Shortfall Pajak Tahun Ini Diperkirakan Membaik
Shortfall Pajak Tahun Ini Diperkirakan Membaik
A
A
A
JAKARTA - Ekonom PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) Andry Asmoro memperkirakan shortfall pajak akan membaik tahun ini. Meski target penerimaan perpajakan naik 15% menjadi Rp1.498,9 triliun, dia meyakini realisasinya lebih baik dari tahun lalu.
Dia mengatakan, pengelolaan fiskal pemerintah tahun ini secara umum sudah mengalami perbaikan. Shortfall pajak yang terus meningkat dalam dua tahun terakhir diperkirakan tidak terulang.
"Dari pengelolaan fiskal tahun 2017 pajak 1.498,9, kira-kira shortfall pajak membaik dari tahun lalu Rp255,6 triliun dan 2015 Rp239,3 triliun," ujar Andry dalam seminar Indonesia Economic Outlook 2017 yang diselenggarakan KORAN SINDO dan SINDOnews di Pullman Hotel, Jakarta, Selasa (31/1/2017).
Pengelolaan fiskal yang membaik ini, kata dia, berdampak baik ke likuiditas bank. Perbaikan ini disebutkannya telah dimulai sejak kuartal IV/2016.
"Jadi, secara umum pengelolaan fiskal lebih baik, likuiditas 2017 relatif lebih baik, contoh kuartal I tahun ini lebih baik. Dimulai dari kuartal IV tahun lalu," kata Andry.
Menurutnya, semua sentimen positif ini bisa tetap membuat pertumbuhan ekonomi Indonesia juga membaik. Dibanding negara lain, Indonesia hanya kalah dari India.
"Lima tahun terkahir Indonesia dibanding emerging market lain hanya kalah dari India, performa indeks dan obligasi lebih baik, buat investor asing rugi kalau mengarahkan penurunan rating. Kalaupun mereka menurunkan tapi tidak drastis, outlook baik 2017 lebih ke arah perbaikan, peluangnya cukup tinggi, jadi harusnya rate obligasi menarik," pungkasnya.
Dia mengatakan, pengelolaan fiskal pemerintah tahun ini secara umum sudah mengalami perbaikan. Shortfall pajak yang terus meningkat dalam dua tahun terakhir diperkirakan tidak terulang.
"Dari pengelolaan fiskal tahun 2017 pajak 1.498,9, kira-kira shortfall pajak membaik dari tahun lalu Rp255,6 triliun dan 2015 Rp239,3 triliun," ujar Andry dalam seminar Indonesia Economic Outlook 2017 yang diselenggarakan KORAN SINDO dan SINDOnews di Pullman Hotel, Jakarta, Selasa (31/1/2017).
Pengelolaan fiskal yang membaik ini, kata dia, berdampak baik ke likuiditas bank. Perbaikan ini disebutkannya telah dimulai sejak kuartal IV/2016.
"Jadi, secara umum pengelolaan fiskal lebih baik, likuiditas 2017 relatif lebih baik, contoh kuartal I tahun ini lebih baik. Dimulai dari kuartal IV tahun lalu," kata Andry.
Menurutnya, semua sentimen positif ini bisa tetap membuat pertumbuhan ekonomi Indonesia juga membaik. Dibanding negara lain, Indonesia hanya kalah dari India.
"Lima tahun terkahir Indonesia dibanding emerging market lain hanya kalah dari India, performa indeks dan obligasi lebih baik, buat investor asing rugi kalau mengarahkan penurunan rating. Kalaupun mereka menurunkan tapi tidak drastis, outlook baik 2017 lebih ke arah perbaikan, peluangnya cukup tinggi, jadi harusnya rate obligasi menarik," pungkasnya.
(izz)
Explore More