Pahlawan Pajak

Senin, 05 September 2016 - 06:06 WIB
Pahlawan Pajak
Pahlawan Pajak
A A A
JAKARTA - Hari Rabu (31/8) lalu saya membaca sebuah headline di koran nasional terkemuka, ”Pengusaha Janjikan Rp1.000 triliun.” Rupanya imbauan Jokowi agar wajib pajak besar segera mengikuti program pengampunan pajak mulai menuai hasil. Sedikitnya 100 pengusaha nasional berkomitmen mendeklarasi dan merepatriasi dana senilai Rp1.000 triliun dengan nilai tebusan sekitar Rp60 triliun.

Dalam berita utama itu tertulis, pengusaha pemilik kelompok bisnis raksasa nasional siap menginvestasikan dananya di dalam negeri untuk menciptakan lapangan kerja dan menggerakkan perekonomian nasional.

Kata Ketua Dewan Pertimbangan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wa-nandi di berita tersebut, ”Selama ini anggaran pembangunan dalam APBN sekitar Rp250 triliun per tahun. Masuknya dana sekitar Rp1.000 triliun dengan pengampunan pajak tentu luar biasa untuk menggerakkan ekonomi nasional sekaligus memperbesar basis pajak.”

Berita itu sungguh menggembirakan tapi sekaligus menyedihkan. Gembira karena dengan duit Rp1.000 triliun muncul harapan besar ekonomi kita bakal menggeliat setelah dua tahun terakhir loyo. Sedih karena rupanya begitu banyak pengusaha kita, gajah-gajah lagi, yang selfish menghindari pajak dengan alasan apa pun.

Mereka sudah mendapatkan rezeki melimpah dari negeri ini, tapi begitu datang kewajiban untuk mengembalikan sebagian dari rezeki itu untuk kebaikan saudara- saudara mereka yang lebih tidak beruntung, mereka abai.

To Get Rich Is Glorious

Bicara kewajiban pengusaha membayar pajak, saya jadi ingat Pak Buntoro, pendiri dan CEO Mega Andalas Kalasan (MAK). MAK yang berlokasi di Kalasan, Sleman, adalah produsen perlengkapan rumah sakit kelas dunia yang produknya telah digunakan di banyak negara.

Pak Buntoro adalah sosok yang eksentrik dan memiliki pemikiran yang selalu out of the box, termasuk dalam hal membayar pajak. Ada satu perkataan Pak Buntoro beberapa tahun lalu yang tak mungkin saya lupa.

Dia bilang, berbeda dengan perusahaan lain, visi dan misi MAK adalah menjadi pembayar pajak terbesar di daerah di mana ia beroperasi. Ketika perusahaan lain selfish ingin meraup keuntungan (get) sebanyak mungkin, Pak Buntoro justru sebaliknya berpikir out of the box berkeinginan memberi (give) sebanyak

Tak banyak pengusaha yang berpikir nyleneh, tapi meneduhkan seperti Pak Buntoro. Karena MAK berdomisili di Sleman, maka Pak Buntoro ingin menjadi pembayar pajak terbesar di Sleman. Tak lama setelah ia mengatakan, rupanya visi itu terwujud. MAK menjadi pembayar pajak terbesar di Sleman.

Pak Bun punya filosofi yang meneduhkan, ”to get rich is glorious”. Kata pria asal Wonosobo ini, membayar pajak adalah jalan menuju kemuliaan. Hal ini didasari oleh pidato pemimpin China Deng Xiaoping yang menyerukan kepada rakyatnya agar berusaha keras sehingga bisa menjadi kaya. Kekayaan akan menjadi jalan kemuliaan. ”Dengan menjadi kaya, maka kita bisa menjadi pembayar pajak,” ujarnya.

Pidato itu amat terkenal dan menginspirasi banyak orang termasuk Pak Buntoro. Spirit of giving sosok satu ini luar biasa. Dia berprinsip, jika kita berbuat baik, maka pada akhirnya kebaikan itu akan kembali kepada kita.

Semakin banyak kita memberikan kebaikan kepada orang lain, maka semakin banyak pula kebaikan yang kita dapatkan dari orang lain. Jadi, menurut sosok yang bercita-cita menjadi presiden alias RI-1 ini, bisnis itu hanyalah ekses bukan tujuan. ”Maka, berbuat baiklah dengan alam agar alam berkonspirasi untuk membantu kita mewujudkan apa yang kita inginkan,” ujarnya.

Pahlawan

Sejak dari sononya bangsa kita adalah bangsa gotong-royong, bukan individualis. Bangsa kita juga adalah bangsa yang rakyatnya bahu-membahu saling membantu, bukan saling selfish. Yang mampu membantu yang tidak mampu, yang berlebihan membantu yang berkekurangan.

Dalam spirit seperti inilah Indonesia ada. Dalam spirit saling memberi ini, saya melihat profesi pengusaha adalah profesi yang sangat mulia. Melalui talenta yang dimiliki ditambah kerja keras dan ketekunan, mereka bisa menghimpun aset dan kekayaan.

Seperti kata Pak Buntoro, kekayaan itu merupakan jalan menuju kemuliaan dengan menyisihkannya sebagian untuk kebaikan masyarakat dan bangsanya melalui mekanisme pajak. Di tangan merekalah sesungguhnya kemakmuran negeri ini bakal bisa terwujud.

Dengan spirit of giving dari mereka, setiap anak bangsa dari Sabang sampai Merauke akan mendapatkan kemanfaatan yang luar biasa. Saya bermimpi, semua pengusaha di negeri ini punya prinsip dan keyakinan seperti Pak Buntoro yang begitu bangga ketika bisa menjadi pembayar pajak terbesar.

Saya bermimpi semua pengusaha di negeri ini berlomba-lomba untuk memberikan kebaikan kepada masyarakat dan bangsanya, dengan keyakinan dasar bahwa ketika kita banyak memberi maka kita akan mendapatkan kebaikan yang jauh melimpah ruah. Kalau prinsip dan keyakinan ini bersemayam di setiap dada pengusaha kita, maka mereka layak mendapatkan julukan pahlawan: pahlawan kemakmuran bangsa ini.

Yuswohady
Managing Partner, Inventure www.yuswohady.com @yuswohady
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5308 seconds (0.1#10.140)