Referendum Italia Tidak Pengaruhi Ekonomi Global
A
A
A
JAKARTA - Mundurnya Perdana Menteri Italia Matteo Renzi atas hasil referendum di Italia, dinilai tidak mempengaruhi ekonomi global, termasuk Indonesia. Seperti diketahui, Matteo kalah dalam referendum atas rencananya merefomasi konstitusi ekonomi di Italia. Banyaknya masyarakat yang menolak referendum tersebut membuat Matteo mundur dari jabatannya.
Pengamat ekonomi Faisal Basri mengatakan, saat ini perekonomian negara tersebut memang tengah memprihatinkan. Hal ini akan diperparah dengan hasil referendum yang menolak terhadap referendum sang perdana menteri.
"Perdana menterinya kan kemarin mundur, berarti reformasi di Italia akan tersendat, status quo yang menang dan parlemennya tetap kuat. Sedangkan ekonomi Italia akan tambah parah. Sekarang pertumbuhannya minus, pasar sahamnya paling terburuk di dunia. Tapi ini enggak sampai berpengaruh besar terhadap ekonomi global," ujarnya di Jakarta, Senin (5/12/2016).
Pengaruh yang tidak besar ini karena kontribusi Italia terhadap perekonomian Uni Eropa dan global relatif kecil. Kontribusi mereka terhadap perdagangan juga kecil. "Kontribusi Italia relatif kecil. Besaran juga ekonomi Indonesia dari Italia, jadi Anda bisa lupakan," kata dia.
Sedangkan dari sisi keuangannya, kondisi Italia saat ini masih lebih baik dibandingkan Yunani saat mengalami krisis utang tahun lalu. Meski utang Italia juga besar, namun pemerintahnya dinilai mampu menjaga level aman sehingga tidak akan terjadi kebangkrutan.
"Utang Italia cukup besar tapi kan dia punya lapis-lapis. Tidak berpotensi dalam jangka pendek mengalami defisit yang besar seperti Yunani, kecuali Italia seperti Yunani akan pengaruh ke pasar keuangan. Tapi ini akan minor sekali," tandas dia.
Pengamat ekonomi Faisal Basri mengatakan, saat ini perekonomian negara tersebut memang tengah memprihatinkan. Hal ini akan diperparah dengan hasil referendum yang menolak terhadap referendum sang perdana menteri.
"Perdana menterinya kan kemarin mundur, berarti reformasi di Italia akan tersendat, status quo yang menang dan parlemennya tetap kuat. Sedangkan ekonomi Italia akan tambah parah. Sekarang pertumbuhannya minus, pasar sahamnya paling terburuk di dunia. Tapi ini enggak sampai berpengaruh besar terhadap ekonomi global," ujarnya di Jakarta, Senin (5/12/2016).
Pengaruh yang tidak besar ini karena kontribusi Italia terhadap perekonomian Uni Eropa dan global relatif kecil. Kontribusi mereka terhadap perdagangan juga kecil. "Kontribusi Italia relatif kecil. Besaran juga ekonomi Indonesia dari Italia, jadi Anda bisa lupakan," kata dia.
Sedangkan dari sisi keuangannya, kondisi Italia saat ini masih lebih baik dibandingkan Yunani saat mengalami krisis utang tahun lalu. Meski utang Italia juga besar, namun pemerintahnya dinilai mampu menjaga level aman sehingga tidak akan terjadi kebangkrutan.
"Utang Italia cukup besar tapi kan dia punya lapis-lapis. Tidak berpotensi dalam jangka pendek mengalami defisit yang besar seperti Yunani, kecuali Italia seperti Yunani akan pengaruh ke pasar keuangan. Tapi ini akan minor sekali," tandas dia.
(ven)