Total Utang Pertamina Turun Signifikan

Rabu, 14 Desember 2016 - 22:03 WIB
Total Utang Pertamina...
Total Utang Pertamina Turun Signifikan
A A A
JAKARTA - PT Pertamina (Persero) menyiapkan sejumlah strategi investasi dan pembiayaan di tengah turunnya harga migas dunia untuk menjaga ketahanan energi dalam negeri. Beberapa di antaranya, melakukan efisiensi, menurunkan beban pinjaman dan memperluas basis investor.

Hal itu disampaikan Direktur Keuangan Pertamina Arif Budiman dalam diskusi panel sesi terakhir Pertamina Energy Forum 2016 dengan tema "Current Trends: Investment and Financing in The Energy Industry" di Hotel Ritz Carlton Pacific Place, Rabu (14/12/2016).

"Fokus utama adalah efisiensi. Total pinjaman telah diturunkan hingga posisi USD11 miliar dari sebelumnya USD17 miliar, dengan cara payment mechanism dan pinjaman dengan bunga yang lebih rendah," katanya.

Di sektor hilir, lanjut dia, Pertamina juga akan melakukan investasi sebesar USD6 miliar hingga USD7 miliar per tahun yang didanai dari project financing, ECA (Export Credit Financing), reserve base lending untuk aset di luar negeri and equity light instrument yang sudah ditawarkan ke investor yang mau repatriasi.

"Terlepas dari sumber-sumber pembiayaan yang lebih tradisional seperti obligasi dan pinjaman korporasi, Pertamina sedang mencari untuk meningkatkan aset proyek melalui keuangan proyek untuk meminimalkan beban pada neraca," ujar Arif.

Sementara itu, Kepala Pusat Kebijakan Pendapatan Negara Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Goro Ekanto mengatakan, untuk mendukung peningkatan investasi di industri hulu migas, pemerintah akan memberikan insentif fiskal. Di antaranya keringanan pajak baik pajak penghasilan (PPh), pajak pertambahan nilai (PPn) maupun pajak bumi dan bangunan (PBB).

"Untuk tahap eksplorasi, kementerian juga akan memberikan sejumlah insentif," imbuhnya.

Head of Corporate and Investment Banking Citibank Indonesia, Gioshia Ralie, memaparkan pada semester I-2016 capaian investasi hulu migas hanya USD5,65 miliar, turun 27% dari periode sama tahun lalu yang mencapai USD7,74 miliar.

Energi baru terbarukan mencapai USD0,87 miliar, terdiri dari USD0,56 miliar di sektor panas bumi, USD0,018 miliar di sektor aneka EBT, dan USD0,289 di sektor bioenergi.

"Mencermati perkembangan beberapa indikator yang ada, prospek investasi sektor energi Indonesia belum akan kembali pada tren normal," kata Arif.
(izz)
Copyright ©2025 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6861 seconds (0.1#10.140)