Pembangkit Listrik 35.000 MW Telah Beroperasi di Lombok
A
A
A
LOMBOK - PT PLN (Persero) telah berhasil mengoperasikan satu unit mesin MPP kapasitas 25 megawatt (MW) Jeranjang, Lombok, setelah sebelumnya melakukan uji coba tegangan untuk memastikan kehandalan mesin dan penyesuaian terhadap sistem existing. Hal ini sesuai dengan janji PLN kepada Presiden RI Joko Widodo pada saat groundbreaking Mobile Power Plant (MPP) kapasitas 2x25 MW yang terletak di Desa Taman Ayu, Kabupaten Lombok Barat.
MPP Jeranjang kapasitas 2x 25 MW ini merupakan Pembangkit Listrik kedua dari program 35.000 MW yang telah berhasil beroperasi, untuk tahap awal, 25 MW telah masuk sistem selanjutnya dalam waktu dekat 25 MW akan menyusul untuk dilakukan uji coba kehandalan mesin.
"Seluruh uji coba untuk mesin pertama berkapasitas 25 MW telah berhasil dilakukan, dan secara resmi masuk sistem kelistrikan lombok, tambahan daya sangat penting terutama saat ini Lombok menjadi tuan rumah perhelatan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Nasional ke XXVI Tahun 2016 di NTB, yang artinya PLN menyatakan kesiapannya untuk menyokong kebutuhan listrik selama pergelaran acara tersebut berlangsung," ujar Direktur Regional Bisnis Sulawesi dan Nusa Tenggara, Machnizon Masri seperti dalam rilis yang diterima Sindonews di Jakarta, Minggu (31/7/2016).
MPP di Lombok ini menjadi salah satu program strategis PLN yang tertuang dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) tahun 2015 – 2024. Hal ini menjadi bukti komitmen PLN terhadap pembangunan infrastruktur kelistrikan di NTB untuk mewujudkan ratio elektrifikasi hingga 100 persen.
Selain itu MPP berbahan bakar gas berpotensi dapat menghemat biaya pengeluaran untuk BBM hingga 26 Milyar per tahun. “Dengan masuknya MPP 50 MW kedalam sistem Lombok maka diperkirakan rasio elektrifikasi di Lombok akan meningkat dari 73,83% (per April 2016) menjadi 78,16 % pada Desember 2016, dengan peningkatan ini diharapkan bisa menjadi katalisator perekonomian masyarakat," tambah dia.
Sistem kelistrikan di Wilayah NTB terdiri dari 3 sistem yang terpisah, yaitu Sistem Lombok, Sistem Sumbawa dan Sistem Bima. Sistem Lombok merupakan sistem terbesar dengan beban puncak mencapai ± 212 MW dan daya mampu pasok ± 219 MW per Juni 2016. Dengan tambahan 50 MW dari MPP Lombok, maka akan menambah keandalan daya pasok sistem Lombok.
Sementara itu terkait dengan kegiatan MTQ Nasional ke XXVI Tahun 2016 yang digelar di Islamic Centre NTB dihelat pada 30 Juli 2016 hingga 6 Agustus, PLN telah membentuk tim keandalan pasokan listrik sejumlah 300 orang yang akan disiagakan pada lokasi-lokasi kegiatan.
Selain itu PLN juga telah menyiapkan pasokan tenaga listrik maupun jaringan untuk mendukung kegiatan tersebut, antara lain lima unit genset dengan total kapasitas 3.150 kVa dan empat unit trafo mobile berkapasitas 3x400 kVa dan 1x250 kVa. Sebagai antisipasi adanya gangguan, PLN juga menyediakan Uninterruptible Power Supply (UPS) berkapasitas 100 kVa danAutomatic Transfer Switch (ATS) yang berfungsi memindahkan koneksi aliran listrik secara otomatis.
MPP Jeranjang kapasitas 2x 25 MW ini merupakan Pembangkit Listrik kedua dari program 35.000 MW yang telah berhasil beroperasi, untuk tahap awal, 25 MW telah masuk sistem selanjutnya dalam waktu dekat 25 MW akan menyusul untuk dilakukan uji coba kehandalan mesin.
"Seluruh uji coba untuk mesin pertama berkapasitas 25 MW telah berhasil dilakukan, dan secara resmi masuk sistem kelistrikan lombok, tambahan daya sangat penting terutama saat ini Lombok menjadi tuan rumah perhelatan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Nasional ke XXVI Tahun 2016 di NTB, yang artinya PLN menyatakan kesiapannya untuk menyokong kebutuhan listrik selama pergelaran acara tersebut berlangsung," ujar Direktur Regional Bisnis Sulawesi dan Nusa Tenggara, Machnizon Masri seperti dalam rilis yang diterima Sindonews di Jakarta, Minggu (31/7/2016).
MPP di Lombok ini menjadi salah satu program strategis PLN yang tertuang dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) tahun 2015 – 2024. Hal ini menjadi bukti komitmen PLN terhadap pembangunan infrastruktur kelistrikan di NTB untuk mewujudkan ratio elektrifikasi hingga 100 persen.
Selain itu MPP berbahan bakar gas berpotensi dapat menghemat biaya pengeluaran untuk BBM hingga 26 Milyar per tahun. “Dengan masuknya MPP 50 MW kedalam sistem Lombok maka diperkirakan rasio elektrifikasi di Lombok akan meningkat dari 73,83% (per April 2016) menjadi 78,16 % pada Desember 2016, dengan peningkatan ini diharapkan bisa menjadi katalisator perekonomian masyarakat," tambah dia.
Sistem kelistrikan di Wilayah NTB terdiri dari 3 sistem yang terpisah, yaitu Sistem Lombok, Sistem Sumbawa dan Sistem Bima. Sistem Lombok merupakan sistem terbesar dengan beban puncak mencapai ± 212 MW dan daya mampu pasok ± 219 MW per Juni 2016. Dengan tambahan 50 MW dari MPP Lombok, maka akan menambah keandalan daya pasok sistem Lombok.
Sementara itu terkait dengan kegiatan MTQ Nasional ke XXVI Tahun 2016 yang digelar di Islamic Centre NTB dihelat pada 30 Juli 2016 hingga 6 Agustus, PLN telah membentuk tim keandalan pasokan listrik sejumlah 300 orang yang akan disiagakan pada lokasi-lokasi kegiatan.
Selain itu PLN juga telah menyiapkan pasokan tenaga listrik maupun jaringan untuk mendukung kegiatan tersebut, antara lain lima unit genset dengan total kapasitas 3.150 kVa dan empat unit trafo mobile berkapasitas 3x400 kVa dan 1x250 kVa. Sebagai antisipasi adanya gangguan, PLN juga menyediakan Uninterruptible Power Supply (UPS) berkapasitas 100 kVa danAutomatic Transfer Switch (ATS) yang berfungsi memindahkan koneksi aliran listrik secara otomatis.
(wbs)