Ekonomi Lesu, Industri Semen RI Tetap Menjanjikan
A
A
A
DENPASAR - PT Cemindo Gemilang selaku produsen Semen Merah Putih menilai industri semen nasional masih menjanjikan, meski ekonomi dalam negeri masih tercatat lesu. Hal ini tak terlepas dari masih kecilnya konsumsi semen per kapita di Tanah Air.
General Manager PT Cemindo Gemilang Oza Guswara mengatakan, konsumsi semen di Indonesia jauh tertinggal dari negara tetangga seperti Vietnam dengan tingkat konsumsi mencapai 500 kilogram (kg) per tahun. Sementara, konsumsi semen dalam negeri hanya 275 kg per kapita per tahun.
"Konsumsi semen kita kalau jauh darj Vietnam, kita masih kecil sehingga masih banyak ruang. Kita juga tahu bahwa Indonesia butuh infrastruktur seperti jalan tol dan program sejuta rumah dari pemerintah," kata dia dalam acara gathering bersama retailers di Bali, Sabtu (28/5/2016).
(Baca Juga: Tantangan Semen Merah Putih sebagai Pemain Baru)
Atas dasar itu, pihaknya tidak kecil hati atau takut kalah saing dengan perusahaan semen lainnya yang lebih dahulu mengorbit. Apalagi saat ini pihaknya tidak lagi impor dari Vietnam melainkan 100% dari pabrik yang dimilikinya di Indonesia.
"Sebelumnya kita memang Akuisisi pabrik di Vietnam yaitu Chinfon Cement Corporation, kita awalnya memang awalnya dari sana sebelum pabrik kita jalan. Tapi sekarang pabrik kita sudah jalan, jadi sudah 100% yang belokasi di Bayan, Banten," ujarnya.
Di menuturkan, pabrik di Bayan tersebut berkapasitas produksi 4 juta ton per tahun. Pihaknya juga ada penggilingan semen di Banten 1,75 juta ton. "Kita juga ada Gresik, Jatim kapasitasnya satu juta ton. Ada juga pengepakan semen di Pontianak 500 ribu ton per tahun," kata dia.
General Manager PT Cemindo Gemilang Oza Guswara mengatakan, konsumsi semen di Indonesia jauh tertinggal dari negara tetangga seperti Vietnam dengan tingkat konsumsi mencapai 500 kilogram (kg) per tahun. Sementara, konsumsi semen dalam negeri hanya 275 kg per kapita per tahun.
"Konsumsi semen kita kalau jauh darj Vietnam, kita masih kecil sehingga masih banyak ruang. Kita juga tahu bahwa Indonesia butuh infrastruktur seperti jalan tol dan program sejuta rumah dari pemerintah," kata dia dalam acara gathering bersama retailers di Bali, Sabtu (28/5/2016).
(Baca Juga: Tantangan Semen Merah Putih sebagai Pemain Baru)
Atas dasar itu, pihaknya tidak kecil hati atau takut kalah saing dengan perusahaan semen lainnya yang lebih dahulu mengorbit. Apalagi saat ini pihaknya tidak lagi impor dari Vietnam melainkan 100% dari pabrik yang dimilikinya di Indonesia.
"Sebelumnya kita memang Akuisisi pabrik di Vietnam yaitu Chinfon Cement Corporation, kita awalnya memang awalnya dari sana sebelum pabrik kita jalan. Tapi sekarang pabrik kita sudah jalan, jadi sudah 100% yang belokasi di Bayan, Banten," ujarnya.
Di menuturkan, pabrik di Bayan tersebut berkapasitas produksi 4 juta ton per tahun. Pihaknya juga ada penggilingan semen di Banten 1,75 juta ton. "Kita juga ada Gresik, Jatim kapasitasnya satu juta ton. Ada juga pengepakan semen di Pontianak 500 ribu ton per tahun," kata dia.
(akr)