Wejangan Menteri Bambang bagi Anak Muda Hadapi MEA
A
A
A
DEPOK - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro menjelaskan persaingan dunia kerja sejak era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) semakin ketat. Kondisi itu harus dihadapi oleh generasi muda.
“Mulai Januari 2016, Indonesia menjadi bagian MEA. Tantangan saya bahwa kalian harus sanggup karena Indonesia menjadi bagian dari kompetisi global. Bukan kompetisi yang localy dan regional. Konsekuensinya, perpindahan tenaga kerja sangat mudah,” katanya dalam kuliah umum pada rangkaian Kegiatan Mahasiswa Baru (KAMABA) program sarjana semua kelas serta program Vokasi Universitas Indonesia, Jumat (5/8/2016).
Menurut Bambang, pasar kerja saat ini tidak hanya di Indonesia, tetapi sudah bicara soal ASEAN yakni 10 negara. Pesaing lulusan muda Tanah Air bahkan tidak lagi sesama anak muda dalam negeri, tetapi sudah bersifat global.
"Pasar kerja kita tak lagi di NKRI. Pasar kerja kita di ASEAN. Harus punya pengakuan secara internasional. Ada sertifikasi misalnya jadi insinyur di ASEAN, dokter, akuntan, lawyer dan lainnya. Jadi tidak hanya menghadapi dari negeri sendiri, harus siap bersaing dengan dari negara lain," tandasnya.
Karena itu, lanjutnya, ia memiliki kiat agar anak muda Indonesia siap menjalani tantangan MEA. Yaitu menjaga ketahanan di bidang ekonomi dan berani memanfaatkan peluang. (Baca: Menteri PPN: Indonesia Harus Jadi Negara Industri dan Jasa)
“Stabilitas ekonomi harus dijaga. Jangan tidak dikelola dengan baik. Ada negara namanya Venezuela dulu terkenalnya karena sering menang Miss Universe. Saat ini negara itu hampir bangkrut padahal penghasil minyak terbesar di dunia karena salah urus. Jangan sampai terjadi di Indonesia,” katanya.
Memanfaatkan peluang, kata Bambang, juga harus diperkuat dengan kemampuan berbahasa asing. Ia berharap seluruh mahasiswa sarjana harus fasih berbahasa Inggris.
“Kuncinya, saya minta mulai dari bahasa. Sebelum bicara masalah akademik, cek dulu kemanpuan bahasanya. S1 harus lancar bahasa Inggris bagus juga jika ada bahasa selain itu. Agar tak ada kesulitan melamar kerja di manapun. Tak harus bekerja hanya di Jakarta. Bisnis opportunity job di daerah semakin baik kok. Jadi tak hanya eksklusif kerja di Jakarta tetapi menyebar ke daerah,” tandasnya.
“Mulai Januari 2016, Indonesia menjadi bagian MEA. Tantangan saya bahwa kalian harus sanggup karena Indonesia menjadi bagian dari kompetisi global. Bukan kompetisi yang localy dan regional. Konsekuensinya, perpindahan tenaga kerja sangat mudah,” katanya dalam kuliah umum pada rangkaian Kegiatan Mahasiswa Baru (KAMABA) program sarjana semua kelas serta program Vokasi Universitas Indonesia, Jumat (5/8/2016).
Menurut Bambang, pasar kerja saat ini tidak hanya di Indonesia, tetapi sudah bicara soal ASEAN yakni 10 negara. Pesaing lulusan muda Tanah Air bahkan tidak lagi sesama anak muda dalam negeri, tetapi sudah bersifat global.
"Pasar kerja kita tak lagi di NKRI. Pasar kerja kita di ASEAN. Harus punya pengakuan secara internasional. Ada sertifikasi misalnya jadi insinyur di ASEAN, dokter, akuntan, lawyer dan lainnya. Jadi tidak hanya menghadapi dari negeri sendiri, harus siap bersaing dengan dari negara lain," tandasnya.
Karena itu, lanjutnya, ia memiliki kiat agar anak muda Indonesia siap menjalani tantangan MEA. Yaitu menjaga ketahanan di bidang ekonomi dan berani memanfaatkan peluang. (Baca: Menteri PPN: Indonesia Harus Jadi Negara Industri dan Jasa)
“Stabilitas ekonomi harus dijaga. Jangan tidak dikelola dengan baik. Ada negara namanya Venezuela dulu terkenalnya karena sering menang Miss Universe. Saat ini negara itu hampir bangkrut padahal penghasil minyak terbesar di dunia karena salah urus. Jangan sampai terjadi di Indonesia,” katanya.
Memanfaatkan peluang, kata Bambang, juga harus diperkuat dengan kemampuan berbahasa asing. Ia berharap seluruh mahasiswa sarjana harus fasih berbahasa Inggris.
“Kuncinya, saya minta mulai dari bahasa. Sebelum bicara masalah akademik, cek dulu kemanpuan bahasanya. S1 harus lancar bahasa Inggris bagus juga jika ada bahasa selain itu. Agar tak ada kesulitan melamar kerja di manapun. Tak harus bekerja hanya di Jakarta. Bisnis opportunity job di daerah semakin baik kok. Jadi tak hanya eksklusif kerja di Jakarta tetapi menyebar ke daerah,” tandasnya.
(ven)