PLN Target Pasang 200 Stasiun Pengisian Listrik Umum di Jakarta
A
A
A
JAKARTA - PT PLN Persero Distribusi Jakarta Raya (Disjaya) menargetkan pemasangan 200 Stasiun Penyedia Listrik Umum (SPLU) di wilayah DKI Jakarta, dalam upaya untuk mengurangi pencurian listrik ilegal yang selama ini dilakukan oleh banyak pedagang kaki lima. (PKL). Sebagai langkah awal, PLN telah memasang di daerah Pegadungan, Jakarta Barat.
General Manager PLN Disjaya Syamsul Huda mengatakan, target pemasangan 200 SPLU meliputi 26 wilayah. Ditargetkan bisa selesai Oktober mendatang. "Kami targetkan pemasangan 200 SPLU di seluruh wilayah kerja PLN Disjaya. Dapat selesai tepat di tanggal 27 Oktober 2016 yang sekaligus diperingati sebagai Hari Listrik Nasional," ujarnya di Jakarta, Kamis (4/8/2016).
(Baca Juga: Terobosan 'Listrik Pintar' PLN untuk PKL)
Dia menerangkan SPLU PLN memiliki dia tipe yakni standing dan hook. Bedanya untuk tipe standing dipasang berdiri dan tipe hook menempel pada tiang. Nantinya masyarakat atau pedagang kaki lima yang ingin menggunakan listrik dari SPLU tinggal membeli voucer listrik di ATM atau institusi yang bekerja sama dengan PLN. Kemudian, dimasukkan kode pembelian voucer listrik di SPLU.
"SPLU tipe standing dan tipe hook sama-sama ada dua Kwh meter. Ini peruntukan buat siapa saja, tidak dikuasai seseorang. Dengan syarat masyarakat yang gunakan harus isi tokennya, bisa beli dimana saja, di ATM, Kantor Pos, dan seterusnya," lanjut dia.
(Baca Juga: Ini Tarif Listrik Pintar untuk PKL)
PLN kata dia, mengimbau kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) untuk memberikan data Pedagang Kaki Lima (PKL) karena SPLU yang merupakan bagian dari listrik pintar akan digunakan mereka. Sehingga, pihaknya bisa mengetahui jumlah yang akan dipasang. "Pemprov bisa sampaikan data PKL. Sehingga, kami bisa tahu penyediaan listriknya," pungkasnya.
General Manager PLN Disjaya Syamsul Huda mengatakan, target pemasangan 200 SPLU meliputi 26 wilayah. Ditargetkan bisa selesai Oktober mendatang. "Kami targetkan pemasangan 200 SPLU di seluruh wilayah kerja PLN Disjaya. Dapat selesai tepat di tanggal 27 Oktober 2016 yang sekaligus diperingati sebagai Hari Listrik Nasional," ujarnya di Jakarta, Kamis (4/8/2016).
(Baca Juga: Terobosan 'Listrik Pintar' PLN untuk PKL)
Dia menerangkan SPLU PLN memiliki dia tipe yakni standing dan hook. Bedanya untuk tipe standing dipasang berdiri dan tipe hook menempel pada tiang. Nantinya masyarakat atau pedagang kaki lima yang ingin menggunakan listrik dari SPLU tinggal membeli voucer listrik di ATM atau institusi yang bekerja sama dengan PLN. Kemudian, dimasukkan kode pembelian voucer listrik di SPLU.
"SPLU tipe standing dan tipe hook sama-sama ada dua Kwh meter. Ini peruntukan buat siapa saja, tidak dikuasai seseorang. Dengan syarat masyarakat yang gunakan harus isi tokennya, bisa beli dimana saja, di ATM, Kantor Pos, dan seterusnya," lanjut dia.
(Baca Juga: Ini Tarif Listrik Pintar untuk PKL)
PLN kata dia, mengimbau kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) untuk memberikan data Pedagang Kaki Lima (PKL) karena SPLU yang merupakan bagian dari listrik pintar akan digunakan mereka. Sehingga, pihaknya bisa mengetahui jumlah yang akan dipasang. "Pemprov bisa sampaikan data PKL. Sehingga, kami bisa tahu penyediaan listriknya," pungkasnya.
(akr)