Pertamina Berpotensi Kalahkan Petronas
A
A
A
JAKARTA - Kepala Pusat Studi Energi Universitas Gadjah Mada (PSE UGM) Deendarlianto menilai, dengan kinerja PT Pertamina yang bagus, maka perusahaan milik BUMN ini semakin berpeluang mengungguli raksasa migas dari Malaysia, Petronas.
"Kita sebagai warga negara harus memberi apresiasi terhadap prestasi yang dicapai Pertamina. Saya optimistis Pertamina bisa mengalahkan Petronas, asal proses efisiensi terus dijalankan," kata dia dalam rilisnya yang diterima Sindonews, Jakarta, Senin (29/8/2016).
Menurutnya, kinerja tersebut menunjukkan bahwa Pertamina telah melakukan efisiensi dengan sangat baik. Di tengah harga minyak dunia yang jatuh, Pertamina justru berhasil melakukan penghematan luar biasa.
"Kalau melihat angkanya (laba pada semester pertama 2016, red), tentu kinerjanya membaik dan program efisiensinya berhasil, managemen strategic-nya berhasil," lanjut dia.
Optimisme Deendarlianto semakin besar. Terlebih, karena dari berbagai kajian, didapatkan bahwa karakteristik Pertamina sebenarnya jauh lebih mandiri dibanding Petronas.
Selain langsung berada di bawah Perdana Menteri, subsidi negara juga sangat besar. Misalnya, dari sisi eksplorasi, negara yang melakukan, sedangkan Petronas tinggal menjalankan. "Untuk itu, saya prediksi ke depan, Petronas akan jauh berada di bawah Pertamina," tegas Deendarlianto.
Kinerja Pertamina memang sangat baik dengan kondisi keuangan yang teramat sehat. Di tengah jatuhnya harga minyak dunia, Pertamina menjadi satu di antara sedikit perusahaan migas dunia yang meraih pertumbuhan bersih.
Pada semester pertama 2016, Pertamina meraup laba sebesar USD1,83 miliar atau naik 221% year on year (y-o-y). Kinerja tersebut bahkan sudah melampaui Petronas, yang pada saat yang sama justru membukukan penurunan laba bersih 72% menjadi USD1,54 miliar.
Selain itu, Pertamina juga menjadi satu-satunya BUMN di tanah air yang berhasil masuk jajaran elit perusahaan dunia versi Majalah Fortune tahun ini.
"Kita sebagai warga negara harus memberi apresiasi terhadap prestasi yang dicapai Pertamina. Saya optimistis Pertamina bisa mengalahkan Petronas, asal proses efisiensi terus dijalankan," kata dia dalam rilisnya yang diterima Sindonews, Jakarta, Senin (29/8/2016).
Menurutnya, kinerja tersebut menunjukkan bahwa Pertamina telah melakukan efisiensi dengan sangat baik. Di tengah harga minyak dunia yang jatuh, Pertamina justru berhasil melakukan penghematan luar biasa.
"Kalau melihat angkanya (laba pada semester pertama 2016, red), tentu kinerjanya membaik dan program efisiensinya berhasil, managemen strategic-nya berhasil," lanjut dia.
Optimisme Deendarlianto semakin besar. Terlebih, karena dari berbagai kajian, didapatkan bahwa karakteristik Pertamina sebenarnya jauh lebih mandiri dibanding Petronas.
Selain langsung berada di bawah Perdana Menteri, subsidi negara juga sangat besar. Misalnya, dari sisi eksplorasi, negara yang melakukan, sedangkan Petronas tinggal menjalankan. "Untuk itu, saya prediksi ke depan, Petronas akan jauh berada di bawah Pertamina," tegas Deendarlianto.
Kinerja Pertamina memang sangat baik dengan kondisi keuangan yang teramat sehat. Di tengah jatuhnya harga minyak dunia, Pertamina menjadi satu di antara sedikit perusahaan migas dunia yang meraih pertumbuhan bersih.
Pada semester pertama 2016, Pertamina meraup laba sebesar USD1,83 miliar atau naik 221% year on year (y-o-y). Kinerja tersebut bahkan sudah melampaui Petronas, yang pada saat yang sama justru membukukan penurunan laba bersih 72% menjadi USD1,54 miliar.
Selain itu, Pertamina juga menjadi satu-satunya BUMN di tanah air yang berhasil masuk jajaran elit perusahaan dunia versi Majalah Fortune tahun ini.
(izz)