Menkeu Ingin Sama-sama Untung dengan JP Morgan
A
A
A
JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengaku ingin sama-sama untung ketika bekerja sama dengan JP Morgan. Namun, keinginan itu pupus di tengah jalan usai pemerintah memutuskan untuk mengakhiri kontrak dengan bank asal Amerika Serikat (AS) tersebut.
(Baca: JP Morgan Dicoret dari Daftar Bank Persepsi Tax Amnesty)
Sri menjelaskan, pemerintah ingin mendapatkan harga yang baik ketika merilis Surat Berharga Negara (SBN). Di sisi lain, JP Morgan mendapat keuntungan dari penjualan SBN tersebut.
"Kerja sama ini terutama pada dealer utama fasilitasi saling menguntungkan agar saat mengeluarkan bond dapat tawaran paling baik dari sisi harga, yield dan maturity yang kita inginkan," ujarnya di DPR, Jakarta, Rabu (18/1/2017).
Atas harga yang baik disebutkannya dapat meminimalisir risiko yang muncul dari penerbitan SBN. Kepercayaan investor yang diberikan JP Morgan juga jadi faktor krusial.
"Sehingga, kita bisa miliki profil risiko kecil, kerja sama ciptakan kepercayaan seluruh pembeli. Cermat, tak perlu tambahan biaya karena persepsi yang muncul," kata dia.
(Baca: Alasan Sri Mulyani Coret JP Morgan dari Bank Persepsi Tax Amnesty)
Mantan direktur pelaksana Bank Dunia ini menjelaskan, hubungan dengan JP Morgan murni hanya dalam mengatur penerbitan surat utang. Tak hanya JP Morgan, banyak lembaga keuangan lain yang menjalin kerja sama dengan pemerintah.
"Hubungan dengan JP Morgan, pemerintah tanda tangan dengan berbagai pihak, konteks kita manajemen utang pemerintah. Lakukan penerbitan bonds, dalam lakukan itu kita kerja sama dengan lembaga keuangan domestik dan internasional," ujar Sri.
(Baca: JP Morgan Dicoret dari Daftar Bank Persepsi Tax Amnesty)
Sri menjelaskan, pemerintah ingin mendapatkan harga yang baik ketika merilis Surat Berharga Negara (SBN). Di sisi lain, JP Morgan mendapat keuntungan dari penjualan SBN tersebut.
"Kerja sama ini terutama pada dealer utama fasilitasi saling menguntungkan agar saat mengeluarkan bond dapat tawaran paling baik dari sisi harga, yield dan maturity yang kita inginkan," ujarnya di DPR, Jakarta, Rabu (18/1/2017).
Atas harga yang baik disebutkannya dapat meminimalisir risiko yang muncul dari penerbitan SBN. Kepercayaan investor yang diberikan JP Morgan juga jadi faktor krusial.
"Sehingga, kita bisa miliki profil risiko kecil, kerja sama ciptakan kepercayaan seluruh pembeli. Cermat, tak perlu tambahan biaya karena persepsi yang muncul," kata dia.
(Baca: Alasan Sri Mulyani Coret JP Morgan dari Bank Persepsi Tax Amnesty)
Mantan direktur pelaksana Bank Dunia ini menjelaskan, hubungan dengan JP Morgan murni hanya dalam mengatur penerbitan surat utang. Tak hanya JP Morgan, banyak lembaga keuangan lain yang menjalin kerja sama dengan pemerintah.
"Hubungan dengan JP Morgan, pemerintah tanda tangan dengan berbagai pihak, konteks kita manajemen utang pemerintah. Lakukan penerbitan bonds, dalam lakukan itu kita kerja sama dengan lembaga keuangan domestik dan internasional," ujar Sri.
(izz)