Bos PLN: 23 Perusahaan Lirik Investasi Nuklir di RI
A
A
A
JAKARTA - Penggunaan teknologi nuklir untuk pembangkit listrik bisa menjadi pilihan, karena harganya murah. PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) mengungkapkan, alasan tersebut membuat banyak negara tertarik investasi ke Indonesia.
Direktur Utama PLN Sofyan Basir mengatakan, sudah ada 23 perusahaan yang tertarik berinvestasi teknologi nuklir. Ini bisa berguna untuk memangkas tarif listrik industri.
"Oh banyak sudah 23 (perusahaan). Kalian tidak mau nuklir bikin listrik bagi industri jadi mahal," ujarnya di Jakarta, Senin (30/5/2016).
Sofyan menjelaskan, negara yang tertarik di antaranya Amerika Serikat (AS), China, dan Rusia. Selain itu, termasuk Perancis selalu menjadi raja nuklir dari Eropa.
"Amerika, China, Rusia ada. Hampir semua negara menawarkan, Perancis kan rajanya nuklir. Seluruh listrik Eropa dari Perancis," kata mantan Bos Bank BRI ini.
Menurutnya, PLN siap untuk mengembangkan nuklir menjadi sumber tenaga listrik baru. Apalagi, teknologi ini sudah tidak asing lagi di Benua Eropa dan Amerika.
"Wajib dong untuk semua orang di luar sekarang. Nuklir hidup di Eropa, Amerika 50-60 tahun yang lalu. Mereka berjaya industrinya karena energinya sangat murah lewat teknologi nuklir," pungkasnya.
Direktur Utama PLN Sofyan Basir mengatakan, sudah ada 23 perusahaan yang tertarik berinvestasi teknologi nuklir. Ini bisa berguna untuk memangkas tarif listrik industri.
"Oh banyak sudah 23 (perusahaan). Kalian tidak mau nuklir bikin listrik bagi industri jadi mahal," ujarnya di Jakarta, Senin (30/5/2016).
Sofyan menjelaskan, negara yang tertarik di antaranya Amerika Serikat (AS), China, dan Rusia. Selain itu, termasuk Perancis selalu menjadi raja nuklir dari Eropa.
"Amerika, China, Rusia ada. Hampir semua negara menawarkan, Perancis kan rajanya nuklir. Seluruh listrik Eropa dari Perancis," kata mantan Bos Bank BRI ini.
Menurutnya, PLN siap untuk mengembangkan nuklir menjadi sumber tenaga listrik baru. Apalagi, teknologi ini sudah tidak asing lagi di Benua Eropa dan Amerika.
"Wajib dong untuk semua orang di luar sekarang. Nuklir hidup di Eropa, Amerika 50-60 tahun yang lalu. Mereka berjaya industrinya karena energinya sangat murah lewat teknologi nuklir," pungkasnya.
(izz)