Khawatir Kelebihan Pasokan, Harga Minyak Dunia Turun
A
A
A
NEW YORK - Harga minyak dunia turun lebih dari 1% karena pasar mulai pulih atas kemenangan Presiden AS terpilih Donald Trump dan terfokus pada kekhawatiran kelebihan pasokan, serta apakah OPEC akan memutuskan untuk memotong produksi pada akhir bulan ini.
Seperti dikutip dari Reuters, Jumat (11/11/2016), harga minyak brent turun 54 sen atau 1,1% ke level USD45,84 per barel. Sementara, harga minyak AS, West Texas Intermediate (WWTI) melemah 61 sen atau 1,4% lebih rendah ke level USD44,66 per barel.
Sebagian besar pasar menepis kerugian pasca-pemilu dan bangkit kembali pada Kamis, tapi minyak masih menghadapi kelebihan pasokan yang telah membuat harga di bawah tekanan untuk lebih dari dua tahun terakhir.
Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) bertemu di Wina pada 30 November untuk membicarakan pemotongan produksi. OPEC juga berusaha bekerja sama dengan anggota non OPEC, termasuk Rusia.
Administrasi Informasi Energi AS pada Rabu melaporkan terjadi kenaikan sebesar 2,4 juta barel dalam persediaan minyak mentah domestik ke 485 juta barel pekan lalu. "Ketika pasar fisik lemah, yang memengaruhi orang melakukan lindung nilai kargo mereka, dan yang menghasilkan penjualan," kata Scott Shelton, energi berjangka broker dengan ICAP di Durham, North Carolina.
Pasar berada di bawah tekanan bahkan stok di pengiriman hub AS untuk minyak mentah berjangka di Cushing, Oklahoma turun 663.916 barel selama sepekan sampai 8 November, menurut pelaku pasar, mengutip layanan monitoring energi Genscape.
Badan Energi Internasional (IEA) mengatakan, pasar global akan tetap surplus kecuali OPEC dapat mencapai kesepakatan pada pertemuan 30 November. "Jika pasokan surplus tetap pada 2017, harus ada beberapa risiko yakni harga jatuh kembali," kata IEA dalam laporan bulanannya.
Harga kemungkinan akan rebound, setidaknya untuk sementara, dalam beberapa hari mendatang dan mungkin di atas USD50 per barel karena para pedagang berharp terjadi kesepakatan OPEC, kata Fawad Razaqzada, analis di Forex.com.
"Meskipun ada begitu banyak keraguan tentang prospek pemotongan produksi atau membekukan kesepakatan antara OPEC dan Rusia, kesepakatan masih mungkin terjadi," katanya.
Seperti dikutip dari Reuters, Jumat (11/11/2016), harga minyak brent turun 54 sen atau 1,1% ke level USD45,84 per barel. Sementara, harga minyak AS, West Texas Intermediate (WWTI) melemah 61 sen atau 1,4% lebih rendah ke level USD44,66 per barel.
Sebagian besar pasar menepis kerugian pasca-pemilu dan bangkit kembali pada Kamis, tapi minyak masih menghadapi kelebihan pasokan yang telah membuat harga di bawah tekanan untuk lebih dari dua tahun terakhir.
Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) bertemu di Wina pada 30 November untuk membicarakan pemotongan produksi. OPEC juga berusaha bekerja sama dengan anggota non OPEC, termasuk Rusia.
Administrasi Informasi Energi AS pada Rabu melaporkan terjadi kenaikan sebesar 2,4 juta barel dalam persediaan minyak mentah domestik ke 485 juta barel pekan lalu. "Ketika pasar fisik lemah, yang memengaruhi orang melakukan lindung nilai kargo mereka, dan yang menghasilkan penjualan," kata Scott Shelton, energi berjangka broker dengan ICAP di Durham, North Carolina.
Pasar berada di bawah tekanan bahkan stok di pengiriman hub AS untuk minyak mentah berjangka di Cushing, Oklahoma turun 663.916 barel selama sepekan sampai 8 November, menurut pelaku pasar, mengutip layanan monitoring energi Genscape.
Badan Energi Internasional (IEA) mengatakan, pasar global akan tetap surplus kecuali OPEC dapat mencapai kesepakatan pada pertemuan 30 November. "Jika pasokan surplus tetap pada 2017, harus ada beberapa risiko yakni harga jatuh kembali," kata IEA dalam laporan bulanannya.
Harga kemungkinan akan rebound, setidaknya untuk sementara, dalam beberapa hari mendatang dan mungkin di atas USD50 per barel karena para pedagang berharp terjadi kesepakatan OPEC, kata Fawad Razaqzada, analis di Forex.com.
"Meskipun ada begitu banyak keraguan tentang prospek pemotongan produksi atau membekukan kesepakatan antara OPEC dan Rusia, kesepakatan masih mungkin terjadi," katanya.
(izz)