Perlambatan 1% di China, Gerus Ekonomi Indonesia 0,72%
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) mengungkapkan perekonomian China sangat berpengaruh terhadap perekonomian Indonesia. Setiap 1% perlambatan China akan menggerus produk domestik bruto (PDB) Indonesia sebesar 0,72% pada 2017.
"Apa yang terjadi di China menjadi perhatian besar bagi kami, karena apa yang terjadi di China lebih berpengaruh signifikan daripada yang terjadi di Amerika Serikat," ujar Menteri PPN/Bappenas Bambang PS Brodjonegoro di Gedung BKPM, Jakarta, Kamis (2/2/2017).
Pada kuartal IV-2016, pertumbuhan PDB China mencapai 6,8% atau sedikit lebih baik dibanding pertumbuhan kuartal sebelumnya 6,7%. Menurut Bambang, perbaikan pertumbuhan ekonomi China pada kuartal akhir tahun lalu tak lepas dari stimulus yang diberikan pemerintah Negeri Tirai Bambu.
"Tapi risiko masih tetap ada. Utang China sekarang naik dan nilai mata uang yuan sekarang turun dibandingkan dolar AS (USD). Selain itu, cadangan devisa mereka juga terus turun sehingga mendorong tren depresiasi yuan," beber Bambang.
Berdasarkan kajian Bappenas, setiap 1% pertumbuhan PDB China melambat pada 2017 secara spesifik akan menggerus laju konsumsi rumah tangga 0,68%, investasi 1,02%, ekspor 0,71%, dan impor 0,76%.
Sementara itu, setiap 1% PDB AS melambat akan menahan laju konsumsi rumah tangga 0,31%, investasi 0,89%, ekspor 0,38%, dan impor 0,61%. Secara keseluruhan, PDB Indonesia turun 0,41% setiap 1% perlambatan ekonomi AS.
"Apa yang terjadi di China menjadi perhatian besar bagi kami, karena apa yang terjadi di China lebih berpengaruh signifikan daripada yang terjadi di Amerika Serikat," ujar Menteri PPN/Bappenas Bambang PS Brodjonegoro di Gedung BKPM, Jakarta, Kamis (2/2/2017).
Pada kuartal IV-2016, pertumbuhan PDB China mencapai 6,8% atau sedikit lebih baik dibanding pertumbuhan kuartal sebelumnya 6,7%. Menurut Bambang, perbaikan pertumbuhan ekonomi China pada kuartal akhir tahun lalu tak lepas dari stimulus yang diberikan pemerintah Negeri Tirai Bambu.
"Tapi risiko masih tetap ada. Utang China sekarang naik dan nilai mata uang yuan sekarang turun dibandingkan dolar AS (USD). Selain itu, cadangan devisa mereka juga terus turun sehingga mendorong tren depresiasi yuan," beber Bambang.
Berdasarkan kajian Bappenas, setiap 1% pertumbuhan PDB China melambat pada 2017 secara spesifik akan menggerus laju konsumsi rumah tangga 0,68%, investasi 1,02%, ekspor 0,71%, dan impor 0,76%.
Sementara itu, setiap 1% PDB AS melambat akan menahan laju konsumsi rumah tangga 0,31%, investasi 0,89%, ekspor 0,38%, dan impor 0,61%. Secara keseluruhan, PDB Indonesia turun 0,41% setiap 1% perlambatan ekonomi AS.
(dmd)