BPK Beberkan Penyebab Mahalnya Harga Gas RI

Selasa, 20 September 2016 - 20:08 WIB
BPK Beberkan Penyebab Mahalnya Harga Gas RI
BPK Beberkan Penyebab Mahalnya Harga Gas RI
A A A
JAKARTA - Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) mengungkapkan biaya eksploitasi gas bumi di Indonesia cukup tinggi. Hal inilah yang menyebabkan tingginya harga gas bumi di hulu dan ujungnya memberatkan industri dalam negeri.

Anggota BPK Achsanul Qosasi mengatakan, biaya eksploitasi minyak dan gas bumi (migas) yang tinggi menyebabkan ongkos produksi pun menjadi mahal. Alhasil, harga gas di Indonesia tinggi sekali dan memberatkan industri.

"Kamu tahu yang membuat harga gas bumi mahal adalah biaya eksploitasi yang tinggi sekali di Indonesia dibanding negara lain. Biaya eksploitasi migas di Indonesia itu mencapai USD47 per barel padahal negara tetangga saja bisa tuh USD15 per barel," katanya saat dihubungi wartawan di Jakarta, Selasa (20/9/2016).

(Baca Juga: Kemenperin Godok Usulan Perluas Diskon Harga Gas ke Industri)

Selain biaya eksploitasi sambung dia, sumur-sumur yang sudah tua juga membuat bisnis tersebut menjadi tidak menarik. Belum lagi, banyak trader-trader yang mengambil untung tinggi dari bisnis gas bumi.

"Struktur biaya eksploitasi harus dibenahi. Sehingga hulu bisa murah karena 90% harga gas itu ditentukan dari hulu-nya. Belum lagi masalah trader yang berbisnis di sini jadinya rantai bisnis ini tidak efisien," imbuh dia.

Menurutnya, pemerintah harus turun tangan mengatasi masalah gas. Harus ada insentif bagi para investor untuk tertarik di bisnis eksploitasi gas. "SKK Migas harus berikan jaminan untuk bagaimana pebisnis tertarik di eksploitasi gas," tuturnya.

Seperti diketahui, industri dalam negeri mengeluhkan tingginya harga gas bumi yang mereka beli. Apalagi bila dibandingkan dengan harga gas di negara tetangga harganya jauh lebih mahal di Indonesia.

Menurut data Kementerian Perindustrian, harga gas bumi di Singapura hanya sekitar USD4,5 per juta British thermal unit (MMBTU), Malaysia USD4,47 per MMBTU, dan Filipina USD5,43 per MMBTU.

Sebenarnya, selain permainan calo gas, harga gas bumi di Indonesia memang sudah mahal dari asalnya alias dari hulu yang diproduksi Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS).

Berdasarkan data Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) harga jual gas bumi sejumlah kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) sudah cukup tinggi yakni berkisar USD5-8 per MMBTU. Gas tersebut disalurkan oleh perusahaan yang mengelola pipa transportasi sampai distribusi hingga sampai ke pelanggan termasuk industri.

Berikut daftar harga gas hulu dari KKKS sebelum sampai ke industri:
1. Conocophillips (Pekanbaru) USD7,04 per MMBTU
2. Conocophillips (Sumatera Selatan dan Jawa Barat) USD5,44 per MMBTU
3. Ellipse (Jawa Barat) USD6,75 per MMBTU
4. Lapindo (Jawa Timur) USD7,649 per MMBTU
5. Pertamina EP Benggala (Medan) USD8,49 per MMBTU
6. Pertamina EP Sunyaragi (Cirebon) USD7,5 per MMBTU
7. Pertamina EP Pangkalan Susu (Medan) USD8,48 per MMBTU
8. Pertamina Hulu Energi (PHE) WMO (Jawa Timur) USD7,99 per MMBTU
9. Santos (Jawa Timur) USD5,79 per MMBTU
10. Lapangan Jambi Merang (Batam) USD6,47 per MMBTU
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6164 seconds (0.1#10.140)