Harga Minyak Dunia Tak Hanya Dipengaruhi Brexit
A
A
A
JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said memastikan, tidak seorangpun dapat memprediksi harga minyak dunia. Keputusan Inggris untuk keluar dari Uni Eropa (British Exit/Brexit) juga tidak menjadi satu-satunya penentu harga minyak dunia ke depannya.
Dia mengatakan, referendum Brexit memang menjadi salah satu item yang mampu memengaruhi kondisi harga minyak dunia. Namun, hal tersebut tidak menjadi satu-satunya yang menentukan kondisi harga minyak dunia beberapa waktu ke depan.
"Semua orang mengatakan no one can predict oil price. Karena variabelnya memang kompleks sekali. Brexit salah satu item, tapi perkembangan global kan banyak hal," katanya di Hotel Kempinski, Jakarta, Selasa (19/7/2016).
Selain Brexit, sambung mantan Bos PT Pindad (Persero) ini, harga minyak dunia juga dipengaruhi teknologi minyak nonkonvensional, situasi dan perimbangan antara produsen minyak yang anggota OPEC dan nonOPEC. Selain itu, kemajuan teknologi di bidang energi terbarukan juga akan berpengaruh terhadap harga minyak dunia.
"Yang paling penting bagi kita adalah melihat seluruh perkembangan, karena itu penting bagi kita untuk memiliki akses ke berbagai sumber informasi," imbuh dia.
Menurutnya, yang terpenting untuk Indonesia saat ini adalah berada di semua komunitas energi. Sehingga, informasi dan kondisi apapun mengenai minyak dunia cepat ke Indonesia. "Kita aktif di OPEC, kita aktif di IEA, sebentar lagi kita aktif di International Energy Forum yang merupakan gabungan dari keduanya," tuturnya.
Sudirman menambahkan, semakin terbukanya akses Indonesia kepada komunitas energi tersebut maka akurasi kebijakan yang diambil akan semakin baik. "Dan saya kira policy yang didasari pada knowledge, pada informasi adalah policy yang baik. Jadi, jangan kita berada dalam sangkar, tapi tidak memperhatikan global tren," tandas dia.
Dia mengatakan, referendum Brexit memang menjadi salah satu item yang mampu memengaruhi kondisi harga minyak dunia. Namun, hal tersebut tidak menjadi satu-satunya yang menentukan kondisi harga minyak dunia beberapa waktu ke depan.
"Semua orang mengatakan no one can predict oil price. Karena variabelnya memang kompleks sekali. Brexit salah satu item, tapi perkembangan global kan banyak hal," katanya di Hotel Kempinski, Jakarta, Selasa (19/7/2016).
Selain Brexit, sambung mantan Bos PT Pindad (Persero) ini, harga minyak dunia juga dipengaruhi teknologi minyak nonkonvensional, situasi dan perimbangan antara produsen minyak yang anggota OPEC dan nonOPEC. Selain itu, kemajuan teknologi di bidang energi terbarukan juga akan berpengaruh terhadap harga minyak dunia.
"Yang paling penting bagi kita adalah melihat seluruh perkembangan, karena itu penting bagi kita untuk memiliki akses ke berbagai sumber informasi," imbuh dia.
Menurutnya, yang terpenting untuk Indonesia saat ini adalah berada di semua komunitas energi. Sehingga, informasi dan kondisi apapun mengenai minyak dunia cepat ke Indonesia. "Kita aktif di OPEC, kita aktif di IEA, sebentar lagi kita aktif di International Energy Forum yang merupakan gabungan dari keduanya," tuturnya.
Sudirman menambahkan, semakin terbukanya akses Indonesia kepada komunitas energi tersebut maka akurasi kebijakan yang diambil akan semakin baik. "Dan saya kira policy yang didasari pada knowledge, pada informasi adalah policy yang baik. Jadi, jangan kita berada dalam sangkar, tapi tidak memperhatikan global tren," tandas dia.
(izz)