berkisar Rp8.000-Rp9.000 per kg. Namun untuk harga cabai besar mulai merangkak naik.
“Justru kami bingung yang mahal cabai besar. Biasanya cabai rawit dan keriting, cabai besar yang murah. Ini kebalik,” katanya.
Hamid pun memprediksi jumlah konsumsi cabai periode Hari Raya Idul Fitri, Natal, maupun tahun baru tidak meningkat pesat, hanya sebesar 5%.
Dia pun meramal harga cabai jelang Idul Fitri pada Juli nanti akan berada di level Rp15.000-Rp20.000 per kilogram. Dalil ini, menurut dia terkait jumlah luasan produksi yang dihasilkan petani.
“Jadi kami di asosiasi cabai di Jawa Timur 2.000 hektar per bulan. Kami hitung, tiga bulan lalu umumnya 2.200 hektar harganya Rp20.000 per kilogram. Kalau lebih dari 2.000 hektar paling Rp15.000 per kilo. Yang kami khawatirkan di bawah Rp15.000 per kilo,” katanya.
Di tempat yang sama, Sekjen Asosiasi Bawang Merah Indonesia, Ikhwan Arif juga menjamin harga bawang tidak akan meroket jelang Idul Fitri. Lantaran akan adanya panen periode Juni-September.
Ikhwan menjelaskan, harga bawang merah pun sudah terlihat turun beberapa hari terakhir.
Hal tersebut demi menghabiskan jumlah stok yang ada jelang panen raya. "Harga sudah turun dua hari ini Rp2.000 per kilo," pungkasnya.
(ven)