Angkasa Pura I Latih Warga Kulon Progo jadi Pengusaha
A
A
A
KULON PROGO - PT Angkasa Pura I bekerja sama dengan PT Permodalan Nasional Madani (PNM) memotivasi warga terdampak pembangunan New Yogyakarta International Airport (NYIA) untuk menjadi pengusaha. Selama dua hari, mereka menggelar pelatihan keterampilan di Aula Balai Desa Palihan, Kecamatan Temon, Kulon Progo, Yogyakarta.
"Selama dua hari ini, warga terdampak kami berikan motivasi kewirausahaan. Ada sekitar 41 yang tertarik untuk ikut," jelas Agus Pandu Purnama, general manager PT Angkasa Pura I Bandara Adisutjipto Yogyakarta, Senin (14/11/2016).
Kegiatan ini merupakan salah satu kegiatan corporate social responsibility yang digagas Angkasa Pura I. Mereka menyasar warga di lima desa yang terdampak bandara, dari Glagah, Palihan, Sindutan, Kebonrejo dan Jangkaran. Mereka diberikan motivasi dan pelatihan keterampilan berwirausaha dalam menghadapi bandara baru. Dimana banyak sekali peluang usaha yang bisa diraih warga, mengikuti pertumbuhan industri dan ekonomi.
Ada beberapa bentuk pelatihan yang disiapkan, mulai dari kuliner, laundry hingga usaha kreatif lainnya. Mereka juga menggandeng instruktur dan pelaku usaha yang sukses berbisnis dari luar daerah, untuk berbagi tips dan pengalaman dalam sukses berusaha.
"Kami tidak batasi peserta dan usia. Mereka yang mau silakan datang. Mereka harus bisa menjadi pengusaha agar tidak menjadi penonton," terangnya.
Peserta pelatihan juga dikenalkan terhadap peluang pengembangan usaha ke depan. Mereka harus mampu mengelola keuangan paska menerima pembayaran ganti untung pengadaan lahan dengan bijak.
"Warga harus memiliki daya saing yang kuat, baik dalam segi pengelolaan manajemennya, usahanya, produknya hingga pemasarannya," ujarnya.
Kepala Cabang PNM Yogyakarta Puji Riyanto mengatakan PNM dan PT Angkasa Pura mengatakan secara permodalan, beberapa warga sudah siap, dimana permodalan tersebut berasal dari kompensasi pembelian lahan untuk Bandara NYIA. Dan mereka juga siap memberikan pinjaman modal dan pendampingan usaha. "Peluang usaha sangat terbuka dan pasti akan menjadi mitra perusahaan yang besar," ujarnya.
Salah seorang peserta, Sulastri mengaku tertarik untuk mengembangkan bisnis kuliner dan pusat oleh-oleh. Saat ini dia telah merintis usaha pembuatan telur asin dan aneka oleh-oleh. "Semoga nanti bisa berkembang ke arah kuliner dan pusat oleh-oleh," citanya.
Sulastri mengaku merintis usahanya dengan warga dalam kelompok usaha bersama. Mereka berharap terus diberdayakan agar usahanya semakin maju. Mereka butuh jalur pemasaran produksi agar lebih dikenal pasar.
"Selama dua hari ini, warga terdampak kami berikan motivasi kewirausahaan. Ada sekitar 41 yang tertarik untuk ikut," jelas Agus Pandu Purnama, general manager PT Angkasa Pura I Bandara Adisutjipto Yogyakarta, Senin (14/11/2016).
Kegiatan ini merupakan salah satu kegiatan corporate social responsibility yang digagas Angkasa Pura I. Mereka menyasar warga di lima desa yang terdampak bandara, dari Glagah, Palihan, Sindutan, Kebonrejo dan Jangkaran. Mereka diberikan motivasi dan pelatihan keterampilan berwirausaha dalam menghadapi bandara baru. Dimana banyak sekali peluang usaha yang bisa diraih warga, mengikuti pertumbuhan industri dan ekonomi.
Ada beberapa bentuk pelatihan yang disiapkan, mulai dari kuliner, laundry hingga usaha kreatif lainnya. Mereka juga menggandeng instruktur dan pelaku usaha yang sukses berbisnis dari luar daerah, untuk berbagi tips dan pengalaman dalam sukses berusaha.
"Kami tidak batasi peserta dan usia. Mereka yang mau silakan datang. Mereka harus bisa menjadi pengusaha agar tidak menjadi penonton," terangnya.
Peserta pelatihan juga dikenalkan terhadap peluang pengembangan usaha ke depan. Mereka harus mampu mengelola keuangan paska menerima pembayaran ganti untung pengadaan lahan dengan bijak.
"Warga harus memiliki daya saing yang kuat, baik dalam segi pengelolaan manajemennya, usahanya, produknya hingga pemasarannya," ujarnya.
Kepala Cabang PNM Yogyakarta Puji Riyanto mengatakan PNM dan PT Angkasa Pura mengatakan secara permodalan, beberapa warga sudah siap, dimana permodalan tersebut berasal dari kompensasi pembelian lahan untuk Bandara NYIA. Dan mereka juga siap memberikan pinjaman modal dan pendampingan usaha. "Peluang usaha sangat terbuka dan pasti akan menjadi mitra perusahaan yang besar," ujarnya.
Salah seorang peserta, Sulastri mengaku tertarik untuk mengembangkan bisnis kuliner dan pusat oleh-oleh. Saat ini dia telah merintis usaha pembuatan telur asin dan aneka oleh-oleh. "Semoga nanti bisa berkembang ke arah kuliner dan pusat oleh-oleh," citanya.
Sulastri mengaku merintis usahanya dengan warga dalam kelompok usaha bersama. Mereka berharap terus diberdayakan agar usahanya semakin maju. Mereka butuh jalur pemasaran produksi agar lebih dikenal pasar.
(ven)