Bisnis Trump di Indonesia Tidak Ciptakan Konflik Kepentingan
A
A
A
NEW YORK - Presiden Amerika Serikat terpilih, Donald John Trump yang akan dilantik pada 20 Januari 2017, telah berjanji tidak akan membuat perjanjian bisnis baru. Hal ini untuk menghindari konflik kepentingan. Melansir dari New York Times, Minggu (1/1/2017), Trump menyampaikan hal tersebut dalam akun Twitter-nya pada medio Desember 2016.
Trump disebutkan telah menutup yayasan keluarga dan membatalkan beberapa proposal proyek, seperti Trump Office Buenos Aires di Argentina dan Trump Riverwalk di India.
Lantas bagaimana kabar bisnis Donald Trump di Indonesia? Juru bicara The Trump Organization, Amanda Miller, mengatakan bahwa dua proyek di Indonesia tetap berjalan baik dan sesuai rencana. Seperti diketahui, Donald Trump menjalin kerja sama bisnis dengan Chairman & CEO MNC Group, Hary Tanoesoedibjo untuk proyek properti di Bali dan Lido, Jawa Barat.
Pembangunan di kawasan Lido seluas 3.000 hektare ditargetkan menjadi kawasan terintegrasi, yang terdiri atas golf resor, hotel, dan country club, yang rencananya juga akan dibangun taman bermain sekelas Disney Land. Tidak berbeda, resor di Bali direncanakan sangat mewah, yakni setara bintang enam.
Dalam wawancaranya dengan New York Times, Hary Tanoe, mengatakan perjanjiannya dengan Trump tidak akan menimbulkan kepentingan. “Keluarga dan anaknya memiliki kebebasan untuk menjalankan bisnis selama tidak terkait dengan posisi presiden," ujar Hary Tanoe.
Hary Tanoe menambahkan, ia memulai kemitraan dengan Donald Trump pada tahun 2015, ketika sedang mencari mitra hotel untuk resor. Tetapi tambah Hary Tanoe, negosiasi kesepakatan itu terjadi dengan anak-anak Trump sebelum bertemu dengan Donald Trump. “Ini anak-anak (Donald Trump) yang menjalankan perusahaan,” katanya.
Sehingga anggapan bahwa Donald Trump akan memanfaatkan posisinya sebagai presiden dengan kepentingan bisnisnya sangat tidak relevan. Apalagi Trump mengatakan dan telah terbukti telah melepas bisnisnya kepada anak-anak dan orang kepercayaannya. Jagoan Partai Republik itu akan fokus pada pemerintahan dan memperbaiki ekonomi Amerika Serikat.
Trump disebutkan telah menutup yayasan keluarga dan membatalkan beberapa proposal proyek, seperti Trump Office Buenos Aires di Argentina dan Trump Riverwalk di India.
Lantas bagaimana kabar bisnis Donald Trump di Indonesia? Juru bicara The Trump Organization, Amanda Miller, mengatakan bahwa dua proyek di Indonesia tetap berjalan baik dan sesuai rencana. Seperti diketahui, Donald Trump menjalin kerja sama bisnis dengan Chairman & CEO MNC Group, Hary Tanoesoedibjo untuk proyek properti di Bali dan Lido, Jawa Barat.
Pembangunan di kawasan Lido seluas 3.000 hektare ditargetkan menjadi kawasan terintegrasi, yang terdiri atas golf resor, hotel, dan country club, yang rencananya juga akan dibangun taman bermain sekelas Disney Land. Tidak berbeda, resor di Bali direncanakan sangat mewah, yakni setara bintang enam.
Dalam wawancaranya dengan New York Times, Hary Tanoe, mengatakan perjanjiannya dengan Trump tidak akan menimbulkan kepentingan. “Keluarga dan anaknya memiliki kebebasan untuk menjalankan bisnis selama tidak terkait dengan posisi presiden," ujar Hary Tanoe.
Hary Tanoe menambahkan, ia memulai kemitraan dengan Donald Trump pada tahun 2015, ketika sedang mencari mitra hotel untuk resor. Tetapi tambah Hary Tanoe, negosiasi kesepakatan itu terjadi dengan anak-anak Trump sebelum bertemu dengan Donald Trump. “Ini anak-anak (Donald Trump) yang menjalankan perusahaan,” katanya.
Sehingga anggapan bahwa Donald Trump akan memanfaatkan posisinya sebagai presiden dengan kepentingan bisnisnya sangat tidak relevan. Apalagi Trump mengatakan dan telah terbukti telah melepas bisnisnya kepada anak-anak dan orang kepercayaannya. Jagoan Partai Republik itu akan fokus pada pemerintahan dan memperbaiki ekonomi Amerika Serikat.
(ven)