Tersandung Panama Papers, 22 Orang Kaya Inggris Diselidiki

Rabu, 09 November 2016 - 23:11 WIB
Tersandung Panama Papers, 22 Orang Kaya Inggris Diselidiki
Tersandung Panama Papers, 22 Orang Kaya Inggris Diselidiki
A A A
JAKARTA - Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak Inggris (HM Revenue and Customs/HMRC) dikabarkan tengah mengawasi 43 individu dengan kekayaan tertinggi terkait skandal Panama Papers. Lebih dari 30 individu dan perusahaan akan menghadapi tuntutan pidana atas dugaan penggelapan pajak setelah bocornya data pengelola investasi asal Panama yakni Mossack Fonseca yang dikenal dengan sebutan Panama Papers.

Seperti dilansir International Business Time, Rabu (9/11/2016) satgas pajak telah dibentuk oleh HMRC bekerja sama dengan badan kejahatan nasional untuk memeriksa 11,5 juta dokumen yang bocor dari perusahaan investasi Mossack Fonseca. Juru bicara HMRC mengatakan penyelidikan yang telah dilakukan mengarah kepada 22 individu yang dicurigai melakukan penghindaran pajak.

Total terdapat 43 orang dengan kekayaan tertinggi yang berada di bawah pengawasan, lantaran terkait dokumen Panama Papers. Kurang lebih sebanyak seratus media dari seluruh dunia yang dikoordinasi oleh konsorsium berbasis Internasional dan investigasi wartawan (ICIJ) mulai menerbitkan pekerjaan Panama untuk kemudian jadi skandal pajak terbesar dalam sejarah pada April lalu.

Dokumen yang bocor termasuk email, rincian perbankan dan catatan klien Mossack Fonseca selama lebih dari 40 tahun untuk membongkar detail pencucian uang dan penghindaran pajak yang dilakukan tokoh-tokoh elit dunia. Menteri Luar Negeri Inggris Philip Hammond mengatakan bahwa satgas pajak dibentuk untuk memerangi kejahatan keuangan.

"Inggris menyadari masalah ini sangat kompleks dan membutuhkan pemahaman mendalam sehingga dibuat struktur yang sedang dikembangkan. Hal ini untuk menghindari masalah penggelapan pajak dan kejahatan ekonomi," terang Philip.

Dia menambahkan bahwa informasi yang ditemukan dari dokumen Panama Papers yang bocor telah memberikan kontribusi terhadap penyelidikan saat ini. "Inggris mengambil tepat untuk menemukan dan mengambil apa yang telah melanggar. Kita mengidentifikasi yurisdiksi dimana pengawasan regulasi memerlukan perbaikan," paparnya.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0371 seconds (0.1#10.140)