Permintaan Tinggi, Pengrajin Batu Batu Banjir Order

Rabu, 08 Februari 2017 - 02:36 WIB
Permintaan Tinggi, Pengrajin Batu Batu Banjir Order
Permintaan Tinggi, Pengrajin Batu Batu Banjir Order
A A A
MUARADUA - Pengrajin batu bata di kawasan Desa Sukajaya dan Bumi Jaya, Kecamatan Buay Rawan, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan, Sumatera Selatan, selama sebulan terakhir mulai kebanjiran order. Permintaan batu batu ditingkat meningkat hingga100%.

Pantauan KORAN SINDO dilapangan, perajin bata dan genteng di Desa Bumi Jaya dan Sukajaya, rata-rata mampu menghabiskan batu bata 3.000 biji per harinya. Tinggi permintaan ini disebabkan oleh pembangunan proyek dan permintaan masyarakat yang tinggi.

Menurut Mulyadi, salah seorang perajin batu bata merah, sebulan terakhir, para pengrajin mampu menghabiskan batu bata hingga 8.000 biji per harinya dan 30.000 bata dalam sepekan.

"Untuk permintaan batu bata sekarang ini sedang tinggi, hasil produksi tiga hari baru selesai dibakar sekitar 30.000 biji. Paling lama 4-5 hari sudah habis diambil pembeli," kata Mulyadi, Selasa (7/2/2017).

Dia mengatakan, tingginya permintaan pembeli tersebut lantaran mulai berjalannya proyek-proyek pembangunan pemerintah dan masyarakat‎ ingin membangun rumah dua bulan belakangan ini cukup tinggi. Sehingga membuat permintaan meningkat 100% dibanding hari-hari biasa sebelumnya.

"Kalau proyek pemerintah sudah berjalan memang batu bata banyak permintaan. Sekarang ini juga diiringi dengan banyak permintaan masyarakat di seluruh wilayah Kecamatan," tambah Mulyadi.

Menurutnya, kendati permintaan pembeli mulai meningkat tetapi, sejauh ini harga jual batu bata merah sendiri masih cenderung normal dan tidak ada kenaikan, dimana dijual pengrajin Rp500-600‎ per bata.

‎Usman, pengrajin batu bata lainnya mengatakan, permintaan batu bata dan genting sendiri tinggi terjadi diantara bulan Februari hingga April. Kemudian, bulan Juni-Oktober, lantaran waktu itulah proyek pemerintah mulai berjalan. Disamping ada permintaan masyarakat.

"Paling banyak itu dari proyek pemerintah tetapi memang ‎pada waktu-waktu tertentu, kalau masyarakat biasanya untuk dipakai sendiri seperti pembangunan rumah dan pagar ataupun pembangunan lainya," jelas Usman.

Menurut Usman, semakin tinggi angka permintaan masyarakat dan perusahaan swasta ini, setidaknya mampu menutupi pendapatan pengrajin diwaktu angka penjualan batu bata dan genting menurun.

"Beginilah kondisinya. Kalau lagi sepi pembeli, pengrajin seperti kami ini terkadang kesulitan untuk menutupi biaya produksi dan juga untuk pembayaran gaji karyawan," jelasnya.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8472 seconds (0.1#10.140)