Remote Influence

Minggu, 18 September 2016 - 11:56 WIB
Remote Influence
Remote Influence
A A A
JAKARTA - Salah satu seni dalam memimpin adalah melalui kemampuan memotivasi pegawai. Ketika seorang pemimpin mampu memengaruhi anak buahnya untuk melakukan arahannya, maka tanpa harus diawasi terus-menerus dan tanpa harus bertemu, pegawai tersebut akan selalu bekerja sebaik-baiknya.

Mereka akan selalu merasa diawasi meskipun tidak bertemu atasannya sehingga akan menghasilkan kinerja terbaik. Inilah yang disebut: remote influence. Selama 20 tahun menekuni bidang bisnis dan marketing, guru paling hebat bagi saya adalah para CEO perusahaan yang menjadi klien saya.

Banyak dari mereka yang begitu senang memberi saya ”kelas MBA privat” yang barangkali tidak mungkin didapatkan di sekolah MBA manapun. Kali ini saya mendapatkan leadership wisdom mengenai remote influence dari Pak Zulkifli Zaini, Direktur Utama Bank Mandiri periode 2010-2013.

Ya, karena kini saya sedang meriset dan menulis buku mengenai kepemimpinan bisnis Pak Zul, panggilan akrab Zulkifli. Proses ini membuat saya berkesempatan mendapatkan ”kuliah-kuliah” yang luar biasa mengenai kepemimpinannya.

The Power of Influence

Pak Zul menggunakan analogi remote televisi untuk menjelaskan remote influence secara gampang. Meskipun ada jarak antara kita dan televisi, kita tetap bisa mengontrol apa saja channel acara yang ingin ditonton. Walaupun ada jarak dan tak selalu bertemu anak buah, dengan adanyaremote influence, si pemimpin tetap bisa memonitor dan mengontrol mereka.

Sebaliknya, para anak buah juga merasa dimonitor dan dikontrol oleh si pemimpin. Seorang pimpinan cabang di Papua atau di Pulau Timor misalnya, akan merasa bahwa CEO di kantor pusat memonitornya dan tahu bahwa ia akan muncul jika si pimpinan cabang tak melakukan pekerjaan dengan baik. Padahal, si CEO tak ada di sana dan mereka terpisah jarak ribuan kilometer.

Inilah hebatnya remote influence. Dengan adanya remote influence kita tidak perlu memegang terus buntut bawahan tapi mereka tetap punya urgensi dan tanggung jawab untuk menciptakan kinerja terbaik. Inilah seharusnya keahlian terpenting dari seorang pemimpin. Ia tak bisa selalu dekat secara fisik dengan anak buahnya, namun ia harus bisa dekat secara pengaruh.

Seorang pemimpin harus bisa memengaruhi pegawai meskipun dia tidak selalu bertemu dengannya. Ketika si pemimpin tak hadir, pegawai tetap bekerja dengan semangat membara. Ia bekerja bukan karena terus-menerus ditelepon atasan. Ia tetap bekerja sangat keras walaupun atasannya sedang tidak di tempat.

Leadership is about influencing others. Pemimpin bekerja melalui orang lain lewat pengaruhnya. Dengan pengaruh itu orang lain bekerja sungguh-sungguh, walaupun ia tidak ada di situ. ”Karena itu saat memimpin, saya selalu berupaya memastikan the power of influence ini bekerja,” ujar Pak Zul. Dan bagi Pak Zul, ukuran sukses kepemimpinannya ditentukan oleh bekerja atau tidaknya the power of influence ini.

Leadership Means Motivating

Oleh sebab itu, tugas pemimpin tak lain adalah merancang sebuah sistem kepemimpinan yang mampu memotivasi karyawan. Saat karyawan termotivasi, maka mereka akan mempersembahkan kinerja terbaik walaupun si pemimpin tidak ada di sekitarnya.

Kalau seorang pemimpin tidak mampu memengaruhi dan memotivasi karyawannya, maka dia akan kelelahan karena harus terus-menerus berada di dekat mereka, mengawasi, dan memberi arahan. Apalagi, saat karyawan yang harus kita pimpin sudah mencapai jumlah ribuan bahkan puluhan ribu, maka tidak mungkin kita mengawasi mereka satu-per satu selama 7 hari 24 jam.

Oleh karena itu, kemampuan memotivasi adalah bagian yang paling penting sekaligus paling sulit. Inilah kunci dari seni memimpin. Kalau seseorang masih belum sampai pada level memotivasi, maka dia masih sebatas seorang manajer yang hanya cakap dalam melakukan planning, organizing, dan controlling. Kemampuan paling unik dari seorang pemimpin adalah memotivasi pegawai sehingga mereka berdaya (empowered) dan mandiri dalam menjalankan tugas dan misi organisasi tanpa bantuan si pemimpin.

Ingat, indikator kesuksesan seorang pemimpin adalah jika orang-orang yang dipimpinnya berdaya dan mandiri. Kesuksesan paripurna seorang pemimpin adalah jika ia mampu menjadikan pegawai tak lagi tergantung kepadanya. Ketika seorang pemimpin mampu menjalankan remote influence dengan baik maka proses kepemimpinannya akan sangat efektif karena ia bisa mengarahkan dan mengontrol anak buahnya walaupun ia tidak hadir.

Pegawai akan tetap alert karena merasa terus diawasi dan dikontrol untuk mencapai kinerja terbaik. Ingat, seorang pemimpin bisa menghasilkan kinerja yang luar biasa berkat the power of influence yang ia kembangkan.

YUSWOHADY
Managing Partner,
Inventure www.yuswohady.com
@yuswohady
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5704 seconds (0.1#10.140)