Jokowi Klaim Cara Pandang Taiwan ke Indonesia Berubah

Kamis, 01 Desember 2016 - 17:27 WIB
Jokowi Klaim Cara Pandang Taiwan ke Indonesia Berubah
Jokowi Klaim Cara Pandang Taiwan ke Indonesia Berubah
A A A
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan, kepercayaan dunia internasional terhadap Indonesia sudah mulai meningkat. Bahkan, ‎kini cara pandang Taiwan terhadap minat investasi di Tanah Air ikut berubah.

Dia mengaku sangat merasakan perubahan tersebut saat menggelar pertemuan dengan delegasi bisnis Negeri Meteor Garden tersebut. Sebelumnya, pengusaha-pengusaha Taiwan hanya sekadar tertarik dan masih menimbang-nimbang untuk berinvestasi di Indonesia.

Mereka masih wait and see serta memastikan iklim investasi di Tanah Air benar-benar kondusif. Namun kini, Jokowi memandang bahwa Taiwan sudah niat untuk menanamkan investasinya di Indonesia

"‎Mereka yang saya rasakan terasa sekali mulai ada prubahan. Dulu waktu bertemu keliatan feeling bisnis saya mengatakan, oh ini baru minat. Tetapi kemarin waktu bertemu feeling saya mengatakan oh sudah niat invest di negara kita," katanya dalam Acara Rapimnas Kadin di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis (1/12/2016).

Selain itu, mantan Gubernur DKI Jakarta ini mengungkapkan bahwa arah pembicaraan delegasi Taiwan sudah mulai spesifik. Jika dulu belum bicara angka dan nilai investasi, namun kini mereka telah menyatakan nilai investasi yang akan mereka tanamkan.

"Kemudian sudah bicara lokasi. Artinya, sudah betul-betul kelihatan. Kemudian time frame juga sudah mulai bicara. Kepercayaan dan trust seperti ini harus terus diinjeksi agar nanti jadi realisasi," imbuhnya.

Menurutnya, kondisi perekonomian Indonesia di mata dunia sudah sangat positif. Meskipun jika dibanding India dan China pertumbuhan ekonominya masih kalah, namun kualitas pertumbuhan ekonomi Indonesia jauh lebih konkret dan hal tersebut membuat investor yakin.

"Karena meskipun tumbuh tipis sekali tetapi kalau kita lihat gini rasionya turun, angka kemiskinan turun, tingkat pengangguran turun. Artinya bukan hanya masalah pertumbuhan ekonomi yang tinggi, tapi kalau tiga hal tidak bisa tergarap baik percuma. Artinya, pertumbuhan ekonomi hanya dinikmati kelompok tertentu yang tidak menyebar ke masyarakat," pungkas Jokowi.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6757 seconds (0.1#10.140)