Bos Unilever Ketakutan Inggris Ingin Keluar dari Uni Eropa
A
A
A
LONDON - Bos Unilever menerangkan kemungkinan penarikan diri Inggris keluar dari Uni Eropa setelah referendum pada 23 Juni, mendatang diyakini akan berimbas negatif kepada perusahaan multinasional yang berkantor pusat di Rotterdam, Belanda dan London tersebut. Rencana Inggris meninggalkan Uni Eropa telah menghadirkan ketidakpastian ekonomi menurut pengamat.
Dilansir BBCnews, Kamis (16/6/2016) menanggapi seputar masa depan karyawan mereka apabila Inggris keluar dari Uni Eropa, Unilever masih enggan menanggapi. Sementara sebelumnya beberapa petinggi produsen barang rumah tangga terbesar ketiga di dunia, itu mengatakan ekonomi Inggris dapat sukses, meski harus keluar dari Uni Eropa. Unilever mengatakan dalam sebuah pernyataan menerangkan fasilitas mereka seperti laboratorium penelitian di Inggris akan tetap beroperasi setelah Brexit -British exit-.
Tetapi dia menambahkan: "Namun cara kerja dan fundamental kami dalam menjalankan perusahaan kemungkinan akan berbeda, jika keputusan diambil untuk meninggalkan Uni Eropa," ucap juru bicara Unilever.
Dia menambahkan masih terlalu dini untuk mengatakan apakah Brexit akan mempunyai efek terhadap pekerjaan Unilever, pekerja ataupun dalam soal investasi. Namun ketidakpastian akan memberikan efek pada perekonomian Inggris untuk menahan atau membuat pelaku bisnis lebih berhati-hati. "Kami tidak dapat memprediksi konsekuensi ekonomi dan dampak selanjutnya pada operasi kita (Unilever) di Inggris," bunyi pernyataan Unilever.
Hari ini Chief Executive Unilever Paul Polman bersama, dengan Mantan Kepala Eksekutif Patrick Cescau dan Niall FitzGerald serta Mantan Direktur Sir Michael Perry mengirimkan surat bersama kepada karyawan.
"Bukan tugas kamu untuk menyarankan orang dalam memilih, tapi dalam mengambil keputusan ini sangat penting dan kami merasa bertanggung jawab untuk menunjukkan Unilever di Inggris berkembang sangat pesat sebagai perusahaan. Ada pusat penelitian Internasional, pabrik dan kantor pusat global yang menurut kami akan terpengaruh jika Inggris meninggalkan Uni Eropa," ucap Paul Polman.
Sebelumnya Polman mengatakan kepada Guardian bahwa tidak punya rencana menerukan operasinya di UK bila Brexit terwujud, tapi menurutnya akan sangat baik untuk Inggris tetap bertahan di Uni Eropa.
Dalam surat mereka kepada 7.500 karyawan Unilever di Inggris, para Bos mengatakan perusahaan berutang banyak atas kesuksesan yang telah diraih dalam 25 tahun terakhir untuk mendapatkan akses ke pasar Eropa dengan lebih dari 500 juta konsumen. Di surat itu juga disebutkan bahwa Uni Eropa menjadi jendela untuk basis bisnis Eropa dan membuat Unilever untuk tumbuh dan berkembang dalam sebuah pasar yang sangat global.
Dilansir BBCnews, Kamis (16/6/2016) menanggapi seputar masa depan karyawan mereka apabila Inggris keluar dari Uni Eropa, Unilever masih enggan menanggapi. Sementara sebelumnya beberapa petinggi produsen barang rumah tangga terbesar ketiga di dunia, itu mengatakan ekonomi Inggris dapat sukses, meski harus keluar dari Uni Eropa. Unilever mengatakan dalam sebuah pernyataan menerangkan fasilitas mereka seperti laboratorium penelitian di Inggris akan tetap beroperasi setelah Brexit -British exit-.
Tetapi dia menambahkan: "Namun cara kerja dan fundamental kami dalam menjalankan perusahaan kemungkinan akan berbeda, jika keputusan diambil untuk meninggalkan Uni Eropa," ucap juru bicara Unilever.
Dia menambahkan masih terlalu dini untuk mengatakan apakah Brexit akan mempunyai efek terhadap pekerjaan Unilever, pekerja ataupun dalam soal investasi. Namun ketidakpastian akan memberikan efek pada perekonomian Inggris untuk menahan atau membuat pelaku bisnis lebih berhati-hati. "Kami tidak dapat memprediksi konsekuensi ekonomi dan dampak selanjutnya pada operasi kita (Unilever) di Inggris," bunyi pernyataan Unilever.
Hari ini Chief Executive Unilever Paul Polman bersama, dengan Mantan Kepala Eksekutif Patrick Cescau dan Niall FitzGerald serta Mantan Direktur Sir Michael Perry mengirimkan surat bersama kepada karyawan.
"Bukan tugas kamu untuk menyarankan orang dalam memilih, tapi dalam mengambil keputusan ini sangat penting dan kami merasa bertanggung jawab untuk menunjukkan Unilever di Inggris berkembang sangat pesat sebagai perusahaan. Ada pusat penelitian Internasional, pabrik dan kantor pusat global yang menurut kami akan terpengaruh jika Inggris meninggalkan Uni Eropa," ucap Paul Polman.
Sebelumnya Polman mengatakan kepada Guardian bahwa tidak punya rencana menerukan operasinya di UK bila Brexit terwujud, tapi menurutnya akan sangat baik untuk Inggris tetap bertahan di Uni Eropa.
Dalam surat mereka kepada 7.500 karyawan Unilever di Inggris, para Bos mengatakan perusahaan berutang banyak atas kesuksesan yang telah diraih dalam 25 tahun terakhir untuk mendapatkan akses ke pasar Eropa dengan lebih dari 500 juta konsumen. Di surat itu juga disebutkan bahwa Uni Eropa menjadi jendela untuk basis bisnis Eropa dan membuat Unilever untuk tumbuh dan berkembang dalam sebuah pasar yang sangat global.
(akr)