APBNP 2016 Disahkan, Ini Asumsi Makro Ekonomi
A
A
A
JAKARTA - Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2016 hari ini disahkan dalam rapat paripurna DPR, tanpa adanya penolakan. Ketua DPR Ade Komarudin sebagai pemimpin rapat paripurna pun mengetuk palu sebagai tanda disetujuinya APBNP 2016 itu.
Ketua Badan Anggaran DPR Kahar Muzakir mengatakan, bahwa berdasarkan besaran asumsi dasar yang telah disepakati, maka Pendapatan Negara dan Hibah dalam APBN-P Tahun Anggaran 2016 sebesar Rp1.786.225,0 triliun, yang terdiri dari Penerimaan Dalam Negeri sebesar Rp1.784.249,9 triliun dan Penerimaan Hibah sebesar Rp1.975,2 triliun.
"Pendapatan dalam negeri terdiri dari Penerimaan Perpajakan sebesar Rp1.539.166,2 triliun dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar Rp245.083,6 triliun," kata Kahar dalam laporannya di rapat paripurna DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (28/6/2016).
(Baca Juga: Sempat Alot, DPR Akhirnya Sahkan Tax Amnesty Jadi UU)
Dia menambahkan target rasio penerimaan pajak (tax ratio) tahun ini turun, dari rencana awal 13,11% menjadi 12,86% terhadap Produk Domestik Bruto. Sejalan dengan itu, target penerimaan perpajakan turun dari target awal sebesar Rp1.546,7 triliun menjadi Rp1539,16 triliun di APBNP 2016.
Sementara untuk peningkatan PNBP secara total Rp39,7 triliun dari Rp205,4 triliun menjadi Rp245,1 triliun. "PNBP terdiri dari Penerimaan SDA Migas sebesar Rp68.688, 1 triliun, SDA Non Migas sebesar Rp21.836,3 triliun, Pendapatan Laba BUMN sebesar Rp34.164 triliun dan PNBP Lainnya," tuturnya.
Adapun Belanja Negara dalam APBN-P TA 2016 disepakati sebesar Rp2.082‚9 triliun, yang terdiri dari Belanja Pemerintah Pusat sebesar Rp1.306‚7 triliun. Belanja tersebut erdiri dari belanja kementerian atau lembaga (K/L) sebesar Rp767,8 triliun dan belanja Non K/L sebesar Rp538‚9 triliun.
Adapun asumsi makro ekonomi yang disepakati dalam APBNP 2016 yakni pertumbuhan ekonomi 5,2 persen, nilai tukar rupiah Rp13.500/USD, inflasi 4,0%, SPN tiga bulan 5,5%, harga minyak mentah Indonesia (ICP) USD40 per barel, lifting minyak 820 ribu barel per hari, dan lifting gas 1.150 barel per hari setara minyak.
Ketua Badan Anggaran DPR Kahar Muzakir mengatakan, bahwa berdasarkan besaran asumsi dasar yang telah disepakati, maka Pendapatan Negara dan Hibah dalam APBN-P Tahun Anggaran 2016 sebesar Rp1.786.225,0 triliun, yang terdiri dari Penerimaan Dalam Negeri sebesar Rp1.784.249,9 triliun dan Penerimaan Hibah sebesar Rp1.975,2 triliun.
"Pendapatan dalam negeri terdiri dari Penerimaan Perpajakan sebesar Rp1.539.166,2 triliun dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar Rp245.083,6 triliun," kata Kahar dalam laporannya di rapat paripurna DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (28/6/2016).
(Baca Juga: Sempat Alot, DPR Akhirnya Sahkan Tax Amnesty Jadi UU)
Dia menambahkan target rasio penerimaan pajak (tax ratio) tahun ini turun, dari rencana awal 13,11% menjadi 12,86% terhadap Produk Domestik Bruto. Sejalan dengan itu, target penerimaan perpajakan turun dari target awal sebesar Rp1.546,7 triliun menjadi Rp1539,16 triliun di APBNP 2016.
Sementara untuk peningkatan PNBP secara total Rp39,7 triliun dari Rp205,4 triliun menjadi Rp245,1 triliun. "PNBP terdiri dari Penerimaan SDA Migas sebesar Rp68.688, 1 triliun, SDA Non Migas sebesar Rp21.836,3 triliun, Pendapatan Laba BUMN sebesar Rp34.164 triliun dan PNBP Lainnya," tuturnya.
Adapun Belanja Negara dalam APBN-P TA 2016 disepakati sebesar Rp2.082‚9 triliun, yang terdiri dari Belanja Pemerintah Pusat sebesar Rp1.306‚7 triliun. Belanja tersebut erdiri dari belanja kementerian atau lembaga (K/L) sebesar Rp767,8 triliun dan belanja Non K/L sebesar Rp538‚9 triliun.
Adapun asumsi makro ekonomi yang disepakati dalam APBNP 2016 yakni pertumbuhan ekonomi 5,2 persen, nilai tukar rupiah Rp13.500/USD, inflasi 4,0%, SPN tiga bulan 5,5%, harga minyak mentah Indonesia (ICP) USD40 per barel, lifting minyak 820 ribu barel per hari, dan lifting gas 1.150 barel per hari setara minyak.
(akr)