Harga Minyak Dunia Masih Terpuruk Terbebani Kelebihan Pasokan
A
A
A
SINGAPURA - Harga minyak mentah berjangka hingga awal perdagangan tengah pekan masih terpuruk di bawah level USD40 per barel, meski mendapatkan dukungan dari pelemahan dolar Amerika Serikat (USD). Sementara harga minyak Brent lebih rendah dari posisi USD42 per barel tertekan kelebihan pasokan dan pelemahan pertumbuhan ekonomi global.
Dilansir Reuters, Rabu (3/8/2016) tercatat harga minyak mentah berjangkas AS West Texas Intermediate (WTI) pada perdagangan hari ini berada di level USD39,63 per barel pada pukul 00.27 GMT. Jika dibandingkan dengan sesi sebelumnya, WTI masih menanjak naik sebesar 12 sen. Namun masih tetap di bawah USD40 per barel untuk pertama kalinya sejak April selama sesi sebelumnya.
Sementara harga minyak mentah Brent pada hari berada di posisi USD41,85 per barel atau naik hanya 5 sen dari sesi terakhir dan gagal untuk mengulang hasil positif agar tetap mempertahankan di level USD42/barel. Kenaikan tipis harga minyak terimbas pelemahan USD yang mencapai 2,5% terhadap beberapa mata uang utama lainnya untuk menjadi sentimen positif.
Pelemahan USD memberikan dukungan untuk membuat bahan bakar impor lebih murah bagi negara-negara yang menggunakan mata uang lainnya, kondisi ini berpotensi mendongkrak permintaan. "Minyak masih berisiko miring ke downside di 2H 16. Gangguan pada rantai pasokan bisa menjadi tekanan," ucap analis Morgan Stanley Adam Longson.
Bank AS juga mengatakan outlook perekonomian global yang masih melemah, berpotensi memukul permintaan bahan bakar Internasional. "Kami berharap pertumbuhan global untuk bergerak di bawah perkiraan konsensus," kata Morgan Stanley.
Dilansir Reuters, Rabu (3/8/2016) tercatat harga minyak mentah berjangkas AS West Texas Intermediate (WTI) pada perdagangan hari ini berada di level USD39,63 per barel pada pukul 00.27 GMT. Jika dibandingkan dengan sesi sebelumnya, WTI masih menanjak naik sebesar 12 sen. Namun masih tetap di bawah USD40 per barel untuk pertama kalinya sejak April selama sesi sebelumnya.
Sementara harga minyak mentah Brent pada hari berada di posisi USD41,85 per barel atau naik hanya 5 sen dari sesi terakhir dan gagal untuk mengulang hasil positif agar tetap mempertahankan di level USD42/barel. Kenaikan tipis harga minyak terimbas pelemahan USD yang mencapai 2,5% terhadap beberapa mata uang utama lainnya untuk menjadi sentimen positif.
Pelemahan USD memberikan dukungan untuk membuat bahan bakar impor lebih murah bagi negara-negara yang menggunakan mata uang lainnya, kondisi ini berpotensi mendongkrak permintaan. "Minyak masih berisiko miring ke downside di 2H 16. Gangguan pada rantai pasokan bisa menjadi tekanan," ucap analis Morgan Stanley Adam Longson.
Bank AS juga mengatakan outlook perekonomian global yang masih melemah, berpotensi memukul permintaan bahan bakar Internasional. "Kami berharap pertumbuhan global untuk bergerak di bawah perkiraan konsensus," kata Morgan Stanley.
(akr)